yang dilakukannya. Analisis usaha tani pada umumnya dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :
a. Keunggulan komparatif comparative advantage. b. Kenaikan hasil yang semakin menurun low of diminishing return.
c. Substitusi substitution effect. d. Biaya yang diluangkan opportunity cost.
e. Pengeluaran biaya usahatani farm expenditure. f. Pemilikan cabang usaha tanaman lain yang dapat diusahakan.
g. Baku-timbang tujuan. Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dengan semua
biaya. Penerimaan usaha tani dapat didefinisikan sebagai perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Biaya biasanya diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost Tjakrawiralaksana 1983. Analisis pendapatan usaha tani pada umumnya
digunakan untuk mengevaluasi kegiatan suatu usaha pertanian. Analisis pendapatan bertujuan untuk menggambarkan keadaaan sekarang dari suatu
kegiatan usaha dan dapat menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan tindakan Gittinger 1986.
Berdasarkan penelitian Alfiyah 2002, kontribusi pendapatan usaha budidaya ikan hias di Kecamatan Ciampea terhadap pendapatan keluarga adalah
sebesar 62,58. Penerimaan usaha diperoleh dari hasil penjualan ikan sebagai hasil produksi. Penerimaan usaha terkecil adalah Rp 100.000,00bulan dan
penerimaan usaha yang terbesar adalah Rp 2.305.000,00bulan.
2.2 Pendapatan Rumah Tangga
Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat dilihat dengan jelas melalui besarnya pendapatan yang diterima untuk rumah tangga yang
bersangkutan BPS 1998. Sajogyo 1977 menyatakan bahwa tingkat pendapatan yang tinggi akan memberi peluang yang lebih besar bagi rumah tangga untuk
memilih pangan yang lebih baik dalam jumlah maupun mutu gizinya. Rendahnya pendapatan akan menyebabkan orang tidak mampu membeli kebutuhan pangan
serta memilih pangan yang bermutu gizi kurang serta tidak beragam.
Ukuran pendapatan yang digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan keluarga adalah pendapatan yang diperoleh dari bekerja tiap anggota keluarga
berusia kerja yang ada pada tiap keluarga akan terdorong bekerja untuk kesejahteraan keluarganya. Beberapa studi menunjukkan bahwa anggota keluarga
seperti isteri dan anak-anak adalah sebagai penyumbang dalam berbagai kegiatan baik dalam pekerjaan maupun dalam mencari nafkah Mangkuprawira 1984.
Pendekatan pendapatan dari Bank Dunia untuk menentukan garis kemiskinan poverty line adalah sebesar 1 atau 2 AS per hari per kapita.
Badan Pusat Statistik menentukan pendapatan terkecilgaris kemiskinan sebesar Rp 100.000,00 per kapita per bulan tanpa memperhatikan perbedaan wilayah
desakota. Menurut Tjakrawiralaksana 1983 ada dua pendapatan yang diperoleh
petani, yaitu : 1. Pendapatan pengelola
Pendapatan ini dihitung dengan mengurangi nilai output total penerimaan dengan nilai input total biaya. Pendapatan pengelola terdiri dari unsur
imbalan jasa manajemen ”upah” dan unsur laba net profit. 2. Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga petani yang dimaksud adalah biaya yang diperhitungkan dari tenaga kerja petani dan anggota keluargannya. Keluarga petani adalah
petani beserta isteri dan anggota lainnya yang serumah. Menurut Badan Pusat Statistik 1998 pendapatan dan penerimaan rumah
tangga adalah seluruh pendapatan dan penerimaan yang diterima oleh seluruh anggota rumah tangga ekonomi yang terdiri atas :
a. Pendapatan dari upahgaji yang mencakup upahgaji yang diterima seluruh anggota rumah tangga ekonomi yang bekerja sebagai buruh dan merupakan
imbalan bagi pekerjaan yang dilakukan untuk suatu perusahaan majikaninstansi tersebut baik uang maupun barang dan jasa.
b. Pendapatan dari usaha seluruh anggota rumah tangga yang berupa pendapatan kotor yaitu selisih jual barang dan jasa yang diproduksi dengan biaya
produksinya.
c. Pendapatan lainnya yaitu pendapatan diluar gajiupah yang menyangkut usaha lain dari: 1 Perkiraan sewa rumah milik sendiri, 2 bunga, deviden, royalti,
paten, sewakontrak, lahan, rumah, gedung, bangunan dan peralatan. Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari lebih dari satu pendapatan.
Sumber pendapatan yang beragam tersebut dapat terjadi karena anggota rumah tangga yang bekerja melakukan lebih dari satu pekerjaan atau masing-masing
anggota rumah tangga mempunyai kegiatan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kumpulan pendapatan dari berbagai sumber pendapatan tersebut
merupakan total pendapatan rumah tangga BPS 2002. Pendapatan rumah tangga dalam penelitian ini berasal dari pendapatan usaha perikanan budidaya ikan dan
pendapatan dari usaha non perikanan. Menurut penelitian Meilani 2003, pendapatan rumah tangga
pembudidaya ikan di Desa Petir sebagian besar diperoleh dari usaha non perikanan. Hal ini disebabkan karena hasil penjualan produk perikanan yang
didapatkan hanya cukup untuk menutupi biaya operasional, sedangkan keuntungan tidak selalu ada.
2.3 Pengeluaran Rumah Tangga