menurut Direktorat Tata Guna Tanah, sebanyak 26 orang 89,6 tergolong tidak miskin
memiliki pendapatan per kapita per tahun lebih besar dari Rp 1.340.000,00 dan sebanyak 3 orang 10,3 tergolong kategori hampir
miskin memiliki pendapatan per kapita per tahun berkisar antara Rp 844.704,00
sampai Rp 1.340.000,00 Lampiran 7. Nilai pendapatan per kapita per tahun
yang terbesar adalah Rp 16.800.000,00 dan pendapatan per kapita per tahun yang terkecil adalah sebesar Rp 1.058.200,00. Rata-rata pendapatan per kapita per
tahun adalah Rp 4.828.644,00 Tabel 23.
Nilai pendapatan per kapita per tahun yang besar disebabkan karena penerimaan dari usaha perikanan yang besar dan sedikitnya jumlah anggota rumah
tangga. Responden yang memiliki pendapatan per kapita per tahun terbesar memiliki penerimaan sebesar Rp 6.000.000,00 per bulan dan memiliki dua orang
anggota rumah tangga. Pendapatan per kapita per tahun yang terkecil dimiliki oleh responden yang memiliki jumlah anggota rumah tangga sebanyak 5 orang
dan memiliki penerimaan sebesar Rp 200.000,00 per bulan.
5.7.2 Indikator Pengeluaran
Indikator pengeluaran untuk mengukur tingkat kesejahteraan dalam penelitian ini menggunakan konsep garis kemiskinan Sajogyo. Konsep ini
menyetarakan pengeluaran per kapita per tahun dengan konsumsi beras setempat. Rata-rata harga beras pada saat dilakukan penelitian adalah Rp 2.750,00 per kilo
gram. Tingkat kemiskinan dari Sajogyo dibedakan menjadi empat kategori, yaitu
tidak miskin pengeluaran per kapita per tahun lebih besar dari nilai tukar 320
kilo gram beras atau pengeluaran per kapita per tahun lebih besar dari
Rp 880.000,00, miskin pengeluaran per kapita per tahun setara dengan 240 kilo
gram sampai 320 kilo gram beras atau pengeluaran per kapita per tahun berkisar
antara Rp 660.000,00 sampai Rp 880.000,00, miskin sekali pengeluaran per
kapita per tahun setara dengan 180 kilo gram sampai 239 kilo gram beras atau pengeluaran per kapita per tahun berkisar antara Rp 495.000,00 sampai
Rp 657.250,00 dan paling miskin pengeluaran per kapita per tahun kurang dari
180 kilo gram beras atau pengeluaran per kapita per tahun kurang dari Rp 495.000,00.
Pengeluaran per kapita adalah besarnya pengeluaran rumah tangga untuk setiap anggota rumah tangga, sehingga jumlah anggota rumah tangga sangat
berpengaruh terhadap pengeluaran per kapita. Pembudidaya ikan di Desa Bojong
Jengkol sebanyak 28 orang 96,5 tergolong tidak miskin memiliki
pengeluaran per kapita per tahun lebih besar dari Rp 880.0000,00 dan sisanya
3,4 tergolong miskin memiliki pengeluaran per kapita per tahun berkisar
antara Rp 660.000,00 sampai Rp 880.000,00 Lampiran 8. Rata-rata pengeluaran per kapita per tahun keluarga pembudidaya ikan di Desa Bojong
Jengkol adalah sebesar Rp 2.510.497,00. Nilai pengeluaran per kapita terbesar adalah Rp 6.300.000,00 dan nilai pengeluaran per kapita terkecil adalah sebesar
Rp 840.000,00 Tabel 23. Jumlah pengeluaran untuk makanan atau untuk non makanan sangat
dipengaruhi oleh besarnya pendapatan yang dimiliki. Pembudidaya ikan yang memiliki nilai pengeluaran per kapita per tahun terbesar memiliki pendapatan
rumah tangga per bulan sebesar Rp 2.230.000,00. Pengeluaran per kapita per tahun yang terkecil dikeluarkan oleh pembudidaya yang memiliki pendapatan
rumah tangga Rp 715.000,00 per bulan. Nilai pengeluaran per kapita per tahun yang kecil juga dipengaruhi oleh tidak adanya anggota rumah tangga yang masih
sekolah sehingga tidak ada pengeluaran untuk pendidikan. Tabel 23. Pendapatan dan Pengeluaran per Kapita per Tahun Rumah Tangga
Pembudidaya Ikan di Desa Bojong Jengkol Tahun 2005
No PendapatanPengeluaran Tahun
Nilai Terbesar Rupiah
Nilai Terkecil Rupiah
Nilai Rata-rata Rupiah
1 Pendapatan per kapita 16.800.000
1.058.200 4.828.644
2 Pengeluaran per kapita 6.300.000
840.000 2.510.497
5.7.3 Indikator Keadaan Tempat Tinggal