c. Pendapatan lainnya yaitu pendapatan diluar gajiupah yang menyangkut usaha lain dari: 1 Perkiraan sewa rumah milik sendiri, 2 bunga, deviden, royalti,
paten, sewakontrak, lahan, rumah, gedung, bangunan dan peralatan. Pendapatan rumah tangga dapat berasal dari lebih dari satu pendapatan.
Sumber pendapatan yang beragam tersebut dapat terjadi karena anggota rumah tangga yang bekerja melakukan lebih dari satu pekerjaan atau masing-masing
anggota rumah tangga mempunyai kegiatan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kumpulan pendapatan dari berbagai sumber pendapatan tersebut
merupakan total pendapatan rumah tangga BPS 2002. Pendapatan rumah tangga dalam penelitian ini berasal dari pendapatan usaha perikanan budidaya ikan dan
pendapatan dari usaha non perikanan. Menurut penelitian Meilani 2003, pendapatan rumah tangga
pembudidaya ikan di Desa Petir sebagian besar diperoleh dari usaha non perikanan. Hal ini disebabkan karena hasil penjualan produk perikanan yang
didapatkan hanya cukup untuk menutupi biaya operasional, sedangkan keuntungan tidak selalu ada.
2.3 Pengeluaran Rumah Tangga
Menurut Badan Pusat Statistik 2001, pengeluaran rumah tangga merupakan indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan
penduduk. Semakin tinggi pendapatan maka porsi pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan. Pengeluaran
tersebut dapat dirincikan sebagi berikut : 1. Konsumsi makanan, terdiri dari kelompok padi-padian, umbi-umbian, ikan,
daging, telur dan susu, sayur-sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, bahan minuman, bumbu-bumbu, tembakau dan sirih.
2. Konsumsi untuk barang bukan makanan, terdiri dari perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, biaya pendidikan, biaya kesehatan,
barang tahan lama, keperluan pesta dan upacara. Tingkat kesejahteraan rumah tangga dapat diukur melalui besarnya
konsumsipengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga yang bersangkutan. Semakin besar konsumsipengeluaran rumah tangga, terutama porsi untuk bukan
makanan, maka tingkat kesejahteraan rumah tangga yang bersangkutan semakin baik BPS 2001.
Badan Pusat Statistik 1997 mengemukakan bahwa tingkat kehidupan masyarakat dapat dilihat dari pola pengeluaran rumah tangga khususnya untuk
negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Pengeluaran untuk makanan masih merupakan bagian terbesar dari pengeluaran tersebut lebih besar 50 dari
jumlah seluruh pengeluaran di daerah yang maju ekonominya. Pengeluaran untuk barang dan jasa di luar makanan merupakan bagian terbesar dari pengeluaran
rumah tangga. Pengeluaran tersebut mencakup pengeluaran untuk perawatan, kesehatan, peningkatan pendidikan, rekreasi, olah raga dan sebagainya.
Pengeluaran dengan contoh yang cukup besar bagi keluarga yang memiliki anak usia sekolah adalah uang jajan.
Sumber pengeluaran rumah tangga dalam penelitian ini berasal dari pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk non makanan. Pengeluaran
per kapita per bulan adalah hasil bagi antara total pengeluaran rumah tangga selama sebulan dengan jumlah anggota rumah tangga. Berdasarkan penelitian
Alfiyah 2002, pengeluaran per kapita per bulan yang terkecil sebesar Rp 63.000,00 dan pengeluaran per kapita per bulan yang terbesar Rp 130.583,33.
Rata-rata besarnya pengeluaran per kapita per bulan keluarga petani ikan hias adalah sebesar Rp 91.742,41.
2.4 Kemiskinan