Tingkat Kesejahteraan Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Hubungan Karakteristik Pembudidaya Ikan dengan Tingkat

kesejahteraan tinggi sebanyak 27 orang 93 dan sebanyak 2 orang 7 tergolong tingkat kesejahteraan sedang Tabel 24. Tingkat kesejahteraan tertinggi terdapat pada rumah tangga pembudidaya ikan yang memperoleh skor 35, sebanyak satu orang dengan pendapatan per kapita per tahun sebesar Rp 2.100.000,00 dan memiliki pengeluaran per kapita per tahun sebesar Rp 3.321.000,00. Tingkat kesejahteraan terendah terdapat pada rumah tangga pembudidaya ikan yang memiliki skor 24, yaitu sebanyak satu orang dengan pendapatan per kapita per tahun sebesar Rp 1.179.667,00 dan pengeluaran per kapita per tahun sebesar Rp 840.000,00 Kesimpulan yang dapat diambil bahwa berdasarkan indikator kesejahteraan dari BPS 2003, seluruh rumah tangga pembudidaya ikan tidak termasuk ke dalam penduduk prasejahtera yang ada di Desa Bojong Jengkol. Bangunan fisik rumah pembudidaya ikan dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan mereka. Rumah tangga pembudidaya ikan dibandingkan dengan rumah tangga lainnya di Desa Bojong Jengkol, memiliki kondisi rumah yang tergolong baik, terlihat dari tingginya skor nilai indikator keadaan tempat tinggal dan indikator fasilitas tempat tinggal. Perhitungan indikator tingkat kesejahteraan menurut BPS dapat dilihat pada Lampiran 9.

5.8 Tingkat Kesejahteraan Menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional Tahun 2002 Keluarga sejahtera adalah keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya basic needs secara minimal. Pengkategorian keluarga sejahtera menurut BKKBN Tahun 2002 dibagi menjadi empat, yaitu : keluarga sejahtera tahap satu KS I, keluarga sejahtera tahap dua KS II, keluarga sejahtera tahap tiga KS III dan keluarga sejahtera tahap tiga plus KS III plus. Seluruh rumah tangga 100 pembudidaya ikan menurut indikator dari BKKBN 2002, termasuk kategori keluarga sejahtera tahap dua KS II, yaitu keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya basic needs secara minimal seperti kebutuhan melaksanakan agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya. Kebutuhan sosial psikologis tersebut antara lain yaitu: kebutuhan pendidikan, Keluarga Berencana, interaksi dalam keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi. Keluarga sejahtera tahap dua belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya development needs seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pendapatan pembudidaya ikan biasanya habis digunakan untuk pengeluaran makanan, bila mempunyai keuntungan yang cukup besar biasanya digunakan untuk menambah jumlah kolam baru atau membeli peralatan baru. Pembudidaya ikan di Desa Bojong Jengkol masih belum menganggap penting kebutuhan akan informasi, informasi hanya mereka peroleh dari televisi atau dari radio.

5.9 Hubungan Karakteristik Pembudidaya Ikan dengan Tingkat

Kesejahteraan 5.9.1 Hubungan Umur dengan Tingkat Kesejahteraan Nilai uji korelasi kendal antara umur dengan tingkat kesejahteraan diperoleh angka sebesar - 0,18 atau umur berkorelasi negatif dengan tingkat kesejahteraan Tabel 25. Semakin tinggi umur maka tingkat kesejahteraan cenderung menurun, sebaliknya semakin rendah umur maka tingkat kesejahteraan semakin tinggi. Semakin tinggi umur maka produktivitasnya semakin berkurang. Pembudidaya ikan yang berumur muda memiliki produktivitas tinggi karena memiliki modal rasa ingin tahu dan mencoba yang besar. Sebagian besar pembudidaya ikan yang berumur tua, menjadikan usaha budidaya perikanan sebagai usaha sampingan dan sebaliknya pembudidaya ikan yang berumur muda, menjadikan usaha budidaya perikanan sebagai usaha utama. Uji signifikasi uji z diperoleh nilai probabilitasnya sebesar 0,084 0,0840,1 sehingga tolak Ho. Nilai tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan atau nyata antara umur dengan tingkat kesejahteraan. Rata-rata usaha budidaya yang dilakukan oleh pembudidaya ikan yang berumur muda adalah usaha pembenihan ikan patin. Pembudidaya ikan yang berumur muda mempunyai ilmu dan pengalaman berusaha yang mereka dapatkan ketika ada mahasiswa IPB Jurusan Budidaya Perairan, yang sedang melakukan magang di Desa Bojong Jengkol. Mahasiswa tersebut mengikutsertakan masyarakat setempat khususnya pemuda dalam kegiatan budidaya ikan.

5.9 .2 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Tingkat Kesejahteraan