Identifikasi lembaga keuangan dan jenis kreditpembiayaan yang

72 untuk menjalankan usaha perikanan pukat udang, pukat pantai, dan jaring insang lingkar JIL. Hal ini karena ketiga usaha perikanan tangkap mempunyai IRR di bawah 9,5 suku bunga bank berlaku. Bila melihat kondisi ini, maka pelaku usaha perikanan tangkap yang berniat untuk menjalankan salah satu dari ketiga usaha tersebut di Kabupaten Karawang, sebaliknya dibatalkan dan digantikan dengan usaha lain yang lebih menjanjikan, misalnya usaha perikanan sero atau usaha perikanan jaring insang hanyut, atau minimal menyimpan uang investasi tersebut di bank selama belum menemukan usaha perikanan tangkap yang dirasakan cocok dan menguntungkan Hasil analisis terhadap parameter ROI menunjukkan bahwa usaha perikanan sero, jaring insang tetap JIT, dan jaring insang hanyut JIH termasuk usaha perikanan tangkap dengan tingkat pengembalian investasi ROI bagus, yaitu masing-masing 5,5, 4,49, dan 3,99. Dari data ini, usaha perikanan sero mempunyai ROI paling tinggi disamping BC ratio dan IRRnya yang juga tertinggi dan nilai ROI ini menunjukkan bahwa usaha perikanan sero dapat mengembalikan sebesar 5,5 kali dari investasi yang ditanam. Usaha perikanan sero juga mempunyai perputaran usaha yang paling cepatsingkat yaitu hanya 0,18.

4.3 Optimalisasi Peran Lembaga Keuangan

4.3.1 Identifikasi lembaga keuangan dan jenis kreditpembiayaan yang

ditawarkan Untuk memperkuat kemitraan dengan lembaga keuangan, sekaligus mendukung pengembangan usaha perikanan tangkap yang termasuk kategori layak dikembangkan di pesisir utara Propinsi Jawa Barat, maka peran berbagai lembaga keuangan yang ada untuk membantu pendanaan usaha perikanan tangkap perlu diketahui. Berdasarkan hasil survai yang dilakukan, lembaga keuangan yang ada dan berkembang di pesisir utara Propinsi Jawa Barat berbeda-beda untuk setiap lokasi. Adapun lembaga keuangan atau perbankan yang banyak berinteraksi dengan kegiatan masyarakat pesisir di Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Karawang disajikan pada Tabel 20. 73 Tabel 20 Lembaga keuangan yang berinteraksi dominan dengan kegiatan masyarakat pesisir di pesisir utara Propinsi Jawa Barat No. KabupatenKota Lembaga KeuanganPerbankan 1. Kota Cirebon Bank Mandiri, Bank Jabar-Banten, Bank Danamon, dan Bank Rakyat Indonesia BRI 2. Kabupaten Indramayu Bank Jabar-Banten, KPL Mina Sumitra, Bank Danamon, dan Bank Rakyat Indonesia BRI 3. Kabupaten Subang Bank Central Asia BCA, KUD Mina Bahari Mandiri, Bank BNI, dan Bank Rakyat Indonesia BRI 4. Kabupaten Karawang KUD Mina Singaperbangsa, Bank Rakyat Indonesia BRI, Bank Perkreditan Rakyat BPR, dan Bank Jabar-Banten Sumber : Olahan data lapangan 2008 Selama ini, kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan atau perbankan kepada masyarakat pesisir termasuk usaha perikanan tangkap beraneka ragam tergantung kebutuhan dan skala usaha yang dilakukan masyarakat pesisir. Secara umum kredit tersebut dibagi dalam empat kategori, yaitu kredit usaha menengah dan besar K1 minimal Rp 75.000.000, kredit usaha mikro utama K2 berkisar Rp 20.000.000 – Rp 50.000.000, kredit usaha mikro K3 berkisar Rp 10.000.000 – Rp 20.000.000, dan kredit usaha mikro kecil K4 berkisar Rp 3.000.000 – Rp 5.000.000. Nama dan nilai kredit tersebut berbeda-beda untuk setiap jenis lembaga keuangan atau perbankan. Hal ini karena kredit-kredit tersebut merupakan produk yang sekaligus menjadi ciri khas dari setiap lembaga keuanganperbankan. Pada Bank Jabar-Banten, kredit yang umum disediakan ada tiga jenis, yaitu kredit peduli Jabar-Banten dengan nilai sekitar Rp 5.000.000, kredit mikro dengan nilai berkisar antara Rp 10.000.000 – Rp 20.000.000 umumnya disetujui secara penuh Rp 20.000.000, dan kredit mikro utama dengan nilai berkisar antara Rp 20.000.000 – Rp 50.000.000 umumnya disetujui setengah dari alokasi 74 maksimum, yaitu Rp 25.000.000. Bila mengacu kepada kategori yang ada, maka kredit yang diberikan oleh Bank Jabar-Banten tersebut mencakup kredit karegori K2, K3, dan K4. Kredit yang umum disediakan di Bank Mandiri untuk usaha pertanian, peternakan, dan perikanan ada dua jenis, yaitu kredit ketahanan pangan dengan nilai berkisar Rp 10.000.000 – Rp 40.000.000 umumnya disetujui sekitar Rp 15.000.000 dan kredit usaha mikro dengan nilai berkisar Rp 50.000.000 – Rp 100.000.000 umumnya disetujui setengah dari alokasi maksimum, yaitu Rp 50.000.000. Bila mengacu kepada kategori yang ada, maka kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri tersebut mencakup kredit kategori K2 dan K3. Disamping kredit, Bank Mandiri juga memberikan jasa pelatihan kepada pelaku usaha di bidang usaha pertanian, peternakan, dan perikanan, yang bisanya dianggarkan sekitar Rp 10.000.000 per pelatihan. Pelatihan ini diberikan sebagai bentuk kepedulian Bank Mandiri terhadap usaha kecil. Bank Danamon merupakan lembaga keuangan yang mengalami pertumbuhan cukup pesat karena kontribusi dari kredit yang diberikan. Dalam jangka satu tahun terakhir, kredit Danamon meningkat sekitar Rp 16,4 triliun, mencapai Rp 66,5 triliun pada tanggal 30 September 2008 Bank Danamon, 2008. Dalam kaitan dengan usaha perikanan tangkap, kredit yang dapat diperoleh sektor ini dan bersama dengan sektor pertanian dan peternakan terdiri dari kredit Mass Market yang diperoleh melalui Danamon Simpan Pinjam DSP, Consumer Mass Market CMM dan Adira, kredit Usaha Kecil dan Menengah UKM, dan kredit mikro. Kredit Mass Market termasuk besar, namun biasanya diberikan sekitar Rp 125.000.000. Nilai Kredit Usaha Kecil dan Menengah berkisar Rp 25.000.000 – Rp 50.000.000, namun biasanya disetujui sekitar Rp 30.000.000. Kredit mikro bisa mencapai Rp 5.000.000 – Rp 15.000.000, dan namun biasanya disetujui sekitar Rp 10.000.000. Dengan demikian, maka kredit yang diberikan dan disetujui Bank Danamon termasuk kategori K1, K2, dan K3. Bank Rakyat Indonesia BRI merupakan lembaga keuangan yang merata berinteraksi dengan masyarakat pesisir utara Propinsi Jawa Barat. Secara umum, Bank Rakyat Indonesia dengan kalangan nelayan belum begitu banyak, yang disebabkan oleh belum adanya koordinasi dan format kerjasama yang baik. 75 Adapun jenis-jenis kredit yang bisa dimanfaatkan oleh usaha perikanan tangkap dan lainnya di pesisir utara Propinsi Jawa Barat dari Bank Rakyat Indonesia ini adalah kredit bisnis umum, kredit agribisnis, kredit modal kerja KMK, dan kredit usaha pedesaan KUPEDES. Kredit Bisnis Umum merupakan menengah ke atas di BRI, namun biasanya disetujui sekitar Rp 100.000.000. Kredit agribisnis juga merupakan kelompok kredit menengah ke atas di BRI, namun lebih dikhususkan kepada usaha agribisnis bidang pertanian, peternakan, dan perikanan, dan nilai yang biasanya disetujui sekitar Rp 20.000.000, karena keterbatasan persyaratan adminsitrasi yang miliki oleh usaha pertanian, peternakan, dan perikanan. Kredit Modal Kerja KMK termasuk kredit kecil dan retail di BRI. Kredit ini biasanya diberikan untuk membantu tambahan modal usaha dari pelaku usaha kecil, dan nilai kredit yang disetujui biasanya sekitar Rp 10.000.000. Kredit Usaha Pedesaan KUPEDES merupakan kredit yang banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha mikro di pedesaan baik untuk pertanian, peternakan, dan perikanan maupun untuk industri dan perdagangan mikro seperti industri tempe, kerupuk, dan pedagang kaki lima. Nilaiplafond kredit ini sebenarnya mencapai Rp 100.000.000, namun yang biasanya disetujui sangat kecil yaitu sekitar Rp 30.000.000. Bila mengacu kepada kategori yang ada, maka kredit-kredit yang diberikan dan disetujui oleh Bank Rakyat Indonesia tersebut termasuk K2 dan K3. Koperasi Perikanan Laut KPL Mina Sumitra merupakan lembaga keuangan sangat penting di Kabupaten Indramayu. Hal ini karena koperasi tersebut merupakan penyedia utama modal investasi, modal kerja dan berbagai keperluan melaut yang dibutuhkan nelayan. KPL Mina Sumitra ini beranggota nelayan dan pelaku usaha perikanan lainnya di Kabupaten Indmayu, khususnya yang berbasis di TPI Karangsong. Kredit yang diberikan oleh KPL Mina Sumitra terbagi menjadi tiga jenis, yaitu kredit investasi, kredit pembiayaan usaha, dan kredit mikro. Kredit investasi biasanya diberikan kepada kelompok nelayanjuragan untuk mengadakanmemperbaiki sarana penangkapan yang dimiliki, antara Rp 75.000.000 – Rp 200.000.000, namun bisanya yang disetujui Rp 100.000.000. 76 Kredit pembiayaan usaha yang nilainya mencapai Rp 100.000.000, namun yang biasanya disetujui hanya sekitar Rp 25.000.000, sedangkan kredit mikro biasanya dimanfaatkan oleh nelayan buruh atau nelayan pemilik usaha perikanan kecil seperti nelayan bubu dan pengumpul kerang untuk membeli peralatan tangkap atau pembiayaan perbekalan. Disamping itu, juga bisa dimanfaatkan untuk membantu kehidupan keluarga nelayan sebelum hasil tangkap didapatkan. Kredit tersebut bisa dalam bentuk peralatan, bahan-bahan perbekalan atau uang tunai tergantung keinginan nelayan yang meminta kredit. Nilai kredit mikro ini biasanya disetujui sekitar Rp 10.000.000. Bila mengacu kepada kategori yang ada, maka kredit yang diberikan oleh KPL Mina Sumitra termasuk K1, K2, dan K3. Disamping kredit, KPL Mina Sumitra juga memberikan jasa pelatihan dan pembinaan kepada para nelayan. Pelatihan dan pembinaan yang diberikan biasanya menyangkut tentang pembiayaan usaha, keamanan melaut bekerjasama dengan Syahbandar, Dinas KP, dan lainnya, dan lainnya. Pelatihan tersebut biasanya dianggarkan sekitar Rp 5.000.000 per pelatihan. Dengan demikian, maka kredit yang diberikan dan disetujui KPL Mina Sumitra termasuk kategori K1, K2, dan K3. Bank Central Asia BCA mempunyai interaksi yang cukup baik dengan masyarakat pesisir di Kabupaten Subang. Kredit BCA dengan sasaran usaha bidang pertanian, peternakan, dan perikanan relatif tidak banyak dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Namun BCA mempunyai program pembinaan dengan sasaran kepada pelaku usaha kecil dan menengah di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Pembinaan tersebut bisanya berupa pelatihan atau workshop yang sasarannya kepada masyarakat dan pelaku usaha yang menjalin kerjasama dengan BCA. Dengan lingkup peserta seperti itu, lembaga keuangan ini menganggarkan sekitar Rp 5.000.000 untuk pelatihan sehari atau workshop setengah hari pada lokasi yang berdekatan dengan peserta sasaran. Sedangkan jenis kredit dari BCA yang sudah dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir nelayan dan lainnya adalah Kredit Berjangka dengan nilai sekitar Rp 50.000.000 – Rp 100.000.000. Kredit ini biasanya dipakai untuk pengadaan sarana penangkapan atau perbekalan di musim paceklik. 77 KUD Mina Bahari Mandiri merupakan lembaga keuangan yang didirikan oleh kalangan nelayan dengan maksud untuk membantu kesulitan keuangan yang dialami oleh nelayan di Kabupaten Subang. KUD Mina Bahari Mandiri telah dikelola secara baik dan selama ini cukup banyak diandalkan dalam membantu pembiayaan usaha perikanan tangkap yang dilakukan nelayan. Pembiayaan nelayan yang dibantu oleh KUD Mina Bahari Mandiri cukup beragam dari yang besar sampai yang kecil. Nilai paling besar pembiayaan khusus bisa mencapai Rp 150.000.000, namun yang paling sering diberikan untuk skala besar ini biasanya sekitar Rp 125.000.000. Sedangkan jenis kreditpembiayaan umum yang biasa diberikan oleh KUD Mina Bahari untuk bantuan operasionalpembiayaan usaha ada tiga kelas, yaitu kelas menengah besar sekitar Rp 50.000.000, kelas menengah kecil Rp 15.000.000, dan kelas kecil sekitar Rp 5.000.000. Variasi pembiayaankredit yang diberikan KUD Mina Bahari Mandiri ini termasuk beragam, meskipun relatif belum banyak nelayan yang memanfaatkannya. Terkait dengan ini, maka bantuan pembiayaan oleh KUD Mina Bahari Mandiri termasuk kategori K1, K2, K3, dan K4. KUD Mina Singaperbangsa merupakan lembaga keuangan yang didirikan masyarakat untuk membantu kegiatan nelayan dan masyarakat pesisir di Kabupaten Karawang. Jenis bantuan yang diberikan oleh Koperasi Mina Singaperbangsa ini juga variatif seperti KUD Mina Bahari di Kabupaten Subang, namun dengan nilai yang lebih kecil. Adapun nilai-nilai kreditpembiayaan yang biasa diberikan oleh Koperasi Mina Singaperbangsa ini adalah kelompok utama sekitar Rp 50.000.000, menengah kecil Rp 10.000.000, dan mikro sekitar Rp 3.000.000. Nilai-nilai tersebut merupakan nilai yang umum disetujui oleh koperasi meskipun standar nilai kredit tidak pernah ditetapkan, dan sekarang ini banyak dimanfaat nelayan karena lokasi usaha perikanan tangkap yang terpencil dan jauh dari kota. Bila melihat kategori yang ada, maka bantuan pembiayaan oleh Koperasi Mina Singaperbangsa termasuk kategori K2, K3, dan K4. Disamping kredit, Koperasi Mina Singaperbangsa juga memberikan bantuan pembinaan kepada nelayan sekitar dan biasanya menghabiskan anggaran sekitar Rp 3.000.000 per kegiatan. 78 Bank Perkreditan Rakyat BPR merupakan lembaga keuangan alternatif bagi usaha kecil menengah yang ada di masyarakat Kabupaten Karawang termasuk usaha perikanan tangkap yang jauh dari keramaian. Kredit yang diberikan oleh Bank Perkreditan Rakyat BPR memang tidak ada yang besar, persyaratannya relatif dapat dijangkau nelayan. Kredit yang diberikan untuk kalangan masyarakat biasa termasuk nelayan di lokasi terpencil dapat berupa kredit usaha kecil menengah biasanya disetujui sekitar Rp 10.000.000 dan kredit mikro kecil biasanya disetujui sekitar sekitar Rp 3.000.000. Bila melihat kategori yang ada, maka kredit tersebut termasuk kategori K3 dan K4.

4.3.2 Hasil optimalisasi peran lembaga keuangan