81 Singaperbangsa, Bank Perkreditan Rakyat, dan Bank Rakyat Indonesia BRI.
Untuk kepentingan analisis, maka paket kredit Bank Jabar-Banten, paket kredit KUD Mina Singaperbangsa, paket kredit Bank Rakyat Indonesia BRI, dan paket
kredit Bank Perkreditan Rakyat masing-masing disimbolkan dengan X1, X2, X3, dan X4. Usaha perikanan tangkap yang perlu mendukung dukungan pembiayaan
adalah bubu, jaring insang hanyut JIH, sero, dan jaring insang lingkar JIL. Berdasarkan hasil analisis LGP pada Lampiran 22, lembaga keuangan
yang dapat dioptimalkan peran atau alokasi kreditpembiayaanjasanya di Kabupaten Karawang adalah KUD Mina Singaperbangsa dan Bank Rakyat
Indonesia BRI. Adapun alokasi optimal peran dari ketiga lembaga keuangan adalah :
1 Kredit Kelompok Utama, Kredit Mikro, dan Pembinaan Usaha dari KUD Mina Singaperbangsa dapat dioptimalkan masing-masing menjadi Rp
11.725.000.000, Rp 703.500.000, dan Rp 703.500.000 per tahun. 2 Kredit Bisnis Umum, Kredit Agribisnis dan Kredit Usaha Pedesaan
KUPEDES dari Bank Rakyat Indonesia dapat dioptimalkan masing-masing menjadi Rp 4.030.000.000, Rp 806.000.000, dan Rp 120.900.000 per tahun.
4.4 Sistem Pengembangan Kemitraan Perikanan Tangkap
Sistem pengembangan kemitraan ini mengakomodir kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh setiap stakeholders terkait, interaksi
stakeholders dalam pemenuhan kebutuhannya terutama yang bersifat urgen, dan
apa saja kebutuhankepentingan yang tidak dapat dipenuhi atau berjalan dengan baik. Hasil identifikasi lapang menunjukkan ada enam stakeholders utama yang
terkait dengan pengembangan kemitraan usaha perikanan tangkap dengan lembaga keuangan, yaitu nelayan, pedagangpengolah ikan, perbankan, koperasi,
Pemerintah Daerah PEMDA, dan konsumenmasyarakat umum. Adapun kepentingankebutuhan yang diharapkan oleh stakeholders tersebut dengan
adanya pengembangan kemitraan usaha perikanan tangkap dengan lembaga keuangan adalah :
82 1 Kepentingankebutuhan nelayan
- Persyaratan kredit yang mudah - Pembiayaan usaha penangkapan tersedia
- Usaha penangkapan menguntungkan 2 Kepentingankebutuhan pedagangpengolah ikan
- Persyaratan kredit yang mudah - Pembiayaan usaha dagangpengolahan tersedia
- Usaha dagangpengolahan menguntungkan 3
Kepentingankebutuhan perbankan - Adanya keterjaminan kredit yang dikucurkan
- Perlunya mitra usaha yang kompeten - Angsuran kredit lancar
4 Kepentingankebutuhan koperasi
- Adanya keterjaminan kreditpinjaman yang dikucurkan - Angsuran kreditpinjaman lancar
- Dukungan masyarakat 5
Kepentingankebutuhan Pemerintah Daerah - Kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan
- Sumbangan bagi PAD - Pengurangan konflik sosial dan kemiskinan
6 Kepentingankebutuhan konsumen
- Protein hewani asal ikan dapat dengan mudah diperoleh - Kualitas produk perikanan yang baik
- Harga produk perikanan yang terjangkau Untuk mengetahui lebih jauh interaksi diantara stakeholders terkait
pemenuhan kebutuhannya terutama yang bersifat lebih urgen, maka dilakukan analisis menggunakan diagram lingkar sebab-akibat causal loop seperti
ditunjukkan pada Gambar 11. Berdasarkan Gambar 11, hubunganinteraksi antar stakeholders
, dan antara stakeholders dengan kebutuhannya secara keseluruhan bersifat positif. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengembangan kemitraan
perikanan tangkap, pemenuhan kebutuhankepentingan diantara stakeholders
83 berjalan beriringan dengan interaksinya dan tidak kebutuhan suatu stakeholders
yang dipenuhi kemudian menyebabkan kepentingan stakeholders lainnya terbengkalai.
Nelayan
Pengolah Pedagang
Perijinan dan Jaminan
Finansial Usaha
Persyaratan Kredit
Usaha Perikanan
Tangkap Perbankan
Produk Perikanan
Sarana Prasarana
Potensi SDI
Konsumen Masyarakat
Koperasi Pemerintah
Investor PAD
+ +
+ +
+ +
+ +
+
+ +
+
+ +
+ +
+ +
+
+ +
+ +
+ +
+
Gambar 11 Diagram lingkar sebab-akibat pengembangan kemitraan perikanan tangkap
Hal ini terlihat dari pemenuhan persyaratan kredit yang diminta lembaga keuangan perbankan dan koperasi dengan didukung penjaminan oleh pemerintah
dapat membantu nelayan dan pengolahpedagang ikan untuk menjalankan usaha perikanan tangkap yang digelutinya. Bila usaha perikanan tangkap berjalan
lancar, maka akan tersedia secara kontinyu produk perikanan dengan kualitas baik bagi konsumenmasyarakat. Hal ini akan meningkatkan kepuasan dan daya beli
konsumenmasyarakat yang justru mendukung usaha perikanan tangkap secara finansial dan sumbangannya terhadap PAD juga dapat meningkatkan. Kondisi
finansial usaha perikanan tangkap yang baik akan memudahkan nelayan dan
84 pengolahpedagang untuk memenuhi persyaratan kredit bila di kemudian hari
mengajukan permohonan kredit kembali kepada perbankan atau koperasi. Meskipun pemenuhan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi
stakeholders tersebut berjalan beriringan, namun dalam operasional kemitraan
tidak selama akan berjalan harmonis. Gambar 12 memperlihatkan ilustrasi hubungan dalam bentuk diagram input-output antara stakeholders yang
berinetraksi langsung yaitu lembaga keuangan perbankan dan koperasi dengan usaha perikanan tangkap nelayan dan pengolahpedagang dalam pengembangan
kemitraan di pesisir utara Propinsi Jawa Barat.
Gambar 12 Diagram input-output sistem pengembangan kemitraan perikanan tangkap
Input Terkontrol
• Jaminan usaha dan persyaratan kredit
• Jenis dan skala usaha perikanan tangkap
• Alokasi dana kredit pembiayaan
• Kelayakan finansial calon mitra
Input Tidak Terkontrol
• Potensi sumberdaya ikan • Pengaruh budaya luar
• Dukungan masyarakat di luar anggota kemitraan
Output Dikehendaki
• Harga jual baik • Usaha perikanan tangkap
menguntungkan • Angsuran kredit lancar
• Sumbangan bagi PAD Sistem Pengembangan
Kemitraan
Output Tidak Dikehendaki
• Konflik dalam bermitra • Kesenjangan sosial di
kalangan nelayan pengolahpedagang ikan
• Tata nilai lokal ada yang ditinggalkan
UU No. 31 Tahun 2004 Aturan Kredit Perbankan
Kontrol manajemen
85 Berdasarkan Gambar 12, terlihat bahwa kebutuhankepentingan
stakehoders ada yang menjadi input dan ada yang menjadi output dari sistem kemitraan yang dilakukan. Diantara input tersebut, potensi sumberdaya ikan yang
menjadi kebutuhan nelayan dan pengolahpedagang ikan menjadi input yang tidak terkontrol, dukungan masyarakat secara luas termasuk belum menjadi anggota
yang dibutuhkan koperasi juga menjadi input tidak terkontrol. Terkait dengan ini, maka pemenuhan kebutuhan stakeholders dapat saja tidak berjalan mulus.
Sedangkan untuk kebutuhan stakeholders yang menjadi output dari sistem kemitraan bila benar-benar dikembangkan, ada juga yang menjadi output tidak
dikehendaki. Hal ini misalnya sistem kemitraan tersebut dapat saja menimbulkan konflik antar stakeholders karena adanya keteloderan atau ketidakjujuran dalam
bermitra, kesenjangan antara nelayanpengolahpedagang ikan yang mendapat kredit dengan yang tidak mendapatkan kredit, dan lainnya. Terkait dengan ini
semua, maka kemitaraan usaha perikanan tangkap dengan lembaga keuangan yang dikembangkan nantinya haruslah didukung oleh strategi yang tepat yang
mempertimbangkan kepentingan semua stakeholders terkait dan desain midel yang dilakukan juga harus memuat secara lengkap tahapan pengembangan
kemitraan yang baik termasuk petunjuk seleksi mitra dan acuan operasional aplikasi kemitraan.
4.5 Hasil Analisis Hierarki Pengembangan Kemitraan Usaha Perikanan Tangkap dengan Lembaga Keuangan