148
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh pembahasannya yang dilakukan dalam dari penelitian ini dapat disimpulkan :
1 Usaha perikanan tangkap yang layak dikembangkan di Kota Cirebon terdiri dari usaha perikanan payang, jaring angkat lainnya, jaring insang hanyut
JIH, jaring insang tetap JIT, dan handline. Usaha perikanan tangkap yang yang layak dikembangkan di Kabupaten Indramayu terdiri dari usaha
perikanan payang, bubu, jaring insang hanyut JIH, jaring insang tetap JIT, dan pengumpulan kerang. Usaha perikanan tangkap yang layak
dikembangkan di Kabupaten Subang terdiri dari usaha perikanan pancing tonda, jaring insang lingkar JIL, jaring insang tetap JIT, dan pengumpulan
kerang. Usaha perikanan tangkap yang layak dikembangkan di Kabupaten Karawang terdiri dari usaha perikanan bubu, jaring insang hanyut JIH, sero,
dan jaring insang tetap JIT. 2 Lembaga keuangan yang dapat dioptimalkan perannya alokasi
kreditpembiayaanjasanya mendukung pembiayaan usaha perikanan tangkap yang dinyatakan layak dikembangkan adalah : 1 Di Kota Cirebon meliputi
Bank Mandiri, Bank Danamon, dan Bank Rakyat Indonesia BRI dengan alokasi optimal semua kredit Rp 11.489.650.000 per tahun , 2 Di Kabupaten
Indramayu meliputi Bank Jabar-Banten dan KPL Mina Sumitra dengan alokasi optimal semua kredit Rp 11.200.000.000 per tahun, 3 Di Kabupaten
Subang meliputi Bank Central Asia BCA dan KUD Mina Bahari Mandiri dengan alokasi optimal semua kredit Rp 9.984.950.000 per tahun , dan 4 Di
Kabupaten Karawang meliputi KUD Mina Singaperbangsa dan Bank Rakyat Indonesia BRI dengan alokasi optimal semua kredit Rp 18.088.900.000 per
tahun. 3 Prioritas strategi pengembangan kemitraan usaha perikanan tangkap dengan
lembaga keuangan di pesisir utara Jawa Barat berturut-turut dari prioritas pertama ke prioritas terakhir adalah 1 penjaminan usaha kecil perikanan
149 tangkap oleh Pemerintah RK = 0,252, 2 penataan perijinan, persyaratan
kredit dan sistem angsuran RK = 0,224, 3 perbaikan manajemen usaha dan cash flow
RK = 0,209, 4 pelibatan lembaga keuangan dalam operasi usaha perikanan tangkap potensial RK = 0,160, dan 5 pengembangan sistem
pengawasan kemitraan oleh Pemerintah RK = 0,154. 4 Model pengembangan kemitraan usaha perikanan tangkap dengan lembaga
keuangan yang didesain dibagi ke dalam empat bagian, yaitu seleksi kemitraan, operasional kemitraan, optimalisasi alokasi kreditpembiayaanjasa,
dan implementasi strategi untuk mendukung kemitraan. Bagian seleksi kemitraan memuat formula evaluasi terhadap usaha perikanan tangkap yang
menjadi calon mitra lembaga keuangan, yang terdiri dari formula evaluasi Net Present Value
NPV, Benefit-Cost BC , Internal Rate of Return IRR, Return on Investment
ROI, dan Period of Payback PP. Bagian operasional kemitraan memuat arahan teknis pelaksanaan kegiatan kemitraan seperti
arahan jenis dan alokasi kreditpembiayaanjasa, nilai kredit, persyaratan kredit, dan lama kredit. Bagian optimalisasi alokasi memuat tentang alokasi
optimal kreditpembiayaanjasa yang disediakan oleh lembaga keuangan berdasarkan kebutuhan usaha perikanan tangkap yang layak dikembangkan di
setiap lokasi. Model implementasi strategi memuat arahan dan rambu-rambu tentang pelaksanaan strategi prioritas terhadap intervensi kepentingan
berbagai stakeholders yang ada di lokasi dalam rangka mendukung kemitraan usaha perikanan tangkap dengan lembaga keuangan.
6.2 Saran