Pola optimalisasi peran lembaga keuangan di Kabupaten Subang

113 pengabdian non pamrih kepada anggota. Pelatihan dan pembinaan tersebut biasanya diberikan dengan bekerjasama dengan Syah Bandar, Dinas KP, dan lainnya. Hal ini karena sumberdaya manusia yang dimiliki oleh KPL Mina Sumitra sangat terbatas. Bila selama ini alokasi untuk pembinaan anggota hanya sekitar Rp 100.000.000, maka dapat ditingkatkan menjadi Rp 464.000.000 per tahun. Biaya pembinaan ini memang cukup besar, tetapi dengan peningkatan kinerja anggota baik nelayan, pengusaha, pedagang, pengolah ikan dan lainnya yang berbasis di TPI Karangsong melalui berbagai pembinaan yang dilakukan KPL Mina Sumitra, maka biaya tersebut sangat kecil.

5.2.3 Pola optimalisasi peran lembaga keuangan di Kabupaten Subang

Lembaga keuangan yang banyak berperan bagi usaha perikanan dan lainnya adalah perbankan atau koperasi yang membuka cabang di sepanjang jalur pantura di wilayah Kabupaten Subang. Namun demikian tidak semua lembaga keuangan tersebut mempunyai peran nyata dan dibutuhkan di lokasi. Berdasarkan hasil analisis LGP pada Bab 4 dinyatakan bahwa Bank Jabar-Banten dan KUD Bina Bahari Mandiri merupakan dua lembaga keuangan yang dibutuhkan perannya untuk mendukung pembiayaan usaha perikanan tangkap yang layak dikembangkan di Kabupaten Subang. Pada Tabel 27, disajikan pola optimalisasi peran lembaga keuangan melalui pelayanan kreditpembiayaanjasa untuk usaha perikanan tangkap sasaran yang dinyatakan layak dikembangkan pancing tonda, JIL, JIT, dan pengumpulan kerang. Berdasarkan Tabel 27, Bank Central Asia BCA, dapat mengoptimalkan perannya melalui pengucuran Kredit Berjangka dan pembinaan usaha yang dilakukan nelayan, pedagang, pengolah ikan, dan lainnya. Kredit Berjangka merupakan kredit yang termasuk kategori mikro utama K2 karena nilainya yang cukup besar yaitu sekitar Rp 50.000.000. Kredit ini banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis kelas menengah pada usaha jasaperdagangan umum dan belum banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha perikanan tangkap. Bila mengacu kepada jenis usaha perikanan tangkap yang layak dikembangkan, maka kredit ini dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha perikanan pancing tonda dan jaring insang lingkar JIL. 114 Tabel 27 Pola optimalisasi kreditpembiayaanjasa dari lembaga keuangan pada usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang No. Jenis Lembaga Keuangan Nama Kredit PembiayaanJasa Alokasi Optimal Kredit PembiayaanJasa Usaha Perikanan Tangkap Sasaran 1. Kredit Berjangka Rp 3.752.500.000 Bank Central Asia BCA Pembinaan Usaha Rp 375.250.000 2. Pembiayaan besar Khusus Rp 4.067.500.000 Pembiayaan kelas menengah besar Rp 1.627.000.000 KUD Mina Bahari Mandiri Pembiayaan kelas kecil Rp 162.700.000 • Pancing Tonda • Jaring Insang Lingkar JIL • Jaring Insang Tetap JIT • Alat Pengumpul Kerang Usaha pancing tonda dapat saja memanfaatkan Kredit Berjangka untuk pengadaan sarana penangkapan baru karena jumlahnya lebih dari cukup, sedangkan untuk jaring insang lingkar JIL dapat memanfaatkannya untuk bantuan biaya operasional dan perbaikan beberapa bagian di kapal. Bantuan operasioanl tersebut sangat dibutuhkan terutama pada musim paceklik. Terkait dengan ini, maka nilai Kredit Berjangka yang dikeluarkan oleh Bank Central Asia BCA tersebut dapat ditingkatkan sehingga menjadi Rp 3.752.500.000 per tahun. Kredit BCA yang belum dimanfaatkan dengan baik oleh pelaku usaha perikanan tangkap dapat ditingkatkan dengan mengintegrasikan program pembinaan pelatihan atau workshop dengan kredit yang diberikan. Bila hal ini berjalan dengan baik, maka tidak tertutup kemungkinan untuk meningkatnya jumlah kelompok nelayan yang memanfaatkan kredit dan nelayan juga tidak mengalami kesulitan untuk menyiapkan kelengkapan administrasi. Dalam kaitan ini, maka untuk beberapa tahun ke depan, Bank Central Asia BCA supaya lebih memperhatikan pembinaan nasabahpelanggan, sehingga dapat menjadi mitra 115 bertambah dan bisnis perbankan menguntungkan. Dalam kaitan ini, maka Bank Central Asia BCA dapat mengalokasikannya sekitar Rp 375.250.000. KUD Mina Bahari Mandiri merupakan lembaga keuangan yang berbasis masyarakat sangat diandalkan oleh pelaku usaha perikanan setiap mengalami kesulitan keuangan dalam usaha yang dijalankannya. Untuk lebih mengoptimalkan peran yang sudah teruji tersebut, maka KUD Mina Bahari Mandiri dapat melakukannya melalui pola kombinasi dari tiga jenis kreditpembiayaan strategis yang dimiliki oleh KUD Mina Bahari Mandiri. Ketiga jenis pembiayaan tersebut adalah pembiayaan kelas besar, pembiayaan kelas menengah besar, dan pembiayaan kelas kecil alokasinya dioptimalkan yang masing-masing menjadi Rp 4.067.500.000, Rp 1.627.000.000, dan 167.700.000. Pembiayaan kelas besar dan pembiayaan kelas menengah besar banyak dimanfaatkan oleh usaha perikanan bangan perahu, jaring insang lingkar JIL, dan jaring insang hanyut JIH. Oleh karena bagan perahu dinyatakan layak dikembangkan, maka tidak lagi menjadi sasaran dari pembiayaan tersebut. Fokus harus lebih ditingkatkan pada pembiayaan usaha perikanan JIH dan JIL yang selama ini belum terakomodir dengan baik. Selama ini, pelaku usaha tersebut banyak memanfaatkan kedua kredit tersebut menalangi biaya operasional untuk penangkapan ikan dengan trip yang lama sekitar 20 – 35 hari, serta untuk perbaikan body kapal. Pembiayan kelas kecil merupakan jenis pembiayaan yang banyak dimanfaatkan oleh nelayan kecil dan pendagang atau pengolah ikan skala rumah tangga. Usaha pengumpulan kerang banyak dilakukan keluarga nelayan terutama bila hasil tangkapan ikan tidak membuahkan hasil. Nelayan sering meminta pembiayaan ini untuk perbekalan yang dikemudian dibayar dengan cara dipotong dari tangkapan melaut melalui TPIlelang yang dikelola oleh KUD Mina Bahari Utama.

5.2.4 Pola optimalisasi peran lembaga keuangan di Kabupaten Karawang