63 yaitu masing-masing
27.93 , 29,13 , 23,14 , dan 34,43
per tahunnya. Untuk usaha perikanan pancing lainnya dan rawai tetap, hasil analisis menunjukkan
hanya mendatangkan keuntungan masing-masing 0,76 dan 6,44 , dan nilai ini lebih rendah dari suku bunga yang berlaku. Oleh karena itu, maka investasi di
bank sebaiknya lebih dipilih daripada mengusahakan usaha perikanan pancing lainnya dan rawai tetap di Kabupaten Indramayu.
Hasil analisis terhadap parameter ROI menunjukkan bahwa usaha perikanan payang, bubu, jaring insang hanyut JIH, jaring insang tetap JIT, dan
pengumpulan kerang termasuk usaha perikanan tangkap yang mempunyai tingkat pengembalian investasi ROI bagus, yaitu masing-masing 5,18, 4,10, 4,30, 4,80,
dan 4,95. Dari data ini, usaha perikanan payang paling tinggi ROI-nya yang menunjukkan bahwa usaha ini dapat mengembalikan investasi sebesar 5,18 kali
dari investasi yang ditanam. Oleh karena kondisi ini, maka hasil analisis terhadap parameter PP menunjukkan bahwa usaha perikanan payang juga mempunyai
perputaran usaha paling cepatsingkat yaitu hanya 0,19.
4.2.3 Kondisi finansial usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang
Kabupaten Subang merupakan basis usaha perikanan tangkap yang penting di Propinsi Jawa Barat. Bersama dengan Kabupaten Indramayu,
KabupatenKota Cirebon, dan Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Subang menjadi pemasok penting kebutuhan protein hewani untuk ibukota dan sekitarnya. Di
Kabupaten Subang banyak berkembang usaha perikanan tangkap seperti bagan perahu, jala, pancing tonda, jaring insang lingkar JIL, jaring insang tetap JIT,
dan alat pengumpul kerang. Hasil analisis finansial terkait pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang disajikan pada Tabel 14.
Untuk pembiayaan awal investasi usaha perikanan bagan perahu, jala, pancing tonda, jaring insang lingkar JIL, jaring insang tetap JIT, dan usaha
pengumpulan kerang di Kabupaten Subang membutuhkan modal berturut-turut adalah Rp 138.125.000, Rp 4.233.333, Rp 25.903.125, Rp 107.362.500, Rp
286.278.400, dan Rp 2.218.378. Pembiayaan awal ini dibutuhkan untuk pengadaan alat tangkap, kapal, dan kelengkapannya. Untuk usaha perikanan
64 bagan perahu, jaring insang lingkar JIL dan jaring insang tetap JIT, modal
awal tersebut kebanyakan digunakan untuk pengadaan kapal, karena kapal yang disiapkan cukup besar dan diharapkan dapat menjangkau perairan luas.
Tabel 14 Kondisi pembiayaan cost usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang
Bila melihat jumlah pembiayaan setelah investasi tersebut, hasil analisis menunjukkan bahwa pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang
terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Jaring insang tetap JIT merupakan usaha perikanan tangkap dengan penurunan biaya operasi yang cukup sigifikan.
Usaha perikanan jala merupakan usaha perikanan tangkap dengan penurunan yang kecil. Pada tahun ke-5, usaha perikanan bagan perahu, jala, pancing tonda, jaring
insang lingkar JIL, jaring insang tetap JIT, dan usaha pengumpulan kerang di Kabupaten Subang membutuhkan modal berturut-turut adalah Rp 9.208.333, Rp
302.381, Rp 1.439.063, Rp 11.929.167, Rp 31.738.182, dan Rp 246.486. Data lengkap penurunan pembiayaan dalam operasional usaha perikanan tangkap di
Kabupaten Subang ini disajikan pada Lampiran 3. Dari enam usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang, hanya usaha
bagan perahu yang pernah mengalami penurunan dalam penerimaan manfaat, yaitu pada tahun ke-3 pengoperasiannya Tabel 15. Namun demikian, secara
umum penerimaan manfaat usaha bagan perahu dari tahun ke tahun relatif stabilcenderung naik walaupun tidak begitu signifikan. Demikian pula halnya
dengan usaha perikanan jala, pancing tonda, dan pengumpul kerang, penerimaan
Biaya Rp Akhir
Tahun Bagan
Perahu Jala
Pancing Tonda
JIL JIT Alat
Pengumpul Kerang
0 138,125,000 4,233,333
25,903,125 107,362,500 286,278,400 2,218,378
1 110,500,000 2,419,048
20,146,875 59,645,833
222,167,273 1,725,405
2 82,875,000 1,209,524
14,390,625 47,716,667
190,429,091 985,946
3 36,833,333 907,143 8,634,375 35,787,500 126,952,727
739,459 4 18,416,667
604,762 5,756,250
23,858,333 63,476,364
492,973 5 9,208,333
302,381 1,439,063
11,929,167 31,738,182
246,486
65 manfaatnya dari tahun ke tahun relatif stabilcenderung naik walaupun tidak
begitu signifikan. Tabel 15 Kondisi manfaat benefit usaha perikanan tangkap di Kabupaten
Subang
Pada tahun ke-5 pengoperasiannya, usaha perikanan bagan perahu, jala, pancing tonda, jaring insang lingkar JIL, jaring insang tetap JIT, dan usaha
pengumpulan kerang di Kabupaten Subang memberikan manfaat berturut-turut Rp 92.083.339, Rp 3.023.809,52, Rp 28.781.250, Rp 119.291.666, Rp
317.381.818,18, dan Rp 2.464.865. Hasil analisis finansial terhadap manfaat benefit enam usaha perikanan
tangkap di Kabupaten Subang pada Tabel 15 menunjukkan bahwa usaha perikanan jaring insang tetap JIT merupakan usaha dengan manfaat terbesar di
Kabupaten Subang. Selain besar, manfaat usaha perikanan jaring insang tetap JIT tersebut juga terus meningkat dengan sangat signifikan. Lampiran 8
memperlihatkan perbandingan perilaku manfaat yang diterima dari usaha jaring insang tetap JIT dibandingkan jaring insang lingkar JIL. Data detail
perkembangan manfaat dan juga diperbandingkan dengan pembiayaannya untuk usaha perikanan jaring insang tetap JIT ini disajikan pada Lampiran 9.
Benefit Rp Akhir
Tahun Bagan
Perahu Jala
Pancing Tonda
JIL JIT Alat
Pengumpul Kerang
0 - -
- -
- -
1 72,750,000 1,595,238
21,453,125 59,145,833 179,163,636 551,351
2 85,416,667 1,607,143
22,421,875 67,218,750 204,454,545 1,345,946 3 82,666,667
2,202,381 24,593,750 89,604,167 260,472,727 1,654,054
4 93,750,000 2,690,476
27,046,875 106,614,583 281,218,182 1,848,649
5 92,083,333 3,023,810
28,781,250 119,291,667 317,381,818 2,464,865
66 Hasil analisis finansial lanjutan menggunakan parameter NPV, BC ratio,
IRR, ROI, dan PP untuk setiap usaha perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Subang ditunjukkan oleh Tabel 16. Berdasarkan hasil analisis Tabel 16, terlihat
bahwa usaha perikanan bagan perahu dan jala mempunyai NPV yang negatif yaitu masing-masing – Rp 33.092.294 dan – Rp 569.230. Nilai NPV tersebut memberi
indikasi bahwa jika kedua usaha perikanan tangkap ini dilakukan, maka menyebabkan penerimaan bersih yang diterima nelayan NPV yang diterima
nelayan bagan perahu pada suku bunga berlaku 9,5 selama waktu pengoperasian 5 tahun adalah berupa kerugian sebesar Rp 33.092.294, dan yang
diterima nelayan jala pada suku bunga berlaku 9,5 selama waktu pengoperasian 5 tahun adalah berupa kerugian sebesar Rp 569.230.
Tabel 16 Kondisi finansial usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang
Parameter Finansial Jenis
Usaha Perikanan Tangkap
NPV BC IRR
ROI PP
Bagan Perahu Rp
33,092,294 1.08 4.18
3.09 0.32
Jala Rp 569,230
1.15 6.63
2.63 0.38
Pancing Tonda Rp
25,396,254 1.63 32.67
4.80 0.21
JIL Rp 71,791,452
1.54 25.41 4.12
0.24 JIT Rp
112,295,972 1.35 18.53 4.34
0.23 Alat Pengumpul Kerang
Rp 139 1.23 10.02 3.55
0.28
Terkait dengan parameter NPV ini, usaha perikanan pancing tonda, jaring insang lingkar JIL, jaring insang tetap JIT, dan usaha pengumpulan kerang
mempunyai NPV yang positif, yaitu masing-masing Rp 25.396.254, Rp 71.791.452, Rp 112.295.972, dan Rp 139. Nilai NPV usaha perikanan jaring
insang tetap JIT paling besar, disusul kemudian usaha perikanan jaring insang lingkar JIL dan usaha perikanan tangkap pancing tonda. Hal ini
67 mengindikasikan bahwa berarti ketiga usaha perikanan tangkap tersebut
memberikanan keuntungan cukup menjanjikan selama waktu pengoperasiannya. Hasil analisis terhadap parameter BC ratio menunjukkan bahwa usaha
perikanan pancing tonda, jaring insang lingkar JIL, jaring insang tetap JIT dan usaha pengumpulan kerang mempunyai BC ratio yang besar. Terkait dengan ini,
maka dapat dikatakan bahwa ketiga usaha perikanan ini memberikan manfaat besar, yaitu masing-masing 1,63, 1,54, 1,35 dan 1,23 kali lebih besar daripada
jumlah pembiayaan yang dikeluarkan selama waktu pengoperasian usaha tersebut. Usaha perikanan bagan perahu dan usaha perikanan jala merupakan usaha
perikanan dengan BC ratio terendah di Kabupaten Subang, yaitu masing-masing 1,08 dan 1,15. Dengan demikian, maka nilai manfaat kedua usaha perikanan
tangkap tersebut hampir sama dengan nilai pembiayaan yang dikeluarkan selama waktu pengoperasiannya.
Usaha perikanan pancing tonda, jaring insang lingkar JIL, dan jaring insang tetap JIT termasuk usaha perikanan tangkap dengan nilai IRR besar di
Kabupaten Subang, yaitu masing-masing
32,67 , 25,41 , dan 18,53 .
Hasil analisis ini menujukkan bahwa menginvestasikan uang pada usaha perikanan
pancing tonda, jaring insang lingkar JIL, dan jaring insang tetap JIT akan mendatangkan keuntungan yang relatif besar yang lebih tingi daripada disimpan
di bank suku bunga hanya 9,5 per tahun, yaitu masing-masing yaitu masing- masing
32,67 , 25,41 , dan 18,53
per tahunnya. Untuk usaha perikanan bagan perahu dan jala, hasil analisis menunjukkan hanya mendatangkan keuntungan
masing-masing 4,18 dan 6,63 ; nilai ini lebih rendah dari suku bunga yang berlaku. Oleh karena itu, maka investasi di bank sebaiknya lebih dipilih daripada
mengusahakan usaha perikanan pancing lainnya dan rawai tetap di Kabupaten Subang. Adapun untuk usaha perikanan pengumpulan kerang yang hanya
mempunyai nilai IRR 10,02 tidak begitu menarik untuk investasi uang tapi cukup lumayan bila sebagai pekerjaanpenghasilan sampingan.
Hasil analisis terhadap parameter ROI menunjukkan bahwa usaha perikanan pancing tonda, jaring insang lingkar JIL, dan jaring insang tetap JIT
termasuk usaha perikanan tangkap mempunyai tingkat pengembalian investasi ROI bagus, yaitu masing-masing 4,80, 4,12, dan 4,34. Dari data ini, usaha
68 perikanan pancing tonda paling tinggi ROI-nya yang menunjukkan bahwa usaha
ini dapat mengembalikan investasi sebesar 4,80 kali dari investasi yang ditanam. Demikian pula hasil analisis terhadap parameter PP menunjukkan bahwa usaha
perikanan pancing tonda juga mempunyai perputaran usaha paling cepatsingkat yaitu 0,21 disusul kemudian oleh usaha perikanan jaring insang tetap JIT
sebesar 0,23 dan jaring insang lingkar JIL sebesar 0,24.
4.2.4 Kondisi finansial usaha perikanan tangkap di Kabupaten Karawang