101 finansial untuk dikembangkan. Handline banyak dilakukan oleh nelayan kecil
secara sendiri atau kekeluargaan menangkap ikan ke laut, sedangkan jaring angkat lainnya banyak dioperasikan di muara atau pinggir-pinggir pantai yang dangkal.
Kedua usaha perikanan tangkap termasuk usaha perikanan yang tua dan sudah lama berkembang di Kota Cirebon. Dalam kaitan dengan dukungan lembaga
keuangan, usaha perikanan tangkap layak mendapat bantuan pembiyaan dari lembaga keuangan. Bila handline mempunyai IRR paling tinggi di Kota Cirebon
66,17 , maka jaring angkat lainnya 14,97 sehingga tetap masih lebih terandalkan dan dan secara finansial dapat membayar angsuran kredit.
Usaha perikanan bubu dan pukat udang merupakan usaha perikanan tangkap yang tidak layak dikembangkan. Keduanya mempunyai IRR dan NPV
yang jauh dari harapan, serta NPV sangat rendah. Melihat nilai parameter finansial, kedua usaha perikanan tangkap ini merugikan bila diusahakan. Hal ini
terbukti dari beberapa nelayan yang tidak berani menangkap ikan hanya dengan mengandalkan bubu atau pukat udang. Rendahnya hasil tangkapan pukat udang
dan bubu ini dapat disebabkan oleh potensi sumberdaya udang dan ikan demersal yang sudah terancam di lokasi Imron 2008. Selama ini kegiatan penangkapan
ikan demersal banyak dilakukan pada wilayah fishing ground yang luas dengan mobilitas tinggi alat tangkap bukan dengan cara diam seperti bubu. Terkait
dengan ini, maka lembaga keuangan tidak bisa memberikan kredit kepada kedua usaha perikanan tangkap ini di Kota Cirebon karena justru menimbulkan dampak
sosial yang lebih luas dan merugikan kedua belah pihak.
5.1.2 Kelayakan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu
Hasil keputusan kelayakan pengembangan setiap usaha perikanan tangkap yang banyak dilakukan di Kabupaten Indramayu setelah dilakukan analisis
terhadap beberapa parameter finansial penting disajikan pada Tabel 22. Berdasarkan Tabel 22, lima dari tujuh usaha perikanan tangkap tersebut layak
dikembangkan di Kabupaten Indaramayu. Dari usaha perikanan tangkap yang layak tersebut, usaha perikanan jaring insang tetap JIT dan jaring insang hanyut
JIH merupakan dua usaha perikanan skala besar besar yang sangat bagus kelayakan finansialnya. Kedua usaha perikanan tangkap ini mempunyai NPV,
B C ratio, dan IRR yang fantastis, yaitu masing-masing Rp 454.465.535 dan Rp
102 344.738.291 untuk NPV, 1,40 dan 1,61 untuk BC ratio, dan 23,14 dan 29,13
untuk IRR. Kedua usaha perikanan tangkap ini terandalkan dan sangat menguntungkan di Kabupaten Indramayu antara lain karena jangkauan fishing
ground -nya yang luas dan kerjasama distribusi hasil tangkapan di laut.
Tabel 22 Keputusan kelayakan pengembangan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu
Usaha Perikanan Tangkap
Keputusan Keterangan
Payang Layak dikembangkan
Semua parameter
finansial memenuhi syarat
Bubu Layak dikembangkan
Semua parameter
finansial memenuhi syarat
Pancing Yang Lain Tidak layak
dikembangkan NPV dan IRR tidak
memenuhi syarat, BC ratio JIH Layak
dikembangkan Semua
parameter finansial
memenuhi syarat JIT Layak
dikembangkan Semua
parameter finansial
memenuhi syarat Alat Pengumpul
Kerang Layak dikembangkan
Semua parameter finansial memenuhi syarat
Rawai Tetap Tidak layak
dikembangkan NPV dan IRR tidak
memenuhi persyaratan, BC ratio sangat rendah dan ROI
rendah
Fishing ground usaha perikanan jaring insang tetap JIT dan jaring insang
hanyut JIH mencapai perairan dekat Kalimantan, Sulawesi dan Maluku, sehingga hasil tangkapan yang didapat selalu banyak dan tidak mengenal musim.
Untuk meminimalisir penggunaan BBM, nelayan jaring insang tetap JIT dan jaring insang hanyut JIH bekerjasama satu sama lain untuk menitipkan hasil
tangkapan yang didapat pada nelayan lainnya yang pulang ke Indramayu. Hal ini sangat menghemat biaya mengingat BBM merupakan 70 – 80 dari operasional
usaha penangkapan ikan. Armada penangkapan dengan desain yang lebar meskipun tidak terlalu pancang memungkinkan armada penangkapan tersebut
membawa hasil tangkapan yang banyak.
103 Mengingat kondisi tersebut, maka usaha perikanan jaring insang tetap
JIT dan jaring insang hanyut JIH layak mendapat dukungan pembiayaan dari lembaga keuangan. Meskipun hasil tangkapan menjanjikan, tetapi karena operasi
penangkapan per tripnya memakan waktu 1-2 bulan tentu membutuhkan biaya perbekalan yang sangat besar. Hasil analisis lapang menunjukkan bahwa usaha
perikanan jaring insang hanyut JIH terkadang masih membutuhkan talangan sementara 10 – 15 untuk perbekalan dan lainnya. Sedangkan usaha perikanan
jaring insang tetap JIT membutuhkan sekitar 5 . Usaha perikanan payang juga termasuk layak dikembangkan di Kabupaten
Indramayu. Meskipun hasil tangkapannya tidak sebesar jaring insang tetap JIT dan jaring insang hanyut JIH, tetapi payang cukup bertahan dengan kenaikan
biaya operasional yang tinggi terutama BBM. Hal ini karena skala pengusahaannya lebih kecil dan waktu operasi per tripnya lebih pendek.
Pengusahaan perikanan payang ini dapat memberikan NPV sekitar Rp 169.798.012 lebih rendah dari JIT dan JIH. Namun demikian, pengusahaan
payang terkadang dipengaruhi oleh musim, sehingga hasil tangkapan bisa tidak stabil dan penyediaan biaya operasional terkadang cukup sulit. Pada kondisi,
peran lembaga keuangan sangat dibutuhkan untuk menyediakan dana talangan. Pada musim pacekelik, kebutuhan dana talangan dari luar bisa mencapai 30 –
45 . Usaha pengumpulan kerang merupakan usaha perikanan tangkap yang
diusahakan dengan skala kecil di Kabupaten Indramayu. Usaha pengumpulan kerang dapat menjadi alternatif bagi keluarga nelayan kecil pada kondisi paceklik.
Secara finansial usaha perikanan tangkap ini layak dikembangkan karena mempunyai BC ratio dan IRR yang tinggi yaitu masing-masing mencapai 1,70
dan 34,43 . Dukungan dari lembaga keuangan untuk usaha ini dapat diberikan untuk perbaikan alat pengumpul dan tambahan biaya perbekalan.
Usaha perikanan rawai tetap dan pancing lainnya merupakan dua usaha perikanan tangkap yang tidak layak dikembangkan di Kabupten Indramayu.
Rawai tetap dan pancing lainnya tidak memenuhi syarat dari paremeter NPV dan IRR. NPV rawai tetap dan pancing lainnya bernilai negatif, yaitu masing-masing
– Rp 1.766.209 dan – Rp 8.814. Sedangkan nilai IRR-nya di bawah suku bunga yang berlaku 9,5 , yaitu masing-masing 0,76 dan 6,44 . Tidak layak
pengembangan kedua usaha perikanan tangkap ini dapat disebabkan oleh sifat
104 operasinya yang tidak terandalkan untuk wilayah perairan Kabupaten Indramayu.
Rawai tetap yang pengoperasiannya bersifat diam tentu akan sulit mendapat hasil tangkapan bila keluar ke wilayah perairan yang luas. Sementara pancing lainnya
hanya dioperasikan di pinggir pantai atau ke perairan dangkal sekitar Indramayu sehingga hasil tangkapannya tidak bisa banyak.
5.1.3 Kelayakan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang