58 terendah di Kota Cirebon, yaitu hanya sekitar 1,05. Hal ini berarti bahwa manfaat
total yang diterima dari usaha perikanan bubu hampir sama dengan pembiayaan total yang dikeluarkan. Usaha perikanan payang, jaring insang hanyut JIH, dan
jaring insang tetap JIT mempunyai BC ratio cukup tinggi meskipun bukan paling tinggi.
Usaha perikanan handline juga mempunyai IRR paling besar diantara tujuh jenis usaha perikanan tangkap yang diusahakan di Kota Cirebon, yaitu
mencapai 66,17 . Nilai IRR ini menunjukan bahwa menginvestasikan uang pada usaha perikanan handline akan mendapatkan keuntungan sekitar 66,17 per
tahunnya, dan hal ini tentu lebih baik dari usaha tersebut disimpan di bank suku bunga hanya 9,5 per tahun. Untuk usaha perikanan bubu dan pukat udang
hanya menghasilkan masing-masing 2,50 dan 8,70 , dan nilai ini lebih rendah dari suku bunga yang berlaku. Oleh karena itu, maka investasi di bank lebih
menjadi pilihan daripada mengusahakan kedua jenis usaha perikanan tangkap ini. Untuk parameter ROI, hasil analisis finansial menunjukkan bahwa usaha
perikanan bubu dan pukat udang mempunyai tingkat pengembalian investasi ROI paling rendah yaitu hanya 2,71 dan 3,40. ROI tertinggi dimiliki oleh usaha
perikanan handline yang mencapai 7,27. Untuk parameter PP, hasil analisis finansial juga menujukkan bahwa usaha perikanan handline juga mempunyai
perputaran usaha paling cepat PP paling kecil yaitu 0,14. Usaha perikanan tangkap skala besar seperti usaha perikanan jaring insang hanyut JIH dan jaring
insang tetap JIT mempunyai perputaran usaha yang cukup cepat, masing-masing dengan PP sekitar 0,20.
4.2.2 Kondisi finansial usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu
Kabupaten Indramayu merupakan basis usaha perikanan tangkap yang sangat diperhitungkan di Propinsi Jawa Barat. Adapun jenis usaha perikanan
tangkap yang cukup diperhitungkan dan diusahakan cukup signifikan di Kabupaten Indramayu adalah usaha perikanan payang, bubu, pancing lainnya,
jaring insang hanyut JIH, jaring insang tetap JIT, usaha pengumpulan kerang, dan rawai tetap. Usaha perikanan tangkap tersebut berkembang secara turun-
59 temuran. Usaha perikanan jaring insang hanyut JIH dan jaring insang tetap JIT
merupakan usaha perikanan cukup dominan dan diusahakan dalam skala besar oleh nelayan di Kabupaten Indramayu. Pengumpulan kerang merupakan usaha
perikanan tangkap skala kecil, namun banyak digemari oleh remaja dan ibu-ibu sehingga terkadang dianggap usaha sampingan. Hasil analisis finansial terkait
pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu disajikan pada Tabel 11.
Untuk pembiayaan awal investasi usaha perikanan payang, bubu, pancing lainnya, jaring insang hanyut JIH, jaring insang tetap JIT, usaha
pengumpulan kerang, dan rawai tetap di Kabupaten Indramayu membutuhkan modal berturut-turut adalah Rp 186.814.286, Rp 7.614.583, Rp 8.693.182, Rp
324.206.250, Rp 553.368.800, Rp 2.104.225, dan Rp 115.369.565. Pembiayaan awal ini dibutuhkan untuk pengadaan alat tangkap, kapal, dan kelengkapannya.
Untuk usaha perikanan jaring insang tetap JIT dan jaring insang hanyut JIH, modal awal tersebut kebanyakan digunakan untuk pengadaan kapal, karena kapal
yang disiapkan cukup besar dan diharapkan dapat menjangkau perairan luas dengan waktu operasi 1 - 3 bulan per tripnya.
Tabel 11 Kondisi pembiayaan cost usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu
Biaya Rp Akhir
Tahun Payang Bubu
Pancing Yang
Lain JIH JIT
Alat Pengumpul
Kerang
Rawai Tetap
0 186,814,286 7,614,583
8,693,182 324,206,250 553,368,800
2,104,225 115,369,565
1 145,300,000 6,091,667
6,519,886 180,114,583 490,792,727
1,636,620 99,986,957
2 124,542,857 4,568,750
5,795,455 144,091,667 429,443,636
935,211 53,839,130
3 103,785,714 2,284,375
5,071,023 108,068,750 245,396,364
701,408 30,765,217
4 83,028,571 1,522,917
4,346,591 72,045,833 122,698,182
467,606 23,073,913
5 62,271,429 761,458
3,259,943 36,022,917
61,349,091 233,803
15,382,609
60 Bila melihat jumlah pembiayaan setelah investasi tersebut, hasil analisis
menunjukkan bahwa pembiayaan usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Jaring insang tetap JIT
merupakan usaha perikanan tangkap dengan penurunan biaya operasi yang cukup signifikan. Usaha pancing lainnya merupakan usaha perikanan tangkap dengan
penurunan pembiayaan yang kecil. Pada tahun ke-5, usaha perikanan payang, bubu, pancing lainnya, jaring insang hanyut JIH, jaring insang tetap JIT, usaha
pengumpulan kerang, dan rawai tetap di Kabupaten Indramayu membutuhkan pembiayaan berturut-turut adalah Rp 62.271.429, Rp 761.458, Rp 3.259.943, Rp
36.022.917, Rp 61.349.091, Rp 233.803, dan Rp 15.382.609. Data lengkap penurunan pembiayaan dalam operasional usaha perikanan tangkap di Kabupaten
Indramayu ini disajikan pada Lampiran 2. Hasil analisis finansial terhadap manfaat benefit tujuh usaha perikanan
tangkap di Kabupaten Indramayu pada Tabel 12 menunjukkan bahwa usaha perikanan jaring insang tetap JIT merupakan usaha dengan manfaat terbesar di
Kabupaten Indramayu. Selain besar, manfaat usaha perikanan jaring insang tetap JIT tersebut juga cenderung meningkat meskipun pernah mengalami penurunan
pada tahun ke-2 pengoperasiannya. Tabel 12 Kondisi manfaat benefit usaha perikanan tangkap di Kabupaten
Indramayu
Benefit Rp Akhir
Tahun Payang Bubu
Pancing Yang
Lain JIH JIT Alat
Pengumpul Kerang
Rawai Tetap
0 - - - - -
- - 1 153,142,857
1,692,708 5,840,909 183,968,750 486,436,364
1,183,099 71,434,783 2 189,142,857
6,432,292 6,897,727 256,052,083 448,290,909
2,154,930 71,695,652 3 225,285,714
7,994,792 7,528,409 253,177,083 512,672,727
2,563,380 75,347,826 4 192,285,714
7,484,375 6,448,864 340,145,833 597,000,000
2,169,014 80,086,957 5 207,571,429
7,614,583 7,244,318 360,229,167 613,490,909
2,338,028 76,913,043
61 Pada tahun ke-5 pengoperasiannya, usaha perikanan payang, bubu,
pancing lainnya, jaring insang hanyut JIH, usaha pengumpulan kerang, dan rawai tetap memberikan manfaat berturut-turut Rp 207.571.429, Rp 7.614.583, Rp
7.244.318, Rp 360.229.166, Rp 2.338.028, dan Rp 76.913.043. Dari tujuh usaha perikanan tersebut, hanya usaha payang dan jaring insang hanyut yang pernah
mengalami penurunan dalam penerimaan manfaat. Meskipun pernah menurun, manfaat dari kedua usaha perikanan tersebut sangat fantastis dibandingkan usaha
perikanan rawai tetap dan pancing lainnya. Usaha perikanan rawai tetap dan pancing lainnya termasuk usaha yang cukup stabil dalam penerimaanmanfaat
tahunnya. Lampiran 7 memperlihatkan perbandingan perilaku manfaat benefit usaha perikanan rawai tetap dan pancing lainnya di Kabupaten Indramayu.
Hasil analisis finansial lanjutan menggunakan parameter NPV, BC ratio, IRR, ROI, dan PP untuk setiap usaha perikanan tangkap yang ada di Kabupaten
Indramayu ditunjukkan oleh Tabel 13. Berdasarkan hasil analisis Tabel 13, terlihat bahwa usaha perikanan pancing dan rawai tetap mempunyai NPV yang
negatif yaitu masing-masing – Rp 1.766.209 dan – Rp 8.814. Nilai NPV tersebut memberi indikasi bahwa jika kedua usaha perikanan tangkap ini dilakukan, maka
menyebabkan penerimaan bersih yang diterima nelayan NPV yang diterima nelayan pacing lainnya pada suku bunga berlaku 9,5 selama waktu
pengoperasian 5 tahun adalah berupa kerugian sebesar Rp 1.766.209, dan yang diterima nelayan rawai tetap pada suku bunga berlaku 9,5 selama waktu
pengoperasian 5 tahun adalah berupa kerugian sebesar Rp 8.814. Terkait dengan parameter NPV ini, usaha perikanan payang, bubu, jaring
insang hanyut JIH, jaring insang tetap JIT, dan usaha pengumpulan kerang mempunyai NPV yang positif, yaitu masing-masing Rp 169.798.012, Rp
4.293.350, Rp 344.738.291, Rp 454.465.535, dan Rp 2.956.018. Nilai NPV usaha perikanan jaring insang hanyut JIH dan jaring insang tetap JIT paling besar,
yang berarti ketiga usaha perikanan tangkap tersebut memberikanan keuntungan cukup menjanjikan selama waktu pengoperasiannya.
62 Tabel 13 Kondisi finansial usaha perikanan tangkap di Kabupaten Indramayu
Parameter Finansial Jenis
Usaha Perikanan Tangkap NPV
BC IRR
ROI PP
Payang Rp
169,798,012 1.37
27.93 5.18 0.19
Bubu Rp
4,293,350 1.37
16.58 4.10
0.24 Pancing Yang Lain
Rp 1,766,209
1.01 0.76
3.91 0.26
JIH Rp
344,738,291 1.61
29.13 4.30
0.23 JIT
Rp 454,465,535
1.40 23.14
4.80 0.21
Alat Pengumpul Kerang Rp
2,956,018 1.71
34.43 4.95
0.20 Rawai Tetap
Rp 8,814
1.11 6.44
3.25 0.31
Hasil analisis terhadap parameter BC ratio menunjukkan bahwa usaha perikanan jaring insang hanyut JIH, jaring insang tetap JIT dan usaha
pengumpulan kerang mempunyai BC ratio yang besar. Terkait dengan ini, maka dapat dikatakan bahwa ketiga usaha perikanan ini memberikan manfaat besar,
yaitu masing-masing 1,61, 1,40, dan 1,71 kali lebih besar daripada jumlah pembiayaan yang dikeluarkan selama waktu pengoperasian usaha tersebut. Usaha
perikanan pancing lain dan rawai tetap merupakan usaha perikanan dengan BC ratio terendah di Kabupaten Indramayu, yaitu masing-masing 1,01 dan 1,11.
Dengan demikian, maka nilai manfaat kedua usaha perikanan tangkap hampir sama dengan nilai pembiayaan yang dikeluarkan selama waktu pengoperasiannya.
Usaha perikanan payang, jaring insang hanyut JIH, jaring insang tetap JIT, dan pengumpulan kerang termasuk usaha perikanan tangkap dengan nilai
IRR besar di Kabupaten Indramayu, yaitu masing-masing
27.93 , 29,13 , 23,14 , dan 34,43 .
Hasil analisis ini menujukkan bahwa menginvestasikan uang pada usaha perikanan payang, jaring insang hanyut JIH, jaring insang tetap
JIT, dan pengumpulan kerang akan mendatangkan keuntungan yang relatif besar yang lebih tingi daripada disimpan di bank suku bunga hanya 9,5 per tahun,
63 yaitu masing-masing
27.93 , 29,13 , 23,14 , dan 34,43
per tahunnya. Untuk usaha perikanan pancing lainnya dan rawai tetap, hasil analisis menunjukkan
hanya mendatangkan keuntungan masing-masing 0,76 dan 6,44 , dan nilai ini lebih rendah dari suku bunga yang berlaku. Oleh karena itu, maka investasi di
bank sebaiknya lebih dipilih daripada mengusahakan usaha perikanan pancing lainnya dan rawai tetap di Kabupaten Indramayu.
Hasil analisis terhadap parameter ROI menunjukkan bahwa usaha perikanan payang, bubu, jaring insang hanyut JIH, jaring insang tetap JIT, dan
pengumpulan kerang termasuk usaha perikanan tangkap yang mempunyai tingkat pengembalian investasi ROI bagus, yaitu masing-masing 5,18, 4,10, 4,30, 4,80,
dan 4,95. Dari data ini, usaha perikanan payang paling tinggi ROI-nya yang menunjukkan bahwa usaha ini dapat mengembalikan investasi sebesar 5,18 kali
dari investasi yang ditanam. Oleh karena kondisi ini, maka hasil analisis terhadap parameter PP menunjukkan bahwa usaha perikanan payang juga mempunyai
perputaran usaha paling cepatsingkat yaitu hanya 0,19.
4.2.3 Kondisi finansial usaha perikanan tangkap di Kabupaten Subang