4 makan hari itu saja, sehingga program atau usaha untuk peningkatan kesejahteraan
pun menjadi minim bahkan tidak ada. Efeknya adalah sebagian besar kehidupan nelayan terutama di pesisir utara Propinsi Jawa Barat berada di bawah garis
kemiskinan. Tentu interaksi dan kemitraan seperti ini tidak adil dan terlalu merugikan bagi nelayan pesisir utara Propinsi Jawa Barat.
Permasalahan ini harus diselesaikan dengan tepat dan efektif agar kemitraan usaha perikanan tangkap dengan lembaga keuangan yang ada akan berkembang
secara optimal dan saling menguntungkan. Kemitraan tersebut diduga dapat dirangsang melalui peran aktif lembaga keuangan dan pemerintah dalam
membantu usaha yang dijalankan oleh nelayan tersebut. Misalnya dengan memberlakukan persyaratan kredit yang dipermudah, pemerintah menjadi
penjamin kredit dan kelanggengan mitra usaha perikanan tangkap dengan lembaga keuangan, sekaligus sebagai pengawas, lembaga keuangan terlibat lebih teknis
dalam mitra usaha menangani langsung keuangan usaha, atau mengembangkan skema-skema mitra usaha yang lebih meringankan nelayan tangkap, pengolah dan
pedagang ikan namun tetap menguntungkan lembaga keuangan. Oleh karena itu, penelitian yang mendalam dan menyeluruh sangat diperlukan guna menghasilkan
model pengembangan kemitraan yang lebih tepat dan secara nyata dapat mendorong perkembangan yang lebih baik bagi usaha perikanan tangkap di
pesisir utara Propinsi Jawa Barat.
1.2 Perumusan Masalah
Interaksi dan kemitraan pengusaha perikanan tangkap dengan lembaga keuangan belum harmonis dan belum dapat diandalkan untuk mengatasi
permasalahan penyediaan modal usaha perikanan tangkap. Hal ini menyebabkan permasalahan turunan, yaitu :
1 Pengelolaan usaha perikanan tangkap masih dilakukan secara tradisional
dimana kondisi finansial usaha tidak jelas dan nelayan hampir tidak pernah mengevaluasinya. Kondisi ini juga semakin membingungkan bagi
lembaga keuangan dan pemberi kredit lainnya untuk menentukan mana usaha perikanan yang layak dan dapat didukung pendanaannya. Tidak
adanya data evaluasi finansial ini menyebabkan lembaga keuangan
5 menetapkan persyaratan kredit dan lainnya yang cukup ketat untuk
ukuran pengelolaan yang tradisional tersebut. 2 Kalaupun dukungan permodalan ada pada beberapa usaha perikanan
tangkap selama ini, terkadang juga kurang optimal baik dalam jumlah maupun pelayanan, sehingga produktivitas usaha menjadi terganggu.
Dalam kaitan ini, maka optimalisasi dukungan dan peran perlu menjadi target bagi lembaga keuangan atau pemberi kredit lainnya sehingga lebih
menguntungkan bagi kedua belah pihak. 3 Strategi kerjasama dan kemitraan yang dibangun antara lembaga keuangan
dengan usaha ekonomi kecil dan menengah terkadang kurang berjalan dengan baik. Hal ini dapat terjadi karena strategi yang diterapkan kurang
mengakomodir kepentingan semua komponen atau pihak terkait sehingga sering terjadi benturan dalam implementasinya.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah menyusun model pengembangan kemitraan usaha perikanan tangkap dengan lembaga keuangan di pesisir utara
Propinsi Jawa Barat. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini yang menjadi turunan dari penyusunan model adalah :
1 Menganalisis kondisi finansial usaha perikanan tangkap sehingga dapat diketahui usaha perikanan tangkap yang layak dan tidak layak mendapat
dukungan dari lembaga keuangan. 2 Mengoptimalkan peran lembaga keuangan dalam mendukung usaha
perikanan tangkap yang dianggap layak dikembangkan. 3 Menentukan prioritas strategi pengembangan kemitraan usaha perikanan
tangkap dengan lembaga keuangan. 4 Mendesain model pengembangan kemitraan usaha perikanan tangkap dengan
lembaga keuangan
6
1.4 Manfaat Penelitian