Lama Pendidikan Formal Pengalaman Kerja

peubah bebas ini adalah 23.292 yang berarti bahwa terjadi peningkatan produktivitas buruh sebanyak 23.292 potong per tahun ketika terjadi peningkatan umur buruh satu tahun. Hipotesis yang digunakan menyatakan bahwa semakin tinggi umur buruh maka semakin tinggi tingkat produktivitasnya berlaku pada penelitian ini. Uji– t yang dilakukan memperlihatkan bahwa signifikansi t lebih besar dari á sehingga umur tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas buruh pada berbagai tingkat á sampai batas toleransi, yaitu 0.2. Umur bukan merupakan faktor penting dalam proses perekrutan buruh untuk bekerja, sehingga umur tidak berpengaruh nyata dalam peningkatan produktivitas. Pengamatan di lapangan menyatakan bahwa peningkatan umur buruh tidak akan meningkatkan produktivitas buruh secara drastis karena produktivitas buruh terpengaruh oleh kecepatan buruh dalam menyelesaikan jahitan. Antara buruh yang berumur muda atau tua tidak jauh berbeda dalam tingkat produktivitasnya. Terjadinya peningkatan produktivitas karena ada peningkatan umur satu tahun akan memotivasi buruh untuk meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan umur membuka kesempatan untuk menikah dan mempunyai tanggungan, sehingga buruh akan meningkatkan produktivitasnya agar upah yang diterima lebih besar dan dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum.

c. Lama Pendidikan Formal

Lama pendidikan formal yang dijalani buruh pada industri sedang mempunyai hubungan yang positif dengan produktivitas. Hal ini terlihat dari koefisien peubah lama pendidikan formal yang positif, yaitu 9.025. Peningkatan pendidikan selama satu tahun akan meningkatkan produktivitas buruh sebanyak 9.025 unit per tahun. Dari uji-t terlihat bahwa signifikansi t lebih besar daripada á, yaitu sebesar 0.907 yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh signifikan lama pendidikan terhadap produktivitas buruh pada berbagai tingkat á yang diuji. Perusahaan konfeksi bukan merupakan perusahaan yang membutuhkan buruh dengan pendidikan tinggi, asalkan bisa menjahit dan mau belajar perusahaan akan merekrut buruh tersebut untuk bekerja. Dengan demikian lama pendidikan formal bukan merupakan faktor penting dalam perekrutan buruh dan peningkatan produktivitas. Hubungan yang positif tersebut dapat dijelaskan dari pengamatan dilapangan dan sesuai dengan teori ekonomi sumberdaya manusia. Semakin lama pendidikan formal yang ditempuh maka makin tinggi produktivitasnya sebab buruh mampu memanfaatkan waktu dengan lebih optimal untuk menghasilkan pakaian dengan jumlah lebih banyak. Buruh yang tingkat pendidikannya lebih tinggi akan terpacu untuk meningkatkan produktivitasnya agar dapat menerima upah yang lebih tinggi untuk perbaikan kualitas hidup. Pengaruh yang tidak nyata di lapangan diakibatkan oleh produktivitas buruh ditentukan oleh kecepatan buruh untuk menghasilkan pakaian.

d. Pengalaman Kerja

Pada industri sedang, pengalaman kerja buruh berhubungan positif dengan produktivitas. Peningkatan produktivitas sebesar 21.870 potong per tahun terjadi karena peningkatan pengalaman kerja selama satu tahun. Signifikansi t yang lebih besar dari á memperlihatkan bahwa tidak ada pengaruh nyata dari pengalaman kerja terhadap produktivitas buruh. Signifikansi t adalah 0.554. Produktivitas buruh di lapangan ditentukan oleh kecepatan buruh untuk menghasilkan pakaian sehingga tidak ada perbedaan yang nyata antara buruh yang berpengalaman dengan buruh yang baru bekerja. Demikian pula halnya dalam proses perekrutan buruh, perusahaan tidak mementingkan lama pengalaman kerja buruh, asalkan bisa menjahit akan diterima sebagai buruh di perusahaan tersebut. Hubungan yang positif tersebut diduga terjadi karena, antara buruh yang telah lama bekerja atau buruh senior dengan buruh yang baru bekerja atau buruh junior, mempunyai lama waktu bekerja yang sama dan perekrutan buruh pada industri konfeksi tidak didasarkan pada lamanya pengalaman kerja. Buruh junior merupakan buruh dengan usia muda, yang telah mendapatkan perbaikan kualitas pendidikan dan kesehatan. Buruh junior akan berusaha meningkatkan produktivitasnya agar memperoleh upah yang lebih besar. Upah yang besar mendorong perbaikan tingkat konsumsi, sehingga buruh junior tidak hanya mengkonsusmsi kebutuhan pokok saja.

e. Jumlah Tanggungan