Status Pekerjaan Biaya Pelatihan

menurunkan produktivitas. Pada saat usia muda buruh akan bersemangat untuk meningkatkan produktivitas dan tingkat upah yang diterimanya, tetapi pada saat usia tua, produktivitas buruh menurun.

b. Jumlah Tanggungan

Pada industri besar, koefisien jumlah tanggungan mempunyai hubungan yang positif terhadap produktivitas buruh sebesar 3.988. Artinya, peningkatan jumlah tanggungan sebanyak satu orang akan meningkatkan produktivitas buruh sebesar 3.988 potong per tahun. Pada uji-t, signifikansi t mempunyai nilai yang lebih besar dari á yang mengakibatkan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh. Di lapangan yang terjadi adalah banyak buruh yang belum menikah dan tidak mempunyai tanggungan. Hal ini memicu buruh untuk tidak meningkatkan produktivitasnya karena upah yang diterima masih cukup untuk memenuhi biaya hidup minimumnya. Dengan adanya hubungan yang positif ini, peningkatan jumlah tanggungan akan membuat buruh merasa bertanggung jawab sehingga akan meningkatkan jam kerjanya untuk dapat meningkatkan produktivitas, agar upah yang diterima meningkat dan dapat memenuhi biaya hidup minimum dengan tanggungannya

c. Status Pekerjaan

Pada industri besar terjadi penurunan produktivitas buruh tetap sebesar 0.484 dari buruh kontrak pada kondisi yang sama karena koefisien status pekerjaan bernilai negatif. Artinya hipotesis awal tidak berlaku, yaitu terjadi peningkatan produktivitas buruh ketika status pekerjaan buruh adalah buruh tetap. Nilai signifikansi t sebesar 0.956 lebih besar daripada berbagai tingkat á sehingga status pekerjaan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas buruh. Lama waktu buruh dapat bekerja dalam satu tahun, termasuk berapa lama buruh lembur, adalah hal yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh. Hubungan negatif ini diduga terjadi sebagai akibat status sebagai buruh kontrak yang masa kontraknya tidak diperpanjang lagi. Dengan demikian buruh akan bekerja sesuai dengan jam kerjanya saja, yaitu mulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 17.30 WIB. d. Cara Mendapatkan Pekerjaan Pada industri besar, koefisien cara mendapatkan pekerjaan adalah negatif sebesar 16.510 sehingga berhubungan negatif dengan produktivitas buruh. Hal ini tidak sesuai hipotesis awal yang menyebutkan bahwa, produktivitas buruh yang diajak bekerja lebih besar daripada buruh yang mencari sendiri pekerjaannya. Artinya buruh yang mencari pekerjaan sendiri lebih besar produktivitasnya sebesar 16.510 potong per tahun dibandingkan dengan buruh yang diajak untuk bekerja. Uji t yang dilakukan memperlihatkan bahwa signifikansi t 0.417 lebih besar dari pada á, sehingga cara mendapatkan pekerjaan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas buruh Hubungan negatif ini diduga terjadi karena buruh yang mencari pekerjaan sendiri, memang sangat membutuhkannya. Lain halnya dengan buruh yang diajak yang biasanya hanya ikut-ikutan. Buruh yang mencari sendiri pekerjaan ini akan berusaha keras agar produktivitasnya meningkat dan upah yang diterima lebih tinggi. Dengan demikian cara mendapatkan pekerjaan berpengaruh nyata terhadap produktivitas.

e. Biaya Pelatihan

Koefisien biaya pelatihan mempunyai hubungan yang positif terhadap produktivitas buruh sebesar 0.000. Artinya, peningkatan biaya pelatihan sebanyak Rp. 1 akan meningkatkan produktivitas buruh. Pada uji-t, signifikansi t mempunyai nilai yang lebih besar dari á yang mengakibatkan biaya pelatihan tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh. Pelatihan dengan harga yang mahal adalah pelatihan menjahit yang dilakukan dalam waktu baru-baru ini, sehingga buruh harus meningkatkan jam kerjanya agar upah yang diterima lebih besar dan dapat membayar pelatihan tersebut. Hal ini terjadi karena kebanyakan buruh belum pernah bekerja dan tidak mempunyai pendapatan. 6.3. Perbandingan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Buruh Jahit Pada Industri Sedang dan Industri Besar Antara industi sedang dan industri besar mempunyai hubungan yang positif dan negatif terhadap produktivitas buruh pada peubah umur. Artinya peningkatan umur responden satu tahun akan meningkatkan produktivitas buruh sebanyak koefisien model pada industri sedang dan menurunkan produktivitas buruh pada industri besar. Sedangkan pada pengujian t, diperoleh bahwa umur tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh karena signifikansi t lebih besar dari á. Lama pendidikan formal buruh mempunyai hubungan yang positif dengan produktivitas buruh, baik industri sedang maupun industri besar karena nilai koefisien adalah positif. Sedangkan pada uji-t ditemukan bahwa nilai signifikansi t lebih besar dari á sehingga lama pendidikan formal buruh tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas pada industri sedang dan berpengaruh nyata pada industri besar nilai signifikansi t lebih kecil dari á Alokasi waktu bekerja berhubungan negatif pada masing-masing industri denga n produktivitasnya. Pegujian terhadap t memperlihatkan bahwa nilai signifikansi t yang lebih kecil dari á sehingga pengalaman kerja berpengaruh nyata terhadap produktivitas pada industri sedang dan berpengaruh nyata pada industri besar karena nilai signifikansi t lebih kecil dari á Pada industri sedang dan industri besar, pengalaman kerja berhubungan positif dengan produktivitas buruh. Hal ini terjadi karena koefisien yang diperoleh dari hasil analisis pada industri sedang bernilai positif. Pegujian terhadap t memperlihatkan bahwa nilai signifikansi t yang lebih besar dari á sehingga pengalaman kerja tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas pada industri sedang dan berpengaruh nyata pada industri besar karena nilai signifikansi t lebih kecil dari á Antara industri sedang dan industri besar mempunyai hubungan yang bertolak belakang pada peubah jumlah tanggungan. Pada industri sedang, jumlah tanggungan berhubungan negatif dan berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh, sedangkan pada industri besar, jumlah tanggungan berhubungan positif dan tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas buruh. Status pekerjaan pada industri konfeksi saling bertolak belakang. Pada industri sedang berhubungan positif dan pada industri besar berhubungan negatif. Nilai signifikansi t yang lebih besar dari á mengakibatkan status pekerjaan tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh Koefisien cara mendapatkan pekerjaan oleh buruh adalah bertolak belakang, sehingga pada industri sedang berhubungan positif dengan produktivitas buruh dan pada industri besar berhubungan negatif. Nilai signifikansi t yang lebih besar dari tingkat á mengakibatkan cara mendapatkan pekerjaan tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas. Biaya yang dikeluarkan buruh untuk mengikuti pelatihan berhubungan saling bertolak belakang antara industri sedang dan industri besar. Pada industri sedang, biaya pelatihan berhubungan negatif dan pada industri besar berhubungan positif. Nilai signifikansi t yang lebih besar dari tingkat á menga kibatkan biaya pelatihan ini tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas buruh

VII. ANALISIS HUMAN CAPITAL