Alokasi Waktu Bekerja Pendapatan

yang berpengaruh terhadap peubah tak bebas dalam analisis cukup banyak, yaitu pendapatan dan alokasi waktu bekerja. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh adalah:

a. Alokasi Waktu Bekerja

Hubungan yang negatif antara alokasi waktu bekerja dengan produktivitas terjadi pada industri sedang. Hal ini berkaitan dengan koefisien yang bernilai negatif sebesar 1.158, artinya peningkatan waktu bekerja selama satu jam per tahun akan menurunkan produktivitas sebesar 1.158 potong. Sedangkan signifikansi t menunjukkan nilai yang lebih kecil dari tingkat á = 0.1, yaitu 0.003, sehingga alokasi waktu bekerja mempunyai pengaruh nyata terhadap produktivitas buruh pada berbagai tingkat kepercayaan yang masih bisa ditolerir. Buruh yang mampu menjahit dengan kecepatan tinggi, mempunyai produktivitas yang lebih tinggi. Produktivitas tinggi terjadi karena peningkatan jumlah pakaian yang mampu dijahit dalam satu hari kerja. Hubungan negatif ini terjadi diduga terjadi akibat buruh tidak memanfaatkan waktu bekerja dengan optimal. Hal lain yang menyebabkannya adalah alokasi waktu bekerja yang bisa mencapai 13 jam perhari atau di atas jam kerja normal tujuh jam per hari, menyebabkan peningkatan jam kerja tidak lagi meningkatkan produktivitas. Jam kerja yang bebas juga berpengaruh, artinya pekerja bebas menentukan jam kerjanya kapan saja dan sepanjang upah yang diterima mencukupi untuk biaya hidup maka peningkatan produktivitas tidak ada artinya. Selain itu tempat tinggal yang disediakan pemilik perusahaan juga berpengaruh. Buruh bisa kapan saja istirahat, semakin lama dia beristirahat maka jumlah pakaian yang dihasilkan juga berkur ang.

b. Pendapatan

Pendapatan buruh pada industri sedang hubungan yang positif yaitu sebesar 0.000. Artinya peningkatan pendapatan sebesar Rp. 1 akan meningkatkan produktivitas. Uji-t yang dilakukan pada industri sedang memperlihatkan signifikansi yang ke cil dari tingkat kepercayaan yang masih bisa ditoleransi, yaitu pada tingkat kepercayaan 90 persen sehingga pendapatan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap produktivitas buruh, karena signifikansi t adalah 0.064. Upah yang diterima merupakan implikasi da ri tingkat produktivitas. Semakin tinggi produktivitas buruh, maka semakin tinggi tingkat upah yang diterima buruh. Salah satu cara untuk meningkatkan pendapatan adalah dengan dengan menambah jam kerja. Semakin lama waktu bekerja per hari dan didukung keterampilan yang memadai maka semakin banyak pakaian yang dihasilkan, artinya produktivitas meningkat. Pada perusahaan konfeksi industri sedang sistem upah yang diterima berdasarkan jumlah pakaian yang dihasilkan sehingga semakin tinggi jumlah pakaian yang mampu dijahit maka makin tinggi tingkat produktivitas buruh. Faktor-faktor yang tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh adalah: a. Jenis Kelamin Pada model industri sedang terlihat bahwa jenis kelamin mempunyai hubungan yang negatif dengan produktivitas. Hal ini terjadi karena koefisien jenis kelamin bernilai negatif, yaitu 417.799. Artinya, pada kondisi yang sama, produktivitas buruh perempuan lebih besar 417.799 potong per tahun dari pada buruh laki-laki. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal bahwa buruh laki-laki mempunyai produktivitas yang lebih besar dari pada buruh perempuan. Dengan menggunakan uji-t, nilai signifikansi- t yang diperoleh adalah 0.449. Nilai ini lebih besar dari á sehingga jenis kelamin tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh pada berbagai tingkat á yang diuji. Jenis kelamin tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas terjadi karena dalam proses perekrutan buruh untuk bekerja tidak melihat faktor jenis kelamin. Hubungan negatif tersebut diduga terjadi karena banyak dari buruh perempuan dalam industri ini berstatus janda, artinya buruh bekerja sendiri untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan meningkatkan motivasinya agar dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya dengan tingkat upah yang diterimanya lebih tinggi karena jumlah pakaian yang dihasilkan lebih banyak. Dengan upah yang diterima lebih tinggi, maka buruh dapat memenuhi kebutuhan hidup pribadi dan keluarganya. Pengamatan dilapangan yang terjadi adalah tingkat upah dan tingkat produktivitas yang diperoleh buruh laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda, perbedaaan ini terjadi berdasarkan alokasi waktu bekerja dan perusahaan yang mempekerjakannya. Produktivitas ditentukan oleh kemampuan buruh untuk menghasilkan jumlah pakaian lebih banya k selama satu hari kerja. Dalam industri besar, umumnya jenis kelamin tidak dimasukkan pada peubah bebas karena semua responden berjenis kelamin perempuan b. Umur Berdasarkan model regresi linier berganda pada industri sedang, terlihat bahwa umur mempunyai hubungan yang positif dengan produktivitas. Koefisien peubah bebas ini adalah 23.292 yang berarti bahwa terjadi peningkatan produktivitas buruh sebanyak 23.292 potong per tahun ketika terjadi peningkatan umur buruh satu tahun. Hipotesis yang digunakan menyatakan bahwa semakin tinggi umur buruh maka semakin tinggi tingkat produktivitasnya berlaku pada penelitian ini. Uji– t yang dilakukan memperlihatkan bahwa signifikansi t lebih besar dari á sehingga umur tidak berpengaruh nyata terhadap peningkatan produktivitas buruh pada berbagai tingkat á sampai batas toleransi, yaitu 0.2. Umur bukan merupakan faktor penting dalam proses perekrutan buruh untuk bekerja, sehingga umur tidak berpengaruh nyata dalam peningkatan produktivitas. Pengamatan di lapangan menyatakan bahwa peningkatan umur buruh tidak akan meningkatkan produktivitas buruh secara drastis karena produktivitas buruh terpengaruh oleh kecepatan buruh dalam menyelesaikan jahitan. Antara buruh yang berumur muda atau tua tidak jauh berbeda dalam tingkat produktivitasnya. Terjadinya peningkatan produktivitas karena ada peningkatan umur satu tahun akan memotivasi buruh untuk meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan umur membuka kesempatan untuk menikah dan mempunyai tanggungan, sehingga buruh akan meningkatkan produktivitasnya agar upah yang diterima lebih besar dan dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum.

c. Lama Pendidikan Formal