Produktivitas Tenaga Kerja TINJAUAN PUSTAKA

http:hdrc.undp.org.inAPRIhdshdfctindonsia.htm, 18 Mei 2005 Salah satu faktor penentu dalam peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah pangan dan gizi. Pangan merupakan basic needs untuk memenuhi kebutuhan manusia agar tetap melaksanakan kegiatannya yang secara langsung dapat mempengaruhi tingkat produktivitasnya. Demikian pula dengan kualitas yang dimiliki oleh pangan, juga harus lebih diperhatikan. Dengan kualitas pangan yang baik dan peningkatan gizi masyarakat Indonesia diharapkan mampu meningkatkan produktivitas kerja yang nantinya akan meningkatkan pendapatan dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.3. Produktivitas Tenaga Kerja

Produktivitas merupakan istilah mencakup bidang yang luas dan menarik. Hingga saat ini belum ada definisi yang tepat tentang produktivitas. Menurut Mathis dan Jakson dalam Manubowo 2003, menyebutkan bahwa sistem manajemen produktivitas berusaha mendefinisikan, mendorong, mengukur, mengevaluasi, meningkatkan dan memberi penghargaan terhadap produktivitas karyawannya. Filosofi dari produktivitas adalah keinginan dan usaha manusia untuk meningkatkan mutu hidup dan penghidupannya. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang dan jasa. Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan sumberdaya secara baik dalam proses produksi Sinungan dalam Tutuhatunewa, 1998. Dalam Koehler’s Dictionary for Accountants 1983 produktivitas didefinisikan sebagi hasil yang didapat dari setiap proses produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi. Pendefinisian tentang produktivitas sekarang ini tidak hanya mengacu pada proses produksi fisik saja tetapi lebih menenekan pada aspek sumberdaya manusia yang mengacu pada motivasi terhadap peningkatan taraf hidup. Peningkatan produktivitas sifatnya sangat spesifik. Usaha peningkatan produktivitas tergantung pada setiap perusahaan dan setiap usaha yang dilakukan tidak bisa diterapkan begitu saja pada perusahaan lain. Usaha peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemanfatan tenaga manusia secara maksimal dan pengefektifan pengelolaan kerja. Sumberdaya manusia merupakan unsur penting dalam proses peningkatan produktivitas, karena teknologi yang digunakan dalam proses produksi merupakan hasil karya manusia. Produktivitas tenaga kerja merupakan tingkat kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan produk. Perubahan kualitas tenaga kerja adalah perubahan produktivitas pekerja dalam jumlah tenaga kerja yang tidak berubah dan perubahan produktivitas yang terjadi karena perubahan jumlah satuan tenaga kerja tidak disebut sebagai perubahan kualitas tenaga kerja Ananta dan Djadjanegara, 1986. Selain itu dalam teori ekonomi, produktivitas merupakan suatu pengukuran output yang merupakan pengukuran relatif output terhadap input atau faktor produksi. Produktivitas tenaga kerja mengacu pada kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan output. Produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu Simanjuntak, 1998. Pada dasarnya, orang berproduktivitas rendah disebabkan oleh kurangnya keterampilan, kurangnya sarana -sarana penunjang, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi, salah penempatan posisi kerja, rendahnya tingkat upah dan sebagainya. Menurut Soeprihanto dalam Manubowo 2003, faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah: bakat, pendidikan dan latihan, nutrisi, lingkungan dan fasilitas, iklim kerja, motivasi dan kemauan, hubungan industrial, teknologi, manajemen, kesempatan berprestasi, investasi, perijinan, moneter dan distribusi. Sedangkan faktor yang berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja adalah pengetahuan, keterampilan, abilitas, sikap dan perilaku karyawan Bernadin dan Russel, 1993. Menurut Ananta dan Djadjanegara 1986 terdapat empat faktor yang mempengaruhi produktivitas. a. Perubahan jumlah tenaga kerja b. Perubahan jumlah jam kerja c. Pergeseran fungsi produksi d. Perubahan kondisi pasar Pada abad ke 18, Adam Smith telah mengemukakan arti efisiensi dan spesialisasi yang pada hakikatnya merupakan faktor terpenting dala m peletakan dasar produktivitas dapat pula diartikan sebagai ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas dari sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi dengan membandingkan jumlah yang dihasilkan dengan setiap atau seluruh sumber- sumber masukan yang dig unakan Aroef dalam Tutuhatunewa, 1998. Efisiensi adalah penghematan penggunaan sumber-sumber dalam kegiatan produksi atau organisasi. Efektivitas merupakan pencapaian keluaran atau target. Produktivitas = kan SumberMasu umber enggunaanS EfisiensiP nTugas sPelaksana Efektivita − Produktivitas = kan SumberMasu umber enggunaanS EfisiensiP n kanKeluara sMenghasil Efektivita − Menurut Ravianto dalam Tutuhatunewa 1998, peningkatan produktivitas dapat dilihat dari tiga cara, yaitu: a. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumberdaya yang sama b. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dengan menggunakan sumberdaya yang lebih sedikit c. Jumlah produksi meningkat jauh lebih besar dengan menggunakan sumberdaya yang relatif sedikit Melalui pendekatan sistem, Simanjuntak 1998 menyatakan bahwa faktor -faktor yang berpengaruh terhadap tingkat produktivitas tenaga kerja adalah: a. Kualitas dan kemampuan tenaga kerja, yang dapat dipengaruhi oleh pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, sikap mental dan kondisi fisik tenaga kerja b. Sarana pendukung tenaga kerja, mencakup lingkungan kerja dan kesejahteraan tenaga kerja. Lingkungan kerja meliputi keselamatan dan kesehatan kerja, sarana produksi dan teknologi, sedangkan kesejahteraan tenaga kerja tercermin pada tingkat upah dan jaminan sosial c. Supra sarana, yang meliputi kebijakan pemerintah, Hubungan Industrial Pancasila dan kemampuan dalam mencapai kerja yang optimal. Ross 1977 mengemukakan 9 faktor atau dorongan yang perlu diperhatikan dalam usaha peningkatan produktivitas, yaitu: a. Kerja yang bersifat menantang, kreatif, menarik dan memberikan kesempatan untuk berprestasi b. Partisipasi dalam mengambil keputusan yang berpengaruh terhadap individu c. Kompensasi yang dikaitkan dengan produktivitas d. Komunikasi dan saluran komando yang sederhana e. Pengawasan yang kompeten f. Pengakuan terhadap prestasi g. Kesempatan untuk pengembangan diri h. Kesempata n untuk memimpin i. Pola atau tipe organisasi yang lebih fleksibel

2.4. Industri Besar dan Industri Sedang