lebih besar sebesar 473.396 potong per tahun. Signifikansi t sebesar 0.391 menunjukkan bahwa, lama pelatihan tidak berpengaruh nyata terhadap
peningkatan produktivitas buruh pada tingkat berbagai tingkat á. Hubungan positif ini sesuai dengan teori ekonomi sumberdaya manusia
bahwa semakin lama buruh melakukan pelatihan maka semakin tinggi produktivitas buruh. Semakin lama buruh berlatih, maka buruh semakin tahu
seluk beluk dalam menjahit dan jahitan pakaian lebih rapi. Dengan jahitan yang rapi, buruh tidak perlu untuk mengulangi jahitannya dan jumlah pakaian yang
dihasilkan lebih banyak sehingga produktivitas meningkat dan upah yang diterima lebih tinggi.
6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Buruh Jahit Pada Industri Besar
Peubah be bas yang digunakan berbeda dengan analisis pada industri sedang, karena jenis kelamin responden sama yaitu perempuan dan lama pelatihan
masing-masing buruh adalah satu bulan sehingga dalam melakukan analisis terjadi error
. Pada output analisis regresi linier berganda Lampiran 2 terjadi multikolinearitas, karena VIF Variance Inflection Factor yang menunjukkan
korelasi antar peubah bebas bernilai besar, yaitu lebih dari 10. Agar asumsi- asumsi metode pendugaan kuadrat terkecil biasa OLS Ordinary Least Square
dalam analisis regresi linier berganda dapat terpenuhi, maka data ditransformasikan dan dihilangkan salah satu peubahnya, yaitu pendapatan
Lampiran 3
Tabel 8. Analisis Regresi Linier Berganda Pada Industri Besar Tahun 2005 Data Transformasi
Peubah Bebas Koefisien
T hitung Signifikansi t
Konstanta Um
Pend Peng
Alo Tangg
Spe Sta
Car Biayplt
1281,520 -0,589
2,830 5,676
-0,069 3,988
8,508 -0,484
-16,510 0,000
106,480 -0,464
1,511 2,306
-3,911 0,829
1,444 -0,055
-0,822 0,052
0,000 -0,646
0,141 0,028
-0,000 0,414
0,159 -0,956
-0,417 0,959
R
2
= 58.5 Adj R
2
= 46.1
VIF : 1.066 – 2.305
Durbin-Watson = 1.914
Nyata Pada á. = 99 Nyata Pada á. = 95
Nyata Pada á. = 85 Nyata Pada á. = 80
Sumber : Data Primer, 2005 Diolah
Uji-f digunakan untuk menguji apakah keseluruhan model dapat digunakan untuk menduga hubungan antar peubah bebas dan peubah tak
bebasnya. Uji ini menggunakan signifikansi f dan membandingkanya dengan tingkat á. Kaidah pengujian yang digunakan adalah:
F
sig
á = tolak Ho
F
sig
á = terima Ho
Signifikansi f yang diperoleh dari ouput regresi linier berganda adalah 0.001 dan tingkat á yang digunakan sampai pada tingkat á = 0.2 sehingga F
sig
á dan dapat diambil kesimpulan untuk menolak Ho yaitu terdapat hubungan nyata antara
karakteristik buruh dengan produktivitas buruh. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa kemungkinan kesalahan untuk menolak Ho adalah sebesar
0.1 persen yang ditunjukkan signifikansi f change = 0.001. Goodness of Fit R
2
memperlihatkan persentase variasi total dari peubah tak bebas yang dapat dijelaskan oleh peubah bebas. Semakin tinggi nilai R
2
maka
semakin baik model yang digunakan, tetapi jika R
2
bernilai rendah belum tentu model yang digunakan bur uk. Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan harga
R
2
sebesar 0.565 sehingga efektivitas garis regresi yang diperoleh dalam menjelaskan variasi pada peubah bebas sebesar 56.5 persen. Selebihnya dijelaskan
oleh faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam model regresi yang diperoleh. Walaupun nilai R
2
yang diperoleh terbilang kecil, belum tentu model yang digunakan buruk karena sampel yang digunakan dalam analisis belum
mencerminkan keberadaan populasi yang sesungguhnya. Adjusted R
2
R
2
yang telah dibebas kan dari pengaruh derajat bebas menunjukkan bagaimana pengaruh
peubah bebas terhadap peubah tak bebas sebesar 0.434 43.4 persen. Persamaan Regresi Linier Berganda diperoleh dari Coefficients pada tabel
output. Persamaan yang diperoleh adalah:
P = 1 2 8 1 ,5 2 0 - 0 ,5 8 9 UM + 2 ,8 3 0 PEN D + 5 ,6 7 6 PEN G - 0 ,0 6 9 ALO + 3 ,9 8 8 TAN GG + 8 ,5 0 8 SPE - 0 ,4 8 4
STA - 1 6 ,5 1 0 CAR + 0 ,0 0 0 BI AYPLT
Dari koefisien tiap peubah bebas terlihat bahwa lama pendidikan formal, pengalaman kerja, jumlah tanggungan, spesifikasi kerja, status pekerjaan dan
biaya pelatihan mempunyai hubungan yang positif dengan produktivitas buruh. Umur, alokasi waktu bekerja dan cara mendaptkan pekerjaan mempunyai
hubungan negatif dengan produktivitas buruh. Uji-t bertujuan untuk mengetahui peubah bebas mana yang berpengaruh
nyata terhadap peubah tak bebas menggunakan signifikansi t yang dibandingkan dengan tingkat á. Kriteria ujinya adalah:
T
sig
á = tolak Ho
T
sig
á = terima Ho
Pada tingkat á = 0.01, terdapat 1 peubah bebas yang berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas buruh, yaitu alokasi waktu bekerja T
sig
= 0.000. Pada tingkat á = 0.05, terdapat 2 peubah bebas yang berpengaruh nyata, yaitu alokasi
waktu bekerja T
sig
= 0.000 dan pengalaman kerja T
sig
= 0.028. Dengan menggunakan tingkat á =0.1, terdapat dua peubah bebas yang berpengaruh nyata,
yaitu alokasi waktu bekerja T
sig
= 0.000 dan pengalaman kerja T
sig
= 0.028. Menggunakan á = 0.15, terdapat tiga peubah bebas yang berpengaruh nyata, yaitu
alokasi waktu bekerja T
sig
= 0.000, pengalaman kerja T
sig
= 0.023 dan lama pendidikan formal T
sig
= 0.141. Dengan menggunakan tingkat á = 0.2 terdapat empat peubah yang berpengaruh nyata, yaitu alokasi waktu bekerja T
sig
= 0.000, pengalaman kerja T
sig
= 0.023, lama pendidikan formal T
sig
= 0.131 dan spesifikasi kerja T
sig
= 0.159. Dari pernyataan diatas, maka digunakan tingkat á = 0.2 sebagai patokan dalam menganalisis faktor -faktor yang mempengaruhi
produktivitas buruh pada industri besar, hal ini dilakukan agar peubah bebas yang berpengaruh terhadap peubah tak bebas dalam analisis cukup banyak, yaitu
alokasi waktu bekerja, pengalaman kerja, lama pendidikan formal dan spesifikasi kerja.
Dari hasil analisis regresi linier berganda, juga diperoleh nilai VIF Variance Inflection Factor, yang menunjukkan korelasi antar peubah bebas.
Nilai VIF yang diperoleh antara 1.073 sampai 2.261 yang menunjukkan tidak adanya multikolinearitas antar peubah bebas dilihat dari nilainya yang relatif
kecil.
Faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas buruh pada industri besar adalah:
a. Lama Pendidikan Formal