Net Present Value ANALISIS HUMAN CAPITAL

7.2. Net Present Value

Net Present Value merupakan nilai dari pelatihan dapat meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup sekarang. Apabila nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup lebih besar dari nilai investasi sekarang, maka pelatihanyang dilakukan buruh menguntungkan dan layak dilaksanakan. Pada saat NPV bernilai negatif, maka pelatihan yang dilakukan tidak menguntungkan dan tidak layak dilaksanakan. Pada industri sedang, saat suku bunga 12 persen, NPV bernilai negatif pada tahun ke -0 sebesar -1.769.000 dan tahun ke -1 sebesar - 123.823.214, kemudian meningkat menjadi 2.849.968 tahun ke -2 dan menjadi 1.666.449 pada tahun ke -25. NPV per tahun yang terus meningkat menjadi nilai positif. Peningkatan ini menunjukkan bahwa seorang buruh yang bekerja pada perusahaan konfeksi industri sedang memutuskan untuk tetap bekerja pada tingkat suku bunga 12 persen, karena biaya hidup yang dikeluarkan lebih kecil dari pada upah yang diterima. Nilai kumulatif NPV sebesar Rp Rp 51.573.201 selama 26 tahun memperlihatkan bahwa pelatihan dapat meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup karena NPV lebih besar dari pada 0 dan mampu menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp Rp 51.573.201 selama 26 tahun Dengan menggunakan tingkat suku bunga sebesar 17 persen, NPV yang diperoleh pada industri sedang meningkat dengan nilai positif. Tahun ke-0 NPV yang diperoleh bernilai negatif sebesar 1.769.000. Pada tahun ke-1 sebesar – 118.531.623 dan pada tahun ke -25 adalah 559.237. Peningkatan NPV menjadi nilai positif menyebabkan buruh tetap bekerja pada industri konfeks i, karena biaya hidup lebih kecil dari upah yang diterima. NPV selama 26 tahun dengan tingkat suku bunga sebesar 17 persen adalah Rp. 758.190. Artinya, NPV selama 26 tahun lebih besar dari 0, sehingga pelatihan yang dilakukan meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup dan mampu menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp. 758.190 selama 26 tahun Pada saat suku bunga 18 persen, memperlihatkan bahwa NPV selama 26 tahun bernilai negatif, yaitu sebesar Rp 6.206.781. Artinya pada saat suku bunga 18 persen, pelatihan yang dilakukan buruh tidak dapat meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup karena NPV lebih kecil daripada 0 dan manfaat bersih yang diterima bernilai negatif sebesar Rp. 6.206.781. NPV bernilai negatif pada tahun ke-0 sebesar 1.769.000 dan tahun ke-1 sebesar - 117.527.118, kemudian menurun sampai 452.056 pada tahun ke -25. NPV per tahun yang terus meningkat menjadi nilai positif dan menurun menjadi nilai negatif menunjukkan bahwa seorang buruh yang bekerja pada industri konfeksi memutuskan untuk tidak bekerja pada tingkat suku bunga 18 persen, karena biaya hidup yang dikeluarkan lebih besar dari pada upah yang didapatkan. Pada tingkat suku bunga 12 persen, NPV pada tahun ke-1 adalah – 2.877.072 dan menjadi 237.768 pada tahun ke-25. Adanya peningkatan NPV yang bernilai positif ini mengindikasikan bahwa buruh dapat tetap bekerja pada industri konfeksi, karena biaya hidup lebih kecil dari upah yang diterima pada saat suku bunga 12 persen. NPV kumulatif selama 26 tahun lebih besar dari 0, yaitu Rp 22.101.835, sehingga pelatihan yang dilakukan meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup dan mampu menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 22.101.835 selama 26 tahun Dengan menggunakan suku bunga 17 , NPV tahun ke-0 bernilai negatif sebesar 979.500 dan tahun ke-1 sebesar 2.636.423 dan meningkat menjadi 71.242 pada tahun ke-25. NPV per tahun yang terus meningkat menjadi nilai positif menunjukkan bahwa seorang buruh yang bekerja pada industri konfeksi memutuskan untuk tetap bekerja pada tingkat suku bunga 17 persen, karena biaya hidup yang dikeluarkan lebih kecil dari pada upah yang diterima. NPV Kumulatif dari 26 tahun menunjukkan bahwa pelatihan dapat meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup karena NPV lebih besar dari 0 dan mampu menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 14.829.555 selama 26 tahun. NPV pada saat suku bunga 17 persen adalah Rp 14.829.555 Saat suku bunga 89 persen, memperlihatkan bahwa NPV selama 26 tahun bernilai negatif, yaitu sebesar Rp 20.476. Artinya pada saat suku bunga 89 persen, pelatihan yang dilakukan buruh tidak dapat meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup karena NPV lebih kecil daripada 0. NPV bernilai negatif pada tahun ke-0 sebesar 979.500 dan tahun ke-1 sebesar 1.186.507, kemudian meningkat menjadi 0. 442427158 pada tahun ke-25. NPV per tahun yang terus meningkat menjadi nilai positif menunjukkan bahwa seorang buruh yang bekerja pada industri konfeksi memutuskan untuk tetap bekerja pada tingkat suku bunga 89 persen, karena biaya hidup yang dikeluarkan lebih kecil dari pada upah yang didapatkan.

7.3. Net Benefit Cost Ratio