T
hitung
=
i i
Sb b
−
Dengan Hipotesis: Ho : b1 = b2 =...= bk = 0
H1 : b1 = b2 =...= bk 0 dimana:
bk = salah satu peubah bebas jenis kelamin, umur buruh, lama pendidikan formal, pengalaman kerja, alokasi waktu kerja, pendapatan, jumlah tanggungan
keluarga , spesifikasi kerja, status pekerjaan, cara mendapatkan pekerjaan, biaya pelatihan dan lama pelatihan.
Kriteria ujinya adalah: T
hitung
T
tabel
2 α
;n-k = tolak Ho
T
hitung
T
tabel
2 α
;n-k = terima Ho
Penolakan atas Ho mengidentifikasikan bahwa peubah bebas yang digunakan berpengaruh nyata terhadap peubah tak bebas dan apabila bi lebih
besar dari nol maka peningkatan peubah i akan meningkatkan peubah tak bebasnya, demikain pula sebaliknya.
3.1.2 Analisa Kelayakan Human Capital
Pendidikan yang ditamatkan dan latihan yang diikuti buruh merupakan bekal dalam menghadapi persaingan di pasar tenaga kerja. Pelatihan merupakan
investasi yang imbalannya diperoleh beberapa tahun kemudian dalam bentuk peningkatan jumlah penghasilan dan produktivitas yang dikenal sebagai human
capital.
Untuk menganalisis penggunaan Human Capital dalam peningkatan produktivitas buruh adalah menggunakan Net Present Value NPV, yaitu:
Ysla =
∑
+
n t
t
r V
1 dimana
Ysla = nilai sekarang NPV dari arus penghasilan seumur hidup
V
t
= besarnya penghasilan pada tahun t r = tingkat discount yang menggambarkan time preference seseorang atas
konsumsi barang saat sekarang dibanding satu tahun yang akan datang t
= periode waktu lamanya seseorang bekerja Jika:
Y Sla 0 = Pendidikan dan Pelatihan dapat meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup
Y Sla 0 = Pendidikan dan Pelatihan dapat meningkatkan nilai sekarang dari arus penghasilan seumur hidup
Y Sla = 0 = Pendidikan dan Pelatihan dapat mengembalikan opportunity cost yang telah dikeluarka n
3.2 Kerangka Operasional Perekonomian Indonesia didominasi oleh perindustrian. Sektor ini
merupakan penyumbang terbesar PDB selama sepuluh tahun terakhir. Pada tahun 2001 PDB dari industri pengolahan sebanyak 26,11 persen dan dari sektor
pertanian hanya sebesar 16,39 persen. Dari tahun ketahun terdapat peningkatan jumlah tenaga kerja pada industri
besar dan industri sedang, walaupun terjadi penurunan jumlah perusahaan. Hal ini terjadi karena tidak semua sub sektor perindustrian mengalami peningkatan,
bahkan ada yang mengalami penurunan jumlah yang cukup signifikan. Peningkatan penyerapan tenaga kerja banyak terjadi pada sub sektor industri
pakaian jadi, yaitu sebanyak 48 ribu orang di tahun 2000. Peningkatan ini juga terjadi pada tahun 2001 sebanyak hampir 13 ribu orang demikian juga pada tahun
2002 sebanyak hampir seribu orang. Menurut BPS, industri besar adala h perusahaan yang mempekerjakan
lebih dari 100 oarang tenaga kerja dan industri sedang adalah perusahaan yang mempekerjakan 20-99 orang tenaga kerja tanpa memperhatikan modal dan
teknologi yang digunakan. Dengan adanya Undang-Undang Usaha Kecil No. 9 Tahun 1995, industri kecil sebagai bagian usaha kecil di Indonesia didefinisikan
sebagai industri yang memiliki asset tidak lebih dari Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan atau omzet pertahun sebesar Rp 1 Milyar. Sedangkan
industri menengah, asset dan omzet yang dimiliki Rp 700 Juta – Rp 1 Milyar pertahun.
Peningkatan asset dan omzet perusahaan tidak terlepas dari peranan sumberdaya manusia yang dimilikinya dalam peningkatan produktivitas
perusahaan. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia ini diperlukan investasi jangka panjang dari setiap sumberdaya manusia, investasi ini disebut
human capital yang terkait dengan tingkat pendidikan sumberdaya manusia,
migrasi, gizi dan kesehatan. Dalam pidato Theodore Schultz pada tahun 1960 yang berjudul Investment in Human Capital pada kongres The American
Economic Association bahwa proses perolehan pengetahuan dan keterampilan
melalui pendidika n bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi juga merupakan suatu investasi Nurulpaik, 2005
3
.
3
http:www.pikiran-rakyat.comcetak040405teropong lainnya05.htm,Iik Nurukpaik, Pendidikan Sebagai Investasi, 18 Mei 2005
Dengan demikian pendidikan dan latihan dapat dipandang sebagai investasi pada sumberdaya manusia. Dalam studi ini, human capital lebih
ditekankan pada pendidikan dan latihan, dimana pe ndidikan merupakan pendidikan formal dan latihan merupakan pendidikan non formal yang diperoleh
buruh. Becker 1965 menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan serta
peningkatan kualitas kesehatan merupakan hal yang berpengaruh terhadap modal sumberdaya ma nusia, tetapi yang paling utama pengaruhnya adalah pendidikan
dan pelatihan. Banyak studi yang menunjukkan bahwa tenaga kerja dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi
pula. Schultz dan Deninson dalam Nurulpaik 2005 memperlihatkan bahwa pembangunan sektor pendidikan dengan manusia sebagai fokus intinya telah
memberikan kontribusi langsung terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara, melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja.
Tingkat pendidikan dan latihan yang diikuti buruh berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas. Umumnya tenaga kerja di Indonesia merupakan tenaga
yang tidak terdidik, karena rata-rata berada pada tingkatan sekolah dasar, hanya 4,8 persen dari total tenaga kerja pada tahun 2003 yang merupakan lulusan
perguruan tinggi. Untuk dapat meningkatkan produktivitas buruh konfeksi, perlu diketahui terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
Pada dasarnya produktivitas buruh dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, kesehatan, motivasi, usia dan jenis kelamin yang merupakan faktor
internal diri buruh. Sedangkan faktor eksternal yang berpengaruh adalah upah, kebijakan pemerintah dan lingkungan kerja.
Dalam studi ini, faktor yang berpengaruh adalah jenis kelamin,umur, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, alokasi waktu kerja, pendapatan, jumlah
tanggungan, spesifikasi kerja, status pekerjaan dan cara mendapatkan pekerjaan. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena selain menganalis
faktor -faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas buruh konfeksi pada industri sedang dan industri besar juga menganalisis human capital buruh yang
berimplikasi pada peningkatan produktivitas buruh
Gambar 1. Diagram Alir Kerangka Penelitian
Industri Pendapatan Rendah
Produktivitas Rendah Pendidikan Rendah
Keterampilan Rendah
Industri Besar Industri Sedang
Industri Kecil Industri Rumah
Tangga
Industri Konfeksi
Tenaga Kerja
Human Capital Produktivitas
Jenis Kelamin Umur
Tingkat Pendidi kan Pengalaman Kerja
Alokasi Waktu Kerja Pendapatan
Pelatihan Jumlah Tanggungan
Spesifikasi Kerja Status Pekerjaan
Cara Mendapatkan Biaya Pelatihan
Lama Pelatihan
Net Present Value Internal Rate of Return
Net BC Ratio
Pendidikan Pelatihan
Pendapatan
Ekonomi
IV. METODE PENELITIAN