VII. ANALISIS HUMAN CAPITAL
7.1. Human Capital Buruh Jahit
Penggunaan human capital pada industri konfeksi sangat penting. Human capital
yang dimaksud adalah keterampilan yang diperoleh buruh dan digunakan untuk bekerja. Pelatihan yang dilakukan buruh pada industri sedang yang sesuai
dengan pekerjaannya adalah menjahit. Menjahit merupakan keterampilan khusus yang diperoleh dari berbagai cara, salah satunya adalah melalui pelatihan. Untuk
mendapatkan keahlian khusus ini memerlukan biaya yang harus dikeluarkan oleh buruh. Buruh melakukan latihan atau kursus menjahit sebelum dan pada saat
bekerja. Buruh yang ikut pelatihan menjahit sebelum bekerja akan di uji kemampuannya selama tiga sampai enam hari oleh perusahaan. Lama buruh yang
mengikuti pelatihan menjahit sebelum bekerja tergantung dari kemampuan dasar buruh untuk menjahit. Biaya yang dikeluarkan berkisar antara Rp. 50.000 sampai
Rp.400.000. Buruh yang ikut pelatihan setelah bekerja adalah buruh yang disebut `kenek`, yaitu buruh jahit yang bekerja sambil belajar pada buruh lain dengan
membayar pada buruh tersebut. Setelah bisa menjahit dengan baik, maka otomatis bisa menerima upah penuh, karena tidak perlu lagi membayar buruh lain untuk
belajar. Ada beberapa buruh yang mempunyai keterampilan selain menjahit, yaitu buruh yang sekolah di sekolah kejuruan sehingga keterampilan yang dimilikinya
berbagai macam, seperti komputer, tata busana dan seba gainya. Hampir semua buruh yang bekerja pada industri besar merupakan buruh
yang mengikuti pelatihan menjahit sebelum bekerja. Terutama buruh yang mempunyai pengalaman kerja dibawah dua tahun, karena perusahaan mencari
buruh yang mempunyai keterampilan menjahit untuk posisi operator atau helper. Operator
atau helper memegang peranan penting dalam proses produksi industri konfeksi. Buruh ini mengikuti pelatihan menjahit selama satu bulan, yaitu selama
satu jam per hari. Biaya yang dikeluarkan beragam, mula i dari Rp. 75.000 per bulan sampai Rp. 115.000 per bulan. Biaya ini tergantung kapan dan dimana
mereka mengikuti pelatihan. Rata-rata upah yang diterima buruh pada industri sedang sebelum tahun
ke 0 mengikuti pelatihan adalah sebesar Rp. 7.138.000 per tahun. Pada saat tahun ke -1 melakukan pelatihan, rata-rata upah yang diterima adalah Rp.
7.138.000 per tahun dan meningkat sebesar Rp. 29.950.000 per tahun. Dari analisis yang dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel, net benefit yang
diperoleh buruh dari tahun ke-0 adalah sebesar Rp. - 1.769.000 per tahun, kemudian menjadi Rp. –138.682.000 per tahun pada tahun pertama dan Rp.
3.575.000 per tahun sampai pada tahun ke-25. Terjadi peningkatan net benefit yang diterima buruh dari tahun- ke tahun.
Pada industri besar, tahun ke-0 buruh menerima inflow sebesar Rp.115.200, kemudian meningkat menjadi Rp. 7.537.200 pada tahun ke -2 sampai
tahun ke 25. Net benefit yang diterima buruh pada tahun ke-0 adalah Rp. - 1.159.500 dan meningkat menjadi Rp. 3.609.000 pada tahun ke -2 sampai tahun
ke-25. Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 12 persen merupakan tingkat suku bunga deposito dan 17 persen merupakan tingkat terendah suku bunga
pinjaman.
7.2. Net Present Value