Karakteristik Umum Industri 1. Industri Sedang

V. IDENTIFIKASI UMUM

5.1. Karakteristik Umum Industri 5.1.1. Industri Sedang Perusahaan yang dijadikan lokasi studi adalah empat perusahaan konfeksi di Jakarta, yaitu Indra Konfeksi, Jhon Konfeksi, Asa Konfeksi dan Irwan Konfeksi. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan konfeksi yang menggunakan sistem jasa, dimana perusahaan hanya dijadikan sebagai tempat produksi barang. Mulai dari pemotongan bahan, penjahitan, penyetrikaan, quality control sampai pada packaging. Pemasaran dilakukan oleh toko-toko yang memberikan pesanan pada perusahaan tersebut. Umumnya toko tersebutlah yang mementukan bahan, model dan merk pakaian yang akan dijahit. Model yang biasanya dibuat adalah model busana muslim dengan tambahan payet atau bordiran. Untuk tambahan bordir akan diberikan pada perusahaan lain yang khusus untuk bordiran setelah dilakukan pemotongan bahan pada perusahaan konfeksi tadi, sedangkan untuk payet dikerjakan oleh perusahaan itu sendiri dan tentu saja dengan harga yang berbeda. Pada saat sepi, perusahaan konfeksi akan menjahit pakaian dinas atau seragam sekolah. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk pakaian dinas dan seragam sekolah mencapai Rp. 15.000 per stel pakaian. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk satu potong pakaian dengan model dan bahan yang telah ditentukan berkisar pada Rp. 5.000 sampai Rp. 15.000 untuk pakaian yang tidak menggunakana bordir atau payet. Pada pakaian yang menggunakan bordir dan payet biaya produksi bisa mencapai Rp. 60.000, tergantung pada banyaknya payet atau bordir pada baju tersebut. Keuntungan rata-rata yang diperoleh dari 1 potong pakaian adalah antara Rp. 1.500 sampai Rp. 4.000. Perusahaan pada industri sedang umumnya tidak mempunyai struktur organisasi yang jelas. Pemilik sekaligus direktur utama perusahaan tersebut, sedangkan keuangan dan administrasi dipegang oleh istri pemilik perusahaan atau orang yang ditunjuk oleh pemilik perusahaan. Untuk manajemen perusahaan dikelola oleh pemilik dan istrinya, walaupun dengan menajemen yang sederhana. Mulai dari pembukuan nama buruh, asal buruh, jumlah potong pakaian yang dijahit buruh, upah buruh dan sebagainya, keuangan mengelola uang masuk dari pemesan dan uang keluar untuk upah buruh dan keperluan lain seperti membayar listrik, telepon atau pinjaman dari bank. Setiap perusahaan menyediakan tempat penginapan bagi buruh, baik buruh perempuan maupun buruh laki-laki. Untuk makan mereka akan membeli di “warteg” sekitar perusahaan, kecuali untuk buruh tetap yang biasanya merupakan saudara dari pemilik perusahaan. Buruh mulai bekerja pada pukul 08.00 WIB, istirahat antara pukul 12.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB, kemudian istirahat dari pukul 17.00 WIB- 19.00 WIB dan dilanjutkan kembali sampai pukul 20.00 WIB. Hampir semua buruh merupakan buruh borongan, dimana pada saat buruh tersebut libur tanpa izin selama tiga hari otomatis akan keluar dari perusahaan dan jam kerja yang dijalani bebas, asalkan mencapai target minimum per hari yang ditetapkan oleh pemilik perusahaan. Upah yang diterima oleh buruh merupakan upah borongan yang diberikan sekali 2 minggu sesuai dengan jumlah potong pakaian yang dihasilkan buruh selama 12 hari masa kerja hari minggu libur. Tabel 5. Perbandingan Beberapa Perusahaan Pada Industri Sedang di Jakarta Tahun 2005 Perusahaan Indra Jhon Asa Irwan Buruh Orang 50 40 30 60 Jumlah Responden Orang 10 6 5 11 Mesin Jahit Unit 35 30 25 20 Mesin Potong Unit 3 2 2 2 Mesin Pasang Kancing Unit 2 1 1 1 Mesin Lubang Kancing Unit 1 1 1 1 Mesin Obras Unit 3 3 2 1 Seterika Uap Unit 2 2 2 2 Sumber : Data Primer,2005 Diolah Setiap perusahaan mempunyai alat produksi yang sama, yaitu mesin jahit, mesin potong, mesin pasang kancing, mesin lubang kancing, mesin obras dan seterika uap. Pada Indra Konfeksi menggunakan 10 orang responden dari 50 orang buruh dan pada Jhon Konfeksi menggunakan 6 orang responden dari 40 orang buruh yang bekerja disana. Pada Asa Konfeksi menggunakan 5 orang responden dari 40 orang buruh yang bekerja dan pada Irwan Konfeksi, diambil 11 orang responden dari 60 orang buruh. Mesin jahit yang digunakan berkisar antara 20 sampai 35 unit mesin jahit. Mesin potong yang digunakan berkisar antara 2 dan 3 unit. Mesin pasang kancing digunakan oleh Indra Konfeksi sebanyak 2 unit dan sisanya menggunakan 1 unit. Mesin lubang kancing digunakan masing-masing 1 unit dan mesin obras antara satu sampai 3 unit, sedangkan seterika uap masing- masing 2 unit.

a. “ Indra Konfeksi”