sehingga tidak ada perbedaan yang nyata antara buruh yang berpengalaman dengan buruh yang baru bekerja. Demikian pula halnya dalam proses perekrutan
buruh, perusahaan tidak mementingkan lama pengalaman kerja buruh, asalkan bisa menjahit akan diterima sebagai buruh di perusahaan tersebut.
Hubungan yang positif tersebut diduga terjadi karena, antara buruh yang telah lama bekerja atau buruh senior dengan buruh yang baru bekerja atau buruh
junior, mempunyai lama waktu bekerja yang sama dan perekrutan buruh pada industri konfeksi tidak didasarkan pada lamanya pengalaman kerja. Buruh junior
merupakan buruh dengan usia muda, yang telah mendapatkan perbaikan kualitas pendidikan dan kesehatan. Buruh junior akan berusaha meningkatkan
produktivitasnya agar memperoleh upah yang lebih besar. Upah yang besar mendorong perbaikan tingkat konsumsi, sehingga buruh junior tidak hanya
mengkonsusmsi kebutuhan pokok saja.
e. Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan mempunyai hubungan yang negatif dengan produktivitas pada industri sedang. Koefisien jumlah tanggungan bernilai 180.317
sehingga peningkatan jumlah tanggungan satu orang akan menurunkan produktivitas buruh sebesar 180.317 potong per tahun. Pada uji-t terlihat nilai
signifikansi t sebesar 0.301 lebih besar dari tingkat á = 0.05 mengakibatkan jumlah tanggungan berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas buruh.
Lebih dari 50 persen buruh yang bekerja belum menikah. Sehingga pendapatan yang diperoleh digunakan untuk diri sendiri. Ketika pendapatan yang
diterima cukup untuk biaya hidup minimum maka buruh tidak berminat untuk meningkatkan produktivitasnya karena jumlah pakaian yang dihasilkan cukup
untuk menerima upah yang memadai untuk hidup sehari-hari. Buruh yang rata- rata berpendidikan sampai tingkat Sekolah Lanjutan Pertama ini belum mampu
untuk berpikir maju yaitu meningkatkan produktivitas maka akan meningkatkan upah yang diterima untuk kehidupan yang lebih baik.
f. Status Pekerjaan Penggunaan peubah tak bebas ini adalah sebagai peubah dummy, dimana
nilai satu merupakan buruh borongan dan nol sebagai buruh tetap pada industri sedang. Koefisien dari peubah ini berhubungan positif dengan produktivitas buruh
sebesar 519.470, artinya terjadi peningkatan produktivitas buruh borongan sebesar 519.470 daripada buruh tetap pada kondisi yang sama. Uji t yang dilakukan,
memperlihatkan bahwa signifikansi t lebih besar dar i berbagai tingkat á t
sig
= 0.368 sehingga status pekerjaan berpengaruh tidak nyata terhadap produktivitas
buruh. Hubungan yang positif ini dapat dijelaskan karena buruh borongan tetap
fokus menjalankan tugasnya sebagai tukang jahit, sedangkan buruh tetap mengerjakan apapun yang ditugaskan pemilik perusahaan dan biasanya menjadi
orang kepercayaan pemilik perusahaan. Hal yang demikian mengakibatkan produktivitas buruh berkurang walaupun upah yang diterima kadang sama dengan
upah yang diterima buruh borongan.
f. Cara Mendapatkan Pekerjaan