dibuat regulasi agar menguntungkan bagi semua pihak, khususnya nelayan setempat yang mencari ikan di sekitar pulau tersebut. Selain daripada hal tersebut,
masyarakat setempat harus diikutsertakan agar mereka merasa menjadi bagian dari kegiatan pariwisata dan konservasi tersebut, sebagai salah satu upaya untuk
meminimalisir potensi-potensi konflik dengan masyarakat setempat. Alan dan Angel 1988, menyatakan bahwa manajemen terumbu karang pada dasarnya
melibatkan beragam dan mengendalikan pengaruh penggunaan terumbu karang oleh manusia.
Karena luasan P. Lutung yang tidak jauh lebih besar dari P. Kera sebaiknya pengelolaan yang dilakukan di daratan pulau juga sama, yaitu dengan
tidak mendirikan sarana dan prasarana pendukung untuk wisata bahari. Hal tersebut didasari pertimbangan bahwa dengan adanya perubahan kondisi di
daratan akan mengakibatkan perubahan di perairan P. Lutung tersebut seperti masuknya limbah padat dan cair ke perairan karena adanya aktivitas manusia di
pulau yang akan mengakibatkan tercemarnya perairan dan terdegradasinya ekosistem terumbu karang di perairan pulau tersebut.
4.7.3. Pengelolaan P. Burung
P. Burung memiliki daratan yang lebih luas dibanding P. Kera dan P. Lutung. Pantai dengan pasir putih terbentang dari sisi selatan ke timur dengan
kemiringan yang landai Lampiran 9.3 dipadu dengan batu-batu granit yang tertata secara alami bahkan terdapat batu granit yang tersusun membentuk kepala
burung yang menyebabkan pulau tersebut diberi nama P. Burung yang memberikan keindahan tersendiri pemandangan di pantai pulau tersebut. Kondisi
pantai yang indah tersebut merupakan suatu potensi lebih yang dimiliki P. Burung, sehingga selain wisata bahari yang dapat dikembangkan di perairannya,
juga bisa dikembangkan wisata pantai di daratannya. Nilai kesesuaian tertinggi dari keempat titik pengamatan terdapat di barat pulau. Rata-rata penutupan
komunitas terumbu karang yang mencapai 51,16 dan tutupan terumbu karang hidup yang tergolong dalam kondisi baik menjanjikan pemandangan bawah air
yang menarik bagi wisatawan yang menyelam dan bersnorkeling di lokasi tersebut. Kondisi terumbu karang yang termasuk dalam kategori baik juga
terdapat di selatan pulau. Namun, karena kedalaman perairan di lokasi tersebut hanya 2 m menyebabkan aktivitas yang dapat dilakukan untuk menikmati
keindahan pemandangan bawah laut di tempat tersebut hanya dengan bersnorkeling.
Tutupan terumbu karang hidup di Selatan dan Utara P. Burung termasuk dalam kategori sedang, namun sebaiknya di wilayah tersebut dijadikan kawasan
konservasi untuk memperbaiki kondisi ekosistem terumbu karangnya. Salah satu aspek dari konservasi adalah adanya pemanfaatan Yulianda 2004, untuk
melaksanakan aspek tersebut maka dapat juga dijadikan tujuan wisata untuk kegiatan snorkeling di tempat tersebut bagi wisatawan yang ingin melihat dan
mengetahui aktivitas transplantasi dan terumbu karang yang sedang ditrasnplantasi. Karena kedalaman perairan di lokasi tersebut hanya mencapai 3 m
maka aktivitas yang sesuai untuk dilakukan adalah snorkeling. Namun sebaiknya yang diperbolehkan untuk melakukan snorkeling di tempat tersebut adalah
penyelam-penyelam yang sudah berpengalaman, sehingga diharapkan tidak merusak terumbu karang yang ada di tempat tersebut. Kenchington dan Salvat
1988, menyatakan di daerah yang sering diselami, kerusakan kecil terhadap spesies karang dan biota karang lain yang rapuh yang disebabkan oleh penyelam
bisa menjadi kerusakan yang berarti. Dari kondisi yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat ditentukan bahwa untuk pengembangan wisata bahari sebaiknya
dilakukan di barat dan selatan pulau, sedangkan daerah timur dan utara sebaiknya dijadikan kawasan konservasi.
Wisatawan yang datang berkunjung ke P. Burung dengan menggunakan kapal biasanya berlabuh di selatan dan timur pulau, sehingga perlu dibangun
dermaga untuk mempermudah wisatawan-wisatawan tersebut mencapai daratan dan tidak perlu terjun berbasah-basahan dari kapal. Namun, pembangunan
dermaga tersebut harus dilakukan studi sebelumnya agar tidak merusak ekosistem terumbu karang yang sudah ada dan di masa yang akan datang tidak menyebabkan
degradasi lingkungan yang berarti di P. Burung. Pembangunan sarana atau prasarana untuk menambah kenyamanan para wisatawan sebaiknya
memperhatikan daya dukung pulau tersebut. Alan dan Angel 1988 menyatakan bahwa manajemen zona wisata dengan menggunakan area, diizinkan bila