utama objek wisata bahari bagi wisatawan yang ingin melakukan kegiatan snorkeling
di P. Kera.
4.4.2. Kesesuaian P. Lutung Sebagai Objek Wisata Bahari
P. Lutung mempunyai luasan wilayah sebesar 0,50 Ha BAPPEDA Kab. Belitung 1994. Analisis kesesuaian untuk pariwisata bahari di P. Lutung
didapatkan nilai total 660 yang berarti perairan P. Lutung memiliki status cukup sesuai untuk dijadikan kawasan wisata bahari. Dengan persen penutupan karang
dan jumlah spesies ikan karang yang memiliki kelas yang sama dengan perairan P. Kera, maka dapat dikatakan parameter tersebut yang mungkin dirubah agar
daerah ini sesuai untuk dijadikan kawasan wisata bahari. P. Lutung memiliki batas-batas yang serius untuk mempertahankan tingkat perlakuan yang harus
diterapkan bila pulau tersebut akan dijadikan kawasan wisata bahari. Sama seperti P. Kera, batasan permanen yang terdapat di perairan P. Lutung yaitu kedalaman
perairan, kecuali di bagian barat pulau 4 m. Maka kegiatan wisata bahari yang mungkin dilakukan ditempat tersebut yaitu snorkeling dan selam.
Nilai kesesuaian keempat stasiun pengamatan untuk dijadikan objek wisata bahari di P. Lutung yaitu di sebelah barat sebesar 660, di timur sebesar
532, di utara sebesar 596 dan di selatan sebesar 612 Lampiran 8.2. Dari penilaian keempat stasiun di atas, terlihat bahwa kesesuain tertinggi terdapat di
sebelah Barat P. Lutung. Tingginya nilai kesesuaian di tempat tersebut antara lain dikarenakan tutupan karang batu hidup yang tergolong sedang dan ditemukannya
jumlah spesies ikan karang yang paling banyak diantara stasiun - stasiun yang lain. Ditemukannya persen penutupan karang lunak yang lebih tinggi, penutupan
karang mati yang paling rendah dan jumlah genus karang paling banyak dibanding stasiun yang lain serta terdapatnya terumbu karang sampai kedalaman 4
m memungkinkann lokasi tersebut dijadikan sebagai daerah tujuan utama bagi wisatawan yang ingin melakukan kegiatan menyelam di P. Lutung. Selain sebelah
barat, masih terdapat satu lokasi lagi yang tidak kalah menarik bila kita berwisata bahari ke P. Lutung, yaitu di sisi selatannya. Persen penutupan karang batu hidup
yang lebih tinggi dibanding daerah barat dan tergolong dalam kondisi baik, penutupan abiotik yang lebih rendah dan junlah bentuk pertumbuhan karang yang
lebih beragam dibandingkan sisi barat, sehingga sebaiknya tidak melewatkan daerah ini bila kita berwisata bahari ke P. Lutung. Perairan yang dangkal di sisi
selatan tersebut yaitu hanya sampai 2 m menyebabkan aktivitas yang bisa dilakukan hanya snorkeling saja. Maka dari itu, bisa dikatakan bahwa sisi Barat
dan Selatan P. Lutung merupakan daerah andalan atau tujuan utama bila berwisata ke P. Lutung.
4.4.3. Kesesuaian P. Burung Sebagai Objek Wisata Bahari
Hasil analisis data beberapa parameter berdasarkan Bakosurtanal 1996 untuk mengetahui kesesuaian suatu daerah untuk kegiatan pariwisata bahari, maka
didapatkan nilai 692, yang berarti perairan P. Burung sesuai untuk dijadikan kawasan wisata bahari. Selain memiliki 3 parameter yang memiliki kriteria S1
yaitu kecerahan perairan, jumlah bentuk pertumbuhan karang dan kecepatan arus, P. Burung juga memiliki jumlah spesies ikan karang yang termasuk dalam
kategori S2 atau sesuai. Hal ini mungkin dikarenakan perairan P. Burung memiliki persen penutupan karang yang paling tinggi diantara ketiga pulau yang
diamati, sehingga memungkinkan lebih banyak jenis ikan karang yang berasosiasi Lowe-McConnel 1987. Walaupun perairan P. Burung yang memiliki luas
daratan sebesar 0,80 Ha BAPPEDA Kabupaten Belitung 1994 tersebut memiliki kondisi sedang dan termasuk ke dalam kriteria sesuai untuk dijadikan kawasan
wisata bahari, namun kondisi tersebut masih dapat ditingkatkan menjadi sangat sesuai dengan memperbaiki kondisi ekosistem terumbu karang di tempat tersebut.
P. Burung memiliki batas-batas yang agak serius untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata bahari yang masih terdapatnya daerah dengan kondisi terumbu
karang yang kurang bagus dan mendekati kondisi jelek. Usaha yang diberikan terhadap pulau tersebut akan meningkatkan kelas kesesuaian dan mengurangi
batas-batas tersebut. Kondisi perairan P. Burung yang tidak memiliki batasan yang serius untuk
dikembangkan menjadi objek wisata bahari, memungkinkan dilakukannya aktivitas snorkeling dan selam di tempat tersebut. Kedalaman perairan yang
terdapat terumbu karang yang bervariasi dengan kondisi ekosistem terumbu karang yang bervariasi pula memungkinkan dilakukannya diversifikasi kegiatan