Genus dan Bentuk Pertumbuhan Karang di P. Burung

dikembangkan menjadi suatu objek wisata bahari baik untuk snorkeling, selam dan kegiatan lainnya.

4.3. Parameter Fisika dan Kimia Perairan

Data beberapa parameter fisika dan kimia perairan merupakan hasil olahan data primer berdasarkan hasil pengukuran langsung dilapangan. Data primer fisika dan kimia perairan hasil pengukuran di lapangan dapat dilihat pada lampiran 6 untuk masing-masing pulau. Adapun parameter fisika yang diukur yaitu kecerahan, kecepatan arus, suhu dan kekeruhan turbidity, sedangkan parameter kimia perairan yang diukur yaitu oksigen terlarut DO, pH dan salinitas. Data hasil pengukuran tersebut akan dibandingkan dengan “Baku Mutu Air Laut Untuk Wisata Bahari dan Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut” berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.51 tahun 2004 untuk mengetahui kesesuaian perairan tersebut menjadi objek wisata bahari dan sebagai tempat hidup biota laut secara umum.

4.3.1. Parameter Fisika dan Kimia Perairan P. Kera

Parameter fisika dan kimia perairan di P. Kera Lampiran 7.1 berdasarkan baku mutu air laut untuk wisata bahari menurut KepMen LH no.51 tahun 2004, dapat dikatakan memenuhi kriteria tersebut. Tetapi bila kita bandingkan dengan baku mutu air laut untuk biota laut, maka terdapat satu parameter kimia yang tidak memenuhi kriteria tersebut, yaitu salinitas. Salinitas rata-rata di perairan P. Kera yaitu 32 ‰, adapun menurut baku mutu air laut untuk karang yaitu 33 - 34 ‰, akan tetapi diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan 5 salinitas rata- rata musiman. Kondisi salinitas tersebut mungkin turut menyebabkan rendahnya perentase penutupan karang hidup di perairan P. Kera tersebut. Menurut Kinsman 1964 dalam Supriharyono 2000 binatang karang hidup subur pada kisaran salinitas 34 - 36 ‰. Namun, pengaruh salinitas terhadap kehidupan binatang karang sangat bervariasi tergantung pada kondisi perairan laut setempat danatau pengaruh alam seperti run-off, badai, hujan, sehingga kisaran salinitas bisa sampai 17,5 – 52,5 ‰ Vaughan 1919 dan Wells 1932 dalam Supriharyono 2000.

4.4.2. Parameter Fisika dan Kimia Perairan P. Lutung

Perairan di P. Lutung dari hasil pengukuran beberapa parameter fisika dan kimia yang di lapangan Lampiran 7.2 dapat dikatakan memenuhi kriteria untuk menjadi kawasan wisata bahari berdasarkan KepMen LH No.51 tahun 2004. Hanya saja, seperti kondisi perairan di P. Kera, salinitas di periaran P. Lutung yang nilainya 31,6 ‰, lebih rendah dari persyaratan baku mutu air laut untuk biota laut. Berdasarkan KepMen LH No.51 tahun 2004 untuk karang yaitu 33 – 34 ‰. Namun Menurut Dahuri 2003, umumnya terumbu karang tumbuh dengan baik di sekitar wilayah pesisir pada salinitas 30 – 35 ‰, yang berarti perairan P. Lutung dapat dikatakan memenuhi kriteria sebagai tempat hidup biota laut secara umum.

4.4.3. Parameter Fisika dan Kimia Perairan P. Burung

Parameter fisika dan kimia perairan P. Burung dari hasil pengukuran di lapangan Lampiran 7.3 bila dibandingkan dengan baku mutu air laut untuk wisata bahari dan biota laut berdasarkan KepMen LH No.51 tahun 2004, sama seperti kedua pulau lainnya, salinitasnya lebih rendah 31,4 ‰ dari standar yang ditentukan. Namun kondisi tersebut masih memenuhi persyaratan untuk hidupnya terumbu karang yaitu 30 – 35 ‰ Dahuri 2003. Selain daripada itu, parameter lain yang tidak memenuhi standar baku mutu tersebut adalah kekeruhan perairan. Berdasarkan baku mutu, seharusnya kekeruhan 5 ntu. Namun dari hasil pengukuran di lapangan, rata-rata kekeruhan di perairan P. Burung adalah 8,2 ntu. Bila kita perhatikan, terdapat perbedaan rata-rata salinitas antara tiga pulau yang diamati. Urutan salinitas dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah yaitu perairan P. Lutung, P. Kera dan P. Burung. Salinitas yang lebih rendah dari baku mutu air laut dan berbeda dari tiap pulau ini disebabkan oleh bermuaranya sebuah sungai di daerah pesisir Tanjung Binga. Bila diurut letak pulau tersebut berdasarkan jaraknya dari daratan utama, maka pulau yang paling dekat dengan daratan utama yaitu P. Burung, yang ke-2 P. Kera dan yang paling jauh adalah P. Lutung. Oleh karena itu salinitas di perairan P. Burung paling rendah karena letaknya yang paling dekat dengan daratan utama karena mendapat pengaruh paling besar dari masukan air tawar dari sungai yang bermuara tersebut yang