117
penerimaan tamu menjadi pilihan utama. Dengan adanya penerapan strategi ini dimungkinkan pencapaian yang lebih baik.
2. Pengolahan Vertikal
a. Faktor
Berdasarkan Tabel 26, faktor Networking 0,301 menjadi prioritas utama yang dipertimbangkan dalam penyusunan strategi
pemasaran HPGW sebagai hutan wisata. Networking merupakan faktor yang paling penting prioritas 1 untuk menentukan strategi pemasaran
yang akan diambil oleh HPGW karena berkaitan dengan pelanggan mana saja yang akan disasar oleh HPGW untuk menjadi pelanggan.
Faktor kedua yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan strategi pemasaran adalah kondisi internal HPGW berupa kondisi
wisma, dan kualitas pelayanan yang diterima oleh pelanggan prioritas 2. Faktor ini menjadi faktor yang penting karena strategi yang disusun
adalah strategi pemasaran yang tergolong kepada strategi pemasaran jasa yang terhubung secara langsung ke konsumen.
Tabel 26. Bobot Faktor secara Vertikal
Faktor Bobot
Prioritas F1 0,301 1
F2 0,189 3 F3 0,241 2
F4 0,163 4 F5 0,073 5
F6 0,034 6
Faktor posisi HPGW sebagai market leader menjadi prioritas ketiga prioritas 3 yang menjadi pertimbangan HPGW dalam
menyusun strategi HPGW. Yang dimaksud market leader di sini
118
adalah konteks HPGW sebagai hutan pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai tempat wisata. Saingan utama status hutan
pendidikan praktis hanya datang dari Wanagama yaitu hutan pendidikan milik UGM. HPGW dipandang dari tempat wisata, adalah
tempat wisata yang memiliki kawasan hutan yang luas dengan status hak milik.
Faktor yang paling kecil tingkat kepantingannya menurut koresponden adalah faktor pertumbuhan pesaing prioritas 6. Pesaing
yang dimaksud disini adalah pesaing wisata alam berbasis non pendidikan. Hal ini disebabkan para responden menganggap bahwa
pertumbuhan pesaing yang dimaksud tidak memiliki pasar sasaran utama yang sama yaitu segmen pelanggan yang melakukan aktifitas
pendidikan.
b. Aktor
Berdasarkan Tabel 27, aktor yang paling berperan prioritas 1 dalam pengambilan keputusan strategi pemasaran HPGW sebagai
hutan wisata adalah Direktur Eksekutif 0,394. Hal ini dapat dipahami karena DE merupakan pimpinan tertinggi dalam HPGW sehingga dia
juga menjadi pengambil keputusan tertinggi. Meskipun setiap permasalahan dalam HPGW didiskusikan bersama, namun keputusan
akhir tetap dibuat oleh Direktur Eksekutif sebagai pimpinan HPGW.
Tabel 27. Bobot dan prioritas aktor – aktor yang paling berperan dalam penyusunan strategi pemasaran
Aktor Bobot Prioritas
A1 0,394
1
A2 0,171699
3 A3
0,095114 5
A4 0,167251
4 A5
0,172205 2
119
Dekan Fahutan IPB 0,172 merupakan aktor kedua yang paling berperan prioritas 2 dalam menyusun strategi pemasaran
perusahaan. Dekan merupakan pihak yang bertindak sebagai layaknya komisaris utama bagi perusahaan. Dekan berhak mengganti Direktur
Eksekutif bila Direktur Eksekutif yang bersangkutan tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Aktor yang menjadi peran ketiga terbesar prioritas 3 sampai terakhir prioritas 6 dalam penyusunan strategi pemasaran HPGW
sebagai hutan wisata adalah Direktur Pengembangan 0,171, kemudian manajer operasi 0,167 dan terakhir Direktur Pengelolaan
Sumber Daya Hutan 0,095.
c. Tujuan