87
sebagai salah satu aset IPB yang baik secara profit akan menguntungkan secara ekonomi dan mengangkat nama IPB itu sendiri.
4.7. Analisis SWOT Kekuatan – Kelemahan – Peluang – Ancaman HPGW Sebagai Hutan Wisata Pendidikan
4.7.1 Aspek Kekuatan
1. Jaringan Melalui Institusi Pendidikan yang Kuat
Faktor ini ditandai dengan banyaknya pengunjung yang berasal dari institusi pendidikan internal IPB ataupun eksternal IPB. Data
perbandingan pengunjung institusi pendidikan dan non pendidikan disajikan pada Gambar 10.
Pada gambar diatas terlihat bahwa pengunjung dari institusi pendidikan IPB sebanyak 1646 orang, dari non IPB sebanyak 1677
orang, dari asing sebanyak 191 orang. Data tersebut bila dijumlahkan
1646 1677
2524
191 500
1000 1500
2000 2500
3000
Pengunjung dari IPB
Pengunjung dari Institusi
pendidikan non IPB
Pengunjung dari Non Institusi
pendidikan Institusi Luar
Negeri
Gambar 10. Jumlah Pengunjung HPGW pada Tahun 2010 sumber
: laporan tahunan HPGW
88
akan menghasilkan persentase sebanyak 58,20 dari total keseluruhan pengunjung HPGW pada tahun 2010.
2. Keunikan Hutan, Multi Purpose Forest
Setiap tempat wisata alam memiliki kekhasan. Termasuk pula dengan HPGW. Kekhasan yang dimiliki HPGW adalah bentangan alam
berdasarkan ekosistem pembentuk kawasan HPGW. Selain itu, kawasan dapat juga digunakan untuk berbagai variasi kegiatan pendidikan hingga
non pendidikan, misalnya pengenalan tentang tumbuhan tertentu, pengenalan tentang hewan, aktivitas pelatihan dan olah raga. Potensi
bentangan alam yang terdapat di HPGW adalah : 1
Keanekaragaman Vegetasi : Di HPGW paling sedikit terdapat 44 jenis tumbuhan, termasuk 2 jenis rotan dan 13 jenis bambu. Selain
itu terdapat jenis tumbuhan obat sebanyak 68 jenis. Pohon damar
dan pinus menghasilkan getah kopal dan getah pinus, yang dapat digunakan sebagai wisat pendidikan tingkat sekolah dasar untuk
anak – anak yang ingin mempelajari bagaimana proses penyadapan getah kopal dan getah pinus.
2 Banyaknya berbagai jenis satwa yang dapat diamati.
3
Tebing batu yang dapat digunakan untuk wisataolah raga panjat tebing
4 Adanya Gua Cipereu
3. Market Leader di Segmen Hutan Pendidikan
Untuk saat ini belum terdapat kawasan khusus hutan pendidikan yang memiliki kelengkapan fasilitas selengkap HPGW. Alasannya
adalah untuk menjadikan hutan dengan kawasan khusus diperlukan adanya SK menteri dan dibawah naungan Fakultas Kehutanan dari
Institusi perguruan tinggi yang bersangkutan. Salah satu hutan pendidikan lain yang berpotensi untuk maju sebagai
tempat wisata pendidikan adalah hutan pendidikan Wanagama. Hutan pendidikan ini dikelola oleh Fakultas Kehutanan Universitas Gajah
89
Mada dengan lokasi kurang lebih berjarak 35 km dari kota Yogyakarta. Hutan ini memiliki kelebihan berupa kekayaan vegetasi misalnya eboni
Diospyros celebica Si Kayu Hitam dari Sulawesi, cendana Santalum
album Si Pohon Wangi, murbei Morus Alba dan jati Tectona
grandis dan berbagai keindahan alam yang berpotensi mendatangkan
pengunjung. Akan tetapi, Wanagama memiliki kelemahan dalam faktor lokasi.
Faktor lokasi yang lebih dekat dengan Jabodetabek membuat HPGW lebih berpeluang menangkap pangsa pasar hutan pendidikan lebih besar
dibandingkan dengan Wanagama. Jabodetabek adalah pusat pemerintahan dan perekonomian terbesar yang ada di Indonesia. Di sisi
lain, area di sekitar Sukabumi adalah kawasan industri besar yang memungkinkan adanya pelatihan karyawan dari pabrik atau perusahaan
setempat untuk mengadakan pelatihan karyawan. Jadi, HPGW tetap menguntungkan dari segi lokasi kawasan hutan.
4. Adanya Interaksi dengan Masyarakat Membantu HPGW Menarik