106
1. Promosi below the Line berupa beragam acara menarik di Gunung
Walat W1, W3, T1,T2.
Dalam strategi ini, pihak HPGW mengadakan berbagai acara yang bernuansa pendidikan secara tidak langsung. Memperkenalkan HPGW
kepada para dosen di HPGW, atau mengundang pihak Kementerian Kehutanan untuk mengadakan kerja sama dengan IPB. Berbagai
peserta yang hadir akan lebih mengenal suasana Gunung Walat dan dapat kembali mengunjungi HPGW pada lain waktu dengan acara yang
berbeda. Strategi ini fokus ke segmen utama yaitu kalangan institusi pendidikan sehingga dapat digolongkan sebagai strategi penetrasi
pasar.
2. Melakukan promosi “Visit West Java” bersama dengan tempat
wisata alam lain W3, T2.
Dengan adanya pengembangan kawasan wisata alam berbasis non pendidikan di sekitar Sukabumi, maka daerah Sukabumi dan
sekitarnya menjadi dearah yang memiliki beragam obyek wisata. Hal ini tentu membuat daerah Sukabumi menjadi daerah tujuan wisata
yang lebih baik. Oleh karena itu, potensi untuk mengundang wisatawan luar daerah bahkan luar negeri juga semakin besar. Pada
strategi ini pihak HPGW bergabung dengan pihak wisata lain untuk mencari target segmen yang lebih luas. Sasaran utama strategi ini
mencakup segmen yang lebih luas, bukan hanya segmen pendidikan. Strategi ini dapat digolongkan sebagai strategi pengembangan pasar.
4.13. Pemilihan Strategi dari Matriks SWOT dan Matriks Internal Eksternal
Dari berbagai alternatif yang ada, kemudian dipilih lima strategi yang akan masuk ke dalam struktur AHP. Pemilihan strategi dilakukan
menggunakan metode Bayes. Dalam metode ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu pembobotan antar kriteria dan pembobotan alternatif strategi.
Berdasarkan hasil wawancara dan studi literatur, beberapa kriteria yang dapat
107
digunakan untuk mengukur layak atau tidaknya strategi yang digunakan adalah jangkuan, biaya, efektifitas, kemampuan SDM, daya tahan terhadap
waktu, kecocokan dengan industri, dampak terhadap daya saing badan usaha, dampak terhadap peningkatan kinerja dan fokus. Pembobotan kriteria
dilakukan dengan pairwise comparison, yaitu membandingkan tingkat kepentingan antar kriteria yang ada. Setelah diperoleh nilai masing – masing
bobot untuk tiap kriteria, maka dilakukan pemberian nilai kepentingan untuk setiap strategi. Tiap strategi memiliki 9 nilai yang mewakili keunggulan
strategi untuk setiap kriteria. Lalu dilakukan perkalian antara 9 nilai tadi dengan nilai yang dimiliki oleh masing – masing kriteria dan dijumlahkan.
Proses perhitungan ini dapat dilihat pada Lampiran 10. Berdasarkan perhitungan yang ada, bobot untuk masing – masing
kriteria ditunjukkan dalam Tabel 21.
Tabel 21. Bobot untuk masing – masing kriteria. Kriteria Bobot
Jangkauan A 0,042
Biaya B 0,029
Efektifitas C 0,305
SDM D 0,076
Daya tahan waktu E 0,042
Kecocokan dengan industri F 0,238
Dampak terhadap daya saing G 0,123
Dampak terhadap peningkatan kinerja H 0,127
Fokus I 0,018
Proses pembobotan untuk masing – masing strategi dapat diamati pada lampiran. Hasil pembobotan untuk masing – masing alternatif strategi dapat
diamati pada Tabel 22.
108
Tabel 22. Hasil Pembobotan untuk Masing – Masing Strategi Pemasaran HPGW
Strategi Pembobotan Prioritas
S1 3,916
2
S2 2,566
8
S3 3,929
1 S4
3,864 4
S5 2,957
6
S6 3,512
5
S7 2,246
9
S8 3,906
3
S9 2,804
7
Dimana : • S1 : Melakukan promosi menarik kepada berbagai pihak institusi pendidikan,
perusahaan, dan kelompok family gathering untuk mendapatkan pelanggan yang loyal.
• S2 : Menawarkan program tambahan berupa penyediaan materi bimbingan pendidikan untuk beragam sekolah yang berkunjung.
• S3 : Penguatan Internal berupa perbaikan infrastruktur dan sistem penerimaan tamu.
• S4 : Memperluas promosi ke segmen lain di luar institusi pendidikan, swasta, dan family gathering
• S5: Mencari brand lain yang kuat di wisata pendidikan untuk mengangkat brand
HPGW. • S6 : Penguatan Brand HPGW sebagai hutan wisata pendidikan yang unik dan
berkualitas baik. • S7 : Memperbanyak fasilitas sarana olah raga di kawasan HPGW
109
• S8 : Promosi below the line berupa acara – acara menarik di Gunung Walat • S9 : Melakukan promosi “Visit West Java” bersama dengan tempat wisata
berbasis alam lainnya. Dengan melihat bobot terbesar untuk masing – masing strategi, maka
dipilih lima strategi dengan nilai terbesar yaitu : 1.
Melakukan promosi menarik kepada berbagai pihak institusi pendidikan, perusahaan, dan kelompok family gathering untuk mendapatkan
pelanggan yang loyal 3,916. 2.
Penguatan internal berupa perbaikan infrastruktur dan sistem penerimaan tamu 3,929.
3. Memperluas promosi ke segmen lain di luar institusi pendidikan, swasta,
dan family gathering 3,864. 4.
Penguatan Brand HPGW sebagai hutan wisata pendidikan yang unik dan berkualitas baik 3,512.
5. Promosi Below the Line berupa beragam acara menarik di Gunung Walat
3,906. Kelima strategi yang dipandang paling baik ini kemudian dimasukkan
sebagai faktor Alternatif pada Analisis Hirarki Proses.
4.14 . Analisis Pengambilan Keputusan Strategi Pemasaran jasa pada Hutan