3.4.3 Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen X1, X2, X3,....Xn secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen Y. Statistik uji t dihitung dari persamaan berikut ini :
t
hitung
=
..........................................................................................7
dimana: b = koefisien b ke i.
S
b
= standard error koefisien b ke i. Lankah-langkah uji t sebgai berikut:
1. Menentukan hipotesa Ho = koefisisen regresi tidak signifikan
H
1
= koefisien regresi signifikan 2. Menentukan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi menggunakan 0,05 a = 5 3. Menentukan t
hitung
4. Menentukan t
tabel
Tabel distribusi t dicari pada a =5 : 2 uji dua sisi dengan derajat kebebasan df n-k-1 n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel
independen t
hitung
PNS ; 87 – 2 – 1 = 84, dengan pengujian 2 sisi signifikansi = 0,025 sehingga t
tabel
PNS = 1,989 t
hitung
Non PNS; 78 – 2 – 1 = 75, dengan pengujian 2 sisi signifikansi = 0,025 sehingga t
tabel
Non PNS= 1,992 t
hitung
keseluruhan pegawai ; 165 – 2 – 1 = 162, dengan pengujian 2 sisi signifikansi = 0,025 sehingga t
tabel
keseluruhan pegawai = 1,975 5. Kriteria pengujian
Ho diterima jika -t
hitung
= t
hitung
= t
hitung
berarti koefisien regresi tidak signifikan pada taraf nyata Ho ditolak = jika -t
hitung
-t
tabel
atau t
hitung
-t
tabel
Hal ini berarti koefisien regresi signifikan pada taraf nyata. 6. Membandingkan t
hitung
dengan t
tabel
7. Kesimpulan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Rumah Sakit
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi
Rumah Sakit DR. H. Marzoeki Mahdi yang dahulu bernama Rumah Sakit Jiwa atau disingkat RSJ merupakan rumah sakit yang pertama didirikan
oleh Pemerintah Hindia-Belanda, yaitu tanggal 1 Juli 1882 dan merupakan rumah sakit jiwa terbesar kedua setelah Rumah Sakit Jiwa Lawang Jawa
Timur. Rumah Sakit Jiwa didirikan berdasarkan surat keputusan atau SK
Kerajaan Belandano 100, tahun 1885. Hal tersebut dimaksudkan untuk memperbaiki sistem perawatan pasien gangguan jiwa. Rumah sakit jiwa yang
didirikan di bogor diresmikan dengan nama asli “Krankzinnigengestich te Buitenzorg”. Sebelum adanya RSJ jaman dahulu, pasien gangguan jiwa
dirawat dirumah sakit umum, dipenjara, di kantor polisi, mereka dikurung dan bahkan diasingkan. Pada kurun waktu 1942 – 1945 RSJ Pusat Bogor digunakan
sebagai penampungan tentara Jepang dan sebagian lain untuk tempat karantina penyakit menular.
Periode tahun 1945–1950 yang merupakan periode revolusi fisik dalam mempertahankan kemerdekaan tidak banyak perhatian yang diberikan terhadap
nasib RSJ Pusat Bogor. Antara tahun 1950–1969 hanya sedikit perbaikan gedung yang dapat dilaksanakan bahkan proses perusakan berjalan cepat.
Barulah pada periode Rencana Pembangunan Lima Tahun Repelita sedikit demi sedikit perbaikan dan perubahan gedungruang perawatan yang cukup
berarti. Semenjak tahun 1978 dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.
135MenkesSKIV1978 tanggal 28 April 1978 diatur Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSJP Bogor. Tahun 1998, RSJ Pusat Bogor telah terakreditasi
untuk 5 lima jenis pelayanan, yaitu : 1. Pelayanan Medis
2. Pelayanan Administrasi dan Manajemen