4.6 Pengujian Asumsi Klasik
a.  Uji Normalitas Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  memiliki  distribusi  normal  atau
mendekati  normal.  Untuk  itu  diperlukan  uji  normalitas,  yang  dimaksudkan untuk  menguji  apakah  variabel  independen  terkait  dan  variabel  dependen
bebas  dalam  model  regresi  mempunyai  distribusi  normal  atau  tidak. Pengujian  distribusi  normal  dilakukan  dengan  cara  melihat  histogram  yang
membandingkan  data  observasi  dengan  distribusi  yang  mendekati  normal. Selain itu uji normalitas dapat juga dengan menggunakan normal probability
plot yang  membandingkan distribusi kumulatif dari data yang sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari data distribusi normal. Jika distribusi normal,
maka  garis  yang  menggambarkan  data  sesungguhnya  akan  mengikuti  garis diagonalnya.
Gambar 11.
Histogram Sebaran data
PNS dan Non PNS
Dengan  memperhatikan  tampilan  grafik  histogram  dan  grafik  normal plot  dapat  disimpulkan  bahwa  grafik  histogram  memberikan  pola  distribusi
yang  mendekati normal.  Pada grafik  normal plot  terlihat  titik-titik  menyebar disekitar  garis  diagonal,  dengan  penyebaran  mengikuti  arah  garis  diagonal.
Dengan  memperhatikan  keempat  grafik  tersebut  dapat  dikatakan  bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk digunakan.
Gambar 12
. Normal P-P Plot Sebaran data
PNS dan Non PNS
b.  Uji Multikolinearitas Multikolinearitas  adalah  keadaaan  dimana  terjadi  hubungan  linear
yang  sempurna  atau  mendekati  sempurna  antara  variabel  independen  dalam model  regresi.  Uji  multikolinearitas  digunakan  untuk  mengetahui  ada  atau
tidaknya  hubungan  linear  atara  variabel  independen  dalam  model  regresi.
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak boleh ada multikolinearitas.  Pada  pembahasan  ini  uji  multikolinearitas  dengan  melihat
nilai Value  Inflation  Faktor  VIF  pada  model regresi.  Dari pengolahan  data Tabel 17 dan 18 di bawah terlihat bahwa semua variabel bebas memiliki nilai
VIF  lebih  kecil  dari  5  dan  lebih  besar  dari  0,5.  Sehingga  dapat  disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas antara variabel bebasindependen baik
untuk PNS maupun Non PNS.
Tabel 17. Hasil uji multikolinearitas PNS
Variabel bebas
Nilai VIF Keterangan
Turnover Tingkat
Kehadiran Umur
Tingkat Pekerjaan
Ukuran Organisasi
Kebutuhan Fisiologis
1.640 1.640
1.640 1.640
1.640 Tidak ada
Multikolinearitas Kebutuhan
Keamanan 2.021
2.021 2.021
2.021 2.021
Tidak ada Multikolinearitas
Kebutuhan Sosial
2.055 2.055
2.055 2.055
2.055 Tidak ada
Multikolinearitas Kebutuhan
Penghargaan 1.980
1.980 1.980
1.980 1.980
Tidak ada Multikolinearitas
Kebutuhan aktualisasi
diri 1.559
1.559 1.559
1.559 1.559
Tidak ada Multikolinearitas
Tabel 18. Hasil uji multikolinearitas Non PNS
Variabel bebas
Nilai VIF Turnover
Tingkat Kehadiran
Umur Tingkat
Pekerjaan Ukuran
Organisasi Keterangan
Kebutuhan Fisiologis
2.485 2.485
2.485 2.485
2.485 Tidak ada
multikolinearitas Kebutuhan
Keamanan 2.618
2.618 2.618
2.618 2.618
Tidak ada multikolinearitas
Kebutuhan Sosial
2.167 2.167
2.167 2.167
2.167 Tidak ada
multikolinearitas Kebutuhan
Penghargaan 2.082
2.082 2.082
2.082 2.082
Tidak ada multikolinearitas
Kebutuhan aktualisasi
diri 1.727
1.727 1.727
1.727 1.727
Tidak ada multikolinearitas
c.  Uji Heteroskedastisitas Heterokedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidak samaan dari
residual untuk semua pengamatan  pada  model regresi. Uji heterokedastisitas digunakan  untuk  mengetahui  ada  atau  tidaknya  ketidak  samaan  varian  dari
residual  pada  model  regresi.  Persyaratan  yang  harus  dipenuhi  dalam  model regresi  adalah  tidak  adanya  masalah  heterokestisitas.  Pada  pembahasan  ini
akan  dilakukan  uji  heterokedastisitas  dengan  menggunakan  Uji  Spearman’s rho,  yaitu  mengkorelasikan  nilai  residual  unstandardized  residual  dengan
masing-masing  variabel  independen.  Jika  signifikannsi  korelasi  kurang  dari 0,05  maka  model  regresi  terjadi  masalah  heterokedastisitas.  Berikut  ini
merupakan hasil uji heterokedastisitas dengan menggunakan Uji Spearman’s rho.
Tabel 19. Uji Heteroskedastisitas PNS dengan Spearman’s rho
Unstandardized Residual Keterangan
Turnover Tingkat
Kehadiran Umur
Tingkat Pekerjaan
Ukuran Organisasi
Kebutuhan Fisiologis
0.600 0.750
0.564 0.284
0.692 Tidak ada
Heteroskedastisitas Kebutuhan
Keamanan 0.713
0.397 0.445
0.089 0.788
Tidak ada Heteroskedastisitas
Kebutuhan Sosial
0.879 0.631
0.461 0.290
0.303 Tidak ada
Heteroskedastisitas Kebutuhan
Penghargaan 0.498
0.512 0.813
0.124 0.787
Tidak ada Heteroskedastisitas
Kebutuhan Aktualisasi
diri 0.327
0.355 0.703
0.489 0.667
Tidak ada Heteroskedastisitas
Tabel 20. Uji Heteroskedastisitas Non PNS dengan Spearman’s rho
Unstandardized Residual Keterangan
Turnover Tingkat
Kehadiran Umur
Tingkat Pekerjaan
Ukuran Organisasi
Kebutuhan Fisiologis
0.791 0.981
0.968 0.659
0.809 Tidak ada
Heteroskedastisitas Kebutuhan
Keamanan 0.716
0.926 0.604
0.671 0.905
Tidak ada Heteroskedastisitas
Kebutuhan Sosial
0.654 0.406
0.338 0.493
0.729 Tidak ada
Heteroskedastisitas Kebutuhan
Penghargaan 0.987
0.550 0.515
0.309 0.913
Tidak ada Heteroskedastisitas
Kebutuhan aktualisasi
diri 0.531
0.523 0.072
0.039 0.901
Tidak ada Heteroskedastisitas
Dari  Tabel  19  dan  Tabel  20  di  atas  dapat  diketahui  korelasi  antara kebutuhan  fisiologis,  kebutuhan  keamanan,  kebutuhan  sosial,  kebutuhan
penghargaan,  dan  kebutuhan  aktualisasi  diri  dengan  unstandardized  residual mengahasilkan  nilai  signifikansi  lebih  dari  0,05  maka  dapat  disimpulkan
bahwa pada
model regresi
tidak ditemukan
adanya masalah
heteroskedastisitas baik untuk data PNS maupun Non PNS.
Pengujian  asumsi  klasik  yang  dilakukan  terhadap  persamaan  regresi menyimpulkan  bahwa  persamaan  tersebut  layak  digunakan  sebagai  model
persamaan matematis.
4.7 Analisis Regresi Linear berganda