Investasi Sumberdaya Manusia Blok Akses Pangan 1. Pendapatan Rumahtangga

bersekolah dalam rumahtangga akan diikuti peningkatan pengeluaran investasi pendidikan dengan proporsi yang lebih besar. Tabel 26. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Investasi Pendidikan Variabel Parameter Standar Pr |t| Elasti- Dugaan Error sitas Intersep -1390108 489659.5 0.0025 Pendapatn RT YRMH 0.009081 0.006006 0.0660 0.1061 Pendidikan KK EDUK 119086.9 78457.46 0.0653 0.3062 Jml anak sekolah JASK 1470489 221860.9 .0001 1.0045 Dummy pulau, Jawa=1 DUPRO 330620.4 798206 0.3396 Dummy tahun, 2010=1 DUTHN 2180723 494700.6 .0001 F-hitung= 16.48; ProbF = 0.0001; R 2 = 0.27344 Investasi pendidikan cenderung makin besar antar waktu, sehingga investasi tahun 2010 lebih besar dari investasi tahun 2007. Selain itu, parameter dugaan variabel dummy pulau menunjukan bahwa investasi pendidikan rumahtangga di Jawa lebih mahal dibanding di Luar Jawa. Relatif mahalnya tingkat pendidikan di Jawa disamping karena pengaruh faktor jumlah anak sekolah pada rumahtangga petani yang lebih banyak juga dimungkinkan oleh tingkat pendidikan anggota rumahtangga yang lebih tinggi dibandingkan di Luar Jawa. Secara umum, untuk mencapai tingkat pendidikan lebih tinggi akan dibutuhkan investasi pendidikan yang lebih besar. Rumahtangga dengan tingkat pendidikan anggota rumahtangga yang lebih tinggi akan memiliki pengeluaran investasi pendidikan yang lebih besar pula dibandingkan rumahtangga lain. 6.4.4. Tabungan dan Modal Usaha Rumahtangga Unsur risiko dalam usahatani merupakan hal yang sulit dihindarkan. Munculnya risiko terkait dengan dinamika faktor eksternal maupun internal rumahtangga. Antisipasi rumahtangga terhadap risiko salah satunya dilakukan dengan menyiapkan simpanan tabungan. Fungsi tabungan yang penting bagi rumahtangga petani adalah untuk menstabilkan pendapatan dan pengeluaran pada masa paceklik sehingga kinerja produksi, konsumsi dan kesejahteraan petani tidak terganggu. Pada rumahtangga petani di perdesaan menabung bukan merupakan kebiasaan baru. Petani biasa menabung yang tidak hanya dalam bentuk uang tunai melalui lembaga keuangan formal, tetapi juga dalam bentuk simpanan natura hasil panen, atau bahkan dalam bentuk tanaman hidup. Hasil pendugaan parameter menunjukkan menabung dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, surplus produksi dan dummy tahun Tabel 27. Ketiga variabel nyata pada taraf 10 persen. Keputusan menabung tidak dipengaruhi oleh variabel umur kepala keluarga. Semakin tinggi tingkat pendapatan dan semakin besar surplus produksi padi akan meningkatkan jumlah tabungan rumahtangga. Jumlah tabungan rumahtangga lebih besar pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2007. Respon keputusan menabung terhadap perubahan surplus produksi cenderung elastis. Tabel 27. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Tabungan Variabel Parameter Standar Pr |t| Elasti- Dugaan Error sitas Intersep -3222506 1920447 0.0474 Pendapatn RT YRMH 0.027359 0.018283 0.0680 0.2754 Surplus produksi PSUR 1684.187 238.0302 .0001 1.9029 Umur KK OLKK 10003.61 40635.89 0.4029 Dummy tahun, 2010=1 DUTHN 1650261 1279430 0.0993 F-hitung= 22.50; Prob F = 0.0001; R 2 = 0.29028 Tanda positif variabel pendapatan dalam persamaan tabungan menunjukkan indikasi bahwa kebiasaan menabung dilakukan dari menyisihkan kelebihan pendapatan lihat Hardono, 2002. Cara demikian menyebabkan tabungan akan meningkat jika pendapatan rumahtangga mengalami peningkatan. Begitu pula nilai tabungan akan meningkat jika surplus produksi semakin besar, karena surplus produksi menentukan perolehan pendapatan rumahtangga dari usahatani padi. Pada Tabel 27 nilai elastisitas surplus produksi lebih besar dari satu, sehingga setiap kenaikan satu persen surplus produksi akan diikuti dengan peningkatkan nilai tabungan lebih besar dari satu persen. Kecenderungan menabung yang besar mengindikasikan kesadaran rumahtangga akan pentingnya peran tabungan dalam perekonomian rumahtangga petani di daerah penelitian. 6.5. Blok Pemanfaatan Pangan 6.5.1. Kecukupan Energi Rumahtangga Kecukupan energi merupakan indikator ketahanan pangan yang sederhana dan sudah dipergunakan secara luas. Kecukupan energi menunjukan rasio dari total konsumsi energi terhadap total kebutuhan energi seluruh anggota rumahtangga. Mengingat konsumsi energi diperoleh dengan mentransformasi konsumsi fisik pangan yang nilainya dihitung sebagai pengeluaran pangan maka kecukupan energi berkorelasi dengan besarnya pengeluaran pangan sebagaimana hasil pendugaan parameter pada Tabel 28. Berdasarkan tanda parameter dugaan, makin besar pengeluaran pangan tingkat kecukupan energi rumahtangga juga semakin tinggi. Oleh karena pengeluaran pangan merupakan fungsi dari pendapatan rumahtangga, maka secara tidak langsung hubungan antar kedua variabel pada Tabel 28 mengindikasikan bahwa kecukupan energi rumahtangga cenderung meningkat seiring peningkatan pendapatan rumahtangga. Tabel 28. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Kecukupan Energi Variabel Parameter Standar Pr |t| Elasti- Dugaan Error Sitas Intersep 0.829713 0.102327 .0001 Pengeluaran pangankap EXFO1 1.02E-07 4.17E-08 0.0075 0.2276 Jml anggota RT JART -0.02009 0.009032 0.0136 -0.0166 Pendidikan isteri EDUI 0.001052 0.005373 0.4225 Dummy pulau, Jawa=1 DUPRO -0.03936 0.051215 0.2215 Dummy tahun, 2010=1 DUTHN -0.25147 0.050113 .0001 F-hitung= 12.25; Prob F= 0.0001; R 2 = 0.21854 Namun demikian dari sisi ekonomi, nilai elastisitas pengeluaran pangan hasil dari pendugaan relatif kecil sehingga dapat diinterpretasikan perubahan pengeluaran pangan tidak menimbulkan pengaruh respon besar terhadap kecukupan energi rumahtangga. Situasi ini diduga terkait konsumsi pangan rumahtangga yang kurang memiliki banyak variasi akibat keterbatasan pilihan bahan pangan yang dapat dikonsumsi. Hasil pendugaan model menunjukkan, kecukupan energi dipengaruhi secara nyata oleh jumlah anggota rumahtangga pada taraf nyata 10 persen, tetapi dengan tanda parameter yang negatif. Ini berarti, semakin banyak jumlah anggota rumahtangga akan mengakibatkan tingkat kecukupan energi semakin rendah. Hasil ini sejalan dengan penelitian Hardono 2002;2003 dan Ometasho et al. 2010. Kecenderungan pola hubungan seperti itu disebabkan satuan pengukuran kecukupan energi yang digunakan juga memperhitungkan jumlah anggota rumahtangga. Sebagaimana diungkapkan sebelumnya, tingkat kecukupan energi diukur dalam satuan untuk individu setara pria dewasa KkalAEU hari. Semakin banyak jumlah anggota rumahtangga membuat nilai setara pria dewasa sebagai pembagi konsumsi energi akan semakin besar, sehingga hasil baginya menjadi semakin kecil. Di sisi lain, hasil pendugaan juga menunjukan bahwa secara langsung variabel tingkat pendidikan isteri tidak berpengaruh nyata terhadap kecukupan energi anggota rumahtangga. Namun demikian, secara tidak langsung pendidikan isteri tetap berpengaruh terhadap kecukupan energi rumahtangga karena pendidikan isteri berpengaruh nyata dalam persamaan pengeluaran pangan. Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa kecukupan energi dipengaruhi oleh pengeluaran pangan, sehingga variabel eksogen pendidikan isteri yang berpengaruh nyata terhadap pengeluaran pangan akan berpengaruh pula terhadap kecukupan energi. Variabel dummy pulau tidak berpengaruh nyata terhadap kecukupan energi rumahtangga petani. Hasil ini mengindikasikan bahwa meskipun wilayah Jawa dikenal sebagai daerah dengan prevalensi kekurangan energi relatif tinggi dibandingkan Luar Jawa, tetapi dalam penelitian ini secara statistik perbedaan itu tidak dapat dibuktikan. Tanda negatif pada nilai parameter dugaan variabel dummy tahun menunjukan bahwa pada tahun 2010 situasi kecukupan energi rumahtangga lebih buruk dibanding tahun 2007. 6.5.2. Status Gizi Anggota Rumahtangga Status gizi anggota rumahtangga menunjukan keadaan tubuh yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan makanan Suhardjo et al. , 2006. Dalam konteks kecukupan pangan, status gizi lebih merupakan konsekuensi atau dampak dari pencapaian dan dinamika situasi ketahanan pangan dalam rumahtangga. Dalam analisis yang tidak runtut waktu status gizi dapat digambarkan sebagai variabel endogen yang dipengaruhi oleh variabel eksogen dari model perilaku rumahtangga, tetapi tidak menjadi variabel eksogen yang mempengaruhi variabel endogen lain. Hasil pendugaan Tabel 29 menunjukan, status gizi anggota rumahtangga dipengaruhi secara nyata oleh kecukupan energi dan dummy kualitas air musim kemarau. Semakin tinggi kecukupan energi akan meningkatkan status gizi anggota rumahtangga. Oleh karena kecukupan energi yang tinggi menunjukkan ketahanan pangan yang baik, maka hasil estimasi tersebut mengkonfirmasi pentingnya peran ketahanan pangan untuk mendorong status gizi anggota rumahtangga. Sebagaimana disebutkan Simatupang 2007 bahwa ketahanan pangan menjadi syarat keharusan necessary condition untuk mencapai status gizi yang baik, tetapi bukan sebagai syarat kecukupan sufficient condition. Artinya untuk mencapai status gizi anggota rumahtangga yang baik dibutuhkan kecukupan energi yang memadai. Akan tetapi, kinerja status gizi yang baik tidak dapat sepenuhnya diklaim sebagai akibat kecukupan energi yang sudah baik. Ada faktor lain yang turut berpengaruh terhadap status gizi. Terkait hal itu Soekirman 2008 berpendapat bahwa gizi burukkurang tidak selalu terjadi karena kurang pangan kelaparantidak ada makanan. Gizi burukkurang juga bisa terjadi karena faktor kemiskinan. Tapi kemiskinan juga bisa terjadi sebagai akibat dari gizi buruk. Tabel 29. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Status Gizi Variabel Parameter Standar Pr |t| Elasti- Dugaan Error sitas Intersep -2.53603 0.542543 .0001 Kecukupan energi FSCUR 1.373648 0.705181 0.0264 -0.9245 T-kerja kelg wanita TKDW -0.00004 0.009595 0.4982 Frekuensi sakit anak FDIA -0.03281 0.103998 0.3764 Dummy kerja buruh pert, ya=1 DBRUH -0.22136 0.174441 0.1029 Dummy air bersih MK2 DUAIR2 0.368228 0.246751 0.0686 F-hitung= 2.01; ProbF = 0.0790; R 2 = 0.04378 Variabel lain yang berpengaruh terhadap status gizi adalah penggunaan air bersih musim kemarau. Penggunaan air minum dari sumber air bersih, khususnya pada musim kemarau, akan mendukung status gizi yang lebih baik. Seperti diketahui, air adalah salah satu media yang dapat menjadi pembawa bibit kuman