Validasi Model METODE PENELITIAN 4.1. Data dan Sumber Data

U c = 2T 1 – r S s x S a 1T T t 1 Y t s – Y t a 2 ………………4.38 dimana: Y t s = Nilai rata-rata simulasi Y t a = Nilai rata-rata aktual S s = Standar deviasi nilai simulasi S a = Standard deviasi nilai aktual r = Koefisien korelasi nilai simulasi dengan nilai aktual U m adalah proporsi bias yang menunjukan kesalahan sistematik untuk mengukur penyimpangan nilai rata-rata dugaan dengan nilai rata-rata aktual. Nilai U m yang baik adalah yang bernilai kecil. U s adalah proporsi varian yang menunjukkan kemampuan model menyerupai tingkat perubahan variabel endogen. Jika nilai U s sangat besar berarti nilai aktual sangat berfluktuasi sedangkan nilai dugaan kurang berfluktuasi. Bila U s sangat besar maka model perlu diperbaiki. Adapun U c adalah proporsi kovarian untuk mengukur kesalahan yang tidak sistematis. U c berfungsi untuk menjelaskan kesalahan yang tersisa. Secara ideal kesalahan-kesalahan terdistribusi pada U c jika koefisien ketidaksamaan Theil lebih besar dari nol. Hal itu berarti untuk setiap nilai U yang positif U0, kondisi distribusi ideal nilai koefisien ketidaksamaan Theil dari ketiga sumber tersebut adalah U m = U s = 0; dan U c = 1.

4.6. Simulasi Model

Simulasi model biasanya dilakukan untuk: 1 menguji dan mengevaluasi model, 2 mengevaluasi kebijakan-kebijakan pada masa lampau, atau 3 membuat peramalan untuk masa yang akan datang Pindyck dan Rubinfield, 1998. Pada penelitian ini simulasi model dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh perubahan faktor-faktor ekonomi terhadap kinerja ketahanan pangan rumahtangga petani. Pengaruh tersebut merefleksikan perilaku rumahtangga secara keseluruhan dalam melakukan penyesuaian terhadap berbagai perubahan, mulai dari sisi produksi, konsumsi, kecukupan energi hingga status gizi. Faktor-faktor ekonomi yang akan dikaji pengaruhnya dalam penelitian ini adalah: 1 harga input, 2 harga output, 3 jumlah anggota rumahtangga, 4 alokasi waktu kerja non pertanian dan usahatani lain untuk menggambarkan diversifikasi usaha, 4 luas garapan, dan 5 alokasi waktu kerja berburuh tani dan non pertanian. Dalam penelitian ini perubahan faktor ekonomi diasumsikan terjadi secara bersama-sama dengan kombinasi tertentu sehingga pengaruh dampak yang ditimbulkan bersifat akumulatif. Alternatif perubahan faktor ekonomi dalam simulasi ditetapkan secara “arbitrary”. Pemilihan faktor-faktor ekonomi dalam simulasi disesuaikan dengan tujuan mengantisipasi kemungkinan pengaruh yang timbul akibat penetapan suatu kebijakan pemerintah, dinamika pasar, ataupun perubahan lingkungan terhadap ketahanan pangan rumahtangga petani di perdesaan. Untuk melihat perbedaan pengaruh perubahan faktor-faktor ekonomi terhadap kinerja ketahanan pangan rumahtangga petani dalam simulasi dilakukan pengelompokkan rumahtangga menurut kelas pengeluaran. Rumahtangga dibedakan menjadi kelompok rumahtangga miskin dan tidak miskin menggunakan batas pengeluaran Rp 9000kapitahari atau hampir setara dengan pengeluaran US 1. Sebagai pelengkap analisis, dalam simulasi juga dicoba dilakukan pengelompok rumahtangga berdasar tahun 2007 dan 2010 guna menangkap isu dinamika pengaruh perubahan faktor-faktor ekonomi antar waktu terhadap ketahanan pangan rumahtangga petani. Proses simulasi dilakukan berurutan dengan validasi. Keduanya menggunakan perangkat SASETS versi 9.2. Secara rinci rangkaian simulasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peningkatan harga pupuk 30 persen Urea dan SP36 dan harga padi 30 persen. Simulasi ini dimaksudkan untuk mengetahui dampak jika terjadi pengurangan subsidi pupuk yang bersamaan dengan kenaikan harga padi di pasar. 2. Kombinasi simulasi 1 dengan pengurangan satu orang anggota rumahtangga. Simulasi ini memberikan pengetahuan tentang dampak penurunan ukuran keluarga di saat rumahtangga menghadapi situasi kenaikan harga-harga. 3. Kombinasi simulasi 1 dengan penambahan luas garapan. Pada pengelompokan menurut kelas pengeluaran rumahtanga, besarnya perubahan luas garapan untuk rumahtangga miskin ditetapkan sebesar 0.3 ha, sedangkan untuk rumahtangga tidak miskin sebesar 0.2 ha. Hal ini