IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Ekstrak Teh Hijau dan Daun Jambu Biji Merah
4.1.1. Total Polifenol dan Aktivitas Antioksidan
Ekstraksi teh hijau dan daun jambu biji ini dengan metode Widowati 2007 dan Nantitanon 2010 menghasilkan ekstrak cair dengan kekentalan
sekitar 4°Brix. Ekstrak cair dari teh hijau dan daun jambu biji tersebut dipekatkan dengan pemanasan pada suhu 85°C sampai kekentalan mencapai 58-62°Brix.
Pemekatan ekstrak dari 4°Brix menjadi 58-62°Brix mengacu pada Widowati 2007 dan dimaksudkan untuk mendapatkan ekstrak dengan kandungan polifenol
yang tinggi. Ekstrak yang telah dipekatkan tersebut dianalisis kandungan total fenol dan aktivitas antioksidannya seperti tersaji pada Tabel 6 dan hasil uji t test
dapat dilihat pada Lampiran 1-3. Tabel 6. Kadar polifenol dan aktivitas antioksidan bb ekstrak teh dan daun
jambu biji 58-62°Brix
Jenis ekstrak Total Polifenol
mg GAE 100 mg Aktivitas Antioksidan
mM TEAC mg Teh Hijau
232.78±10.57
a
297.11±0.95
a
Daun Jambu Biji
169.90± 4.85 287.15±1.58
b a
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata p 0.05
Hasil uji t-test menunjukkan total polifenol dari ekstrak teh hijau dan daun jambu biji merah berbeda nyata p 0.05 Lampiran 2. Kandungan total
polifenol pada ekstrak teh hijau lebih tinggi 232.78 mg GAE100 mg dibandingkan ekstrak daun jambu biji 169.90 mg GAE100 mg. Artinya setiap
100 mg ekstrak daun teh hijau dan jambu biji merah 58-62
o
Pada penelitian ini kandungan total polifenol ekstrak daun teh hijau 58- 62
Brix mengandung total polifenol secara berturut-turut setara dengan 232.78 mg dan 169.90 mg asam
galat.
o
Brix setara dengan 134089 mg GAEL ekstrak cair. Data ini lebih tinggi 56 kali dibandingkan hasil penelitian Rusak et al. 2008. Penelitian tersebut
melaporkan bahwa kandungan total polifenol pada ekstrak teh hijau jenis Long
Jing, konsentrasi 0.01 gml yang diekstrak dengan air 80
o
C selama 5, 15 dan 30 menit adalah 1400-2377 mg GAEl. Tingginya kandungan total polifenol teh hijau
pada penelitian ini diduga karena adanya perbedaan kondisi ekstraksi yaitu konsentrasi ekstrak, lama ekstraksi dan varietas daun teh yang digunakan. Pada
penelitian ini ekstraksi dilakukan pada teh hijau jenis peko super varietas Gambung pada suhu 85
o
Total polifenol ekstrak daun jambu biji dengan kepekatan 58-62 C, konsentrasi 0.1 gml selama 8 menit.
o
Brix ini jika dikonversikan ke dalam ekstrak cair setara dengan 55.20 mg GAEg. Nilai ini
lebih rendah dibandingkan dengan hasil yang diperoleh Nantitanon et al. 2010 254.97 mM GAEmg, meskipun ekstraksi dilakukan dengan cara yang hampir
sama. Perbedaan kandungan total polifenol dengan penelitian sebelumnya baik pada ekstrak teh hijau maupun daun jambu biji dapat disebabkan oleh beberapa
faktor. Menurut Tomas-Barberan dan Espin, 2001; Rapisarda, 1999, diacu dalam Aberoumand et al. 2008,
kandungan komponen fenol dalam tanaman dipengaruhi oleh faktor intrinsik genus, spesies, kultivar tanaman dan faktor ekstrinsik
agronomi, lingkungan, penanganan dan penyimpanan Aktivitas antioksidan antara ekstrak teh hijau 297.11±0.95 mM
TEACmg dan ekstrak daun jambu biji 287.15±1.58 mM TEACmg tidak
berbeda nyata p 0.05. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap 1 mg ekstrak daun teh hijau dan jambu biji merah 58-62
.
o
Kekuatan scavenging radikal bebas TEAC menunjukkan mekanisme kerja antioksidan dari kedua ekstrak tersebut sebagai donor H yang akan
mengakhiri proses oksidasi dengan menkonversi radikal bebas dalam hal ini adalah DPPH 1,1-diphenyl-2-pycryl hydrazil menjadi bentuk yang stabil
Tachakittirungrod et al. 2007. Tingginya aktivitas antioksidan ditunjukkan oleh banyaknya DPPH yang direduksi, yang dicirikan dengan semakin pudarnya warna
ungu. Brix memiliki aktivitas antioksidan setara
dengan Trolox 297.11 mM dan 287.15 mM.
Aktivitas antioksidan ekstrak teh hijau 58-62
o
Brix ini setara dengan 17.11 mM TEACmg ekstrak cair. Meskipun menggunakan varietas teh hijau yang sama
dan diperoleh dari tempat yang sama serta diekstraksi dengan cara yang hampir
sama tetapi nilai aktivitas antioksidan ekstrak teh hijau pada penelitian ini lebih tinggi dari hasil yang diperoleh oleh Widowati 2007 9.42 mM TEACmg.
Hasil analisis ekstrak daun jambu biji 58-62
o
Brix pada penelitian ini memiliki aktivitas antioksidan setara dengan 9.42±0.33 mM TEACmg ekstrak
cair. Ekstrak cair daun jambu biji memiliki aktivitas antioksidan lebih rendah dibandingkan hasil yang diperoleh Nantitanon et al. 2010, yaitu 24.30+0.50 mM
TEACmg. Seperti halnya total fenol yang dipengaruhi oleh komponen fenoliknya, begitu juga dengan aktivitas antioksidan. Oleh karena itu perbedaan
aktivitas antioksidan dengan penelitian sebelumnya juga dipengaruhi oleh faktor intrinsik genus, spesies, kultivar tanaman dan faktor ekstrinsik agronomi,
lingkungan, penanganan dan penyimpanan. Menurut Rice et al 1997, sifat fungsional dan kimia polifenol sebagai
agen penyumbang dan pereduksi hidrogen atau elektron bisa digunakan untuk memprediksi potensi polifenol sebagai antioksidan pembersih radikal bebas
oksidan. Aktivitas antioksidan polifenol dapat ditentukan oleh: reaktivitasnya sebagai agen penyumbang hidrogen-elektron yang berhubungan dengan potensi
reduksi, fungsinya sebagai antioksidan diatur oleh kemampuannya untuk menstabilkan elektron yang tidak berpasangan, reaktivitas dengan antioksidan
lainnya, dan potensinya dalam mengkelat logam. Berdasarkan sifat-sifat tersebut
dan setelah melalui analisis, Rice et al 1997, melaporkan tingkatan komponen
polifenol berdasarkan kekuatan antioksidannya dalam 1 mM konsentrasi komponen polifenol, yakni kuersentin 4.7 mM TEAC menempati posisi
pertama, rutin dan katekin 2.4 mM TEAC, luteolin 2.1 mM TEAC, taksifolin 1.9 mM TEAC, apigenin dan naringenin 1.5 mM TEAC hesperitin 1.4 mM
TEAC, dan kaemferol 1.3 mM TEAC. Penelitian
tersebut dapat menjelaskan mengapa ekstrak daun jambu meskipun memiliki kandungan total fenol lebih rendah dibandingkan ekstrak teh
hijau, namun aktivitas antioksidan antar keduanya tidak berbeda nyata. Hal ini disebabkan karena komponen polifenol utama pada ekstrak daun jambu biji
adalah kuersentin Nantitanon et al. 2010, sedangkan pada ekstrak teh hijau komponen utama polifenolnya adalah katekin Dreosti 1996.
4.2. Pati Tapioka Termodifikasi 4.2.1. Daya Cerna Pati