Persiapan Uji In vivo pada Tikus

3.3.3. Penelitian Tahap 3: Uji In vivo Pati Tapioka Termodifikasi Polifenol

terhadap Profil Lipid Darah Tikus dan terhadap Aktivitas Antioksidan Hati Tikus

3.3.3.1. Persiapan Uji In vivo pada Tikus

Sebelum memasuki tahap ketiga sampai dengan keempat dilakukan tahap persiapan uji in vivo pada tikus. Alur penelitian uji in vivo dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Alur penelitian in vivo pada tikus Tikus yang digunakan adalah tikus jantan putih strain Sprague dawley umur sekitar 2 bulan dengan bobot badan antara 175-200 g sebanyak 36 ekor. Tikus percobaan kemudian dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan, tiap perlakuan terdiri atas 6 ekor tikus. Tahap persiapan tikus percobaan meliputi masa adaptasi selama 2 minggu dengan pemberian ransum standar dan air minum secara ad libitum. Pada masa adaptasi tikus diberi cekok dengan antibiotik Amoxillin dan obat cacing Vermox dengan dosis masing-masing 500 mgkg BB untuk mencegah timbulnya penyakit pada tikus. Setiap ekor tikus menempati satu kandang dan ditempatkan dalam ruangan yang telah diatur siklus udara dan cahaya. Semua tikus diberi ransum secara teratur dan ditempatkan dalam ruangan dengan suhu kamar dan dilengkapi blower untuk menjaga kelembaban lingkungan. Pemberian ransum dilakukan setiap hari antara pukul 07.00 sampai dengan 09.00 WIB. Jumlah Induksi streptotozin 45 mgKgBB Pengamatan: 1. Jumlah pakan yang dikonsumsi per hari per individu per kelompok 2. Berat badan setiap 2 hari sekali 3. Kadar glukosa darah setiap 2 hari sekali selama perlakuan. Kelompok tikus normal NN=Pati tapioka alami NJ=Pati tapioka termodifikasi polifenol 1 NT=Pati tapioka termodifikasi polifenol 2 Kelompok tikus diabetes DN=Pati tapioka alami DJ=Pati tapioka termodifikasi polifenol 1 DT=Pati tapioka termodifikasi polifenol 2 Hari ke 35 terminasi tikus, pengambilan darah, organ hati dan pankreas untuk analisis: 1. Glukosa darah dan profil lipid darah TG, Kolesterol, HDL, LDL 2. Aktivitas antioksidan, MDA, dan enzim SOD 3. Histologi: pulau Langerhans dan sel beta pankreas ransum yang diberikan sebanyak ±20 ghariekor. Banyaknya ransum yang dikonsumsi dihitung setiap hari berdasarkan jumlah ransum yang tersisa. Masa percobaan didahului oleh masa adaptasi selama 2 minggu. Pada masa adaptasi, tikus diberi ransum standar kontrol sebagai makanan dan air sebagai minuman ad libitum. Setelah masa adaptasi, pemberian ransum dilanjutkan dengan ransum uji sesuai dengan kelompok tikus. Dengan masa percobaan selama 35 hari. Masing-masing kelompok tikus diberi perlakuan yang berbeda Tabel 6. Tabel 5. Kelompok perlakuan tikus Kontrol tikus normal Perlakuan tikus diabetes KN=Pati tapioka asli KJ=Pati tapioka termodifikasi polifenol 1 KT=Pati tapioka termodifikasi polifenol 2 DN=Pati tapioka asli DJ=Pati tapioka termodifikasi polifenol 1 DT=Pati tapioka termodifikasi polifenol 2

a. Induksi Streptotozin Pada Tikus Wu Huan 2008

Tikus dibuat menjadi diabetes melalui induksi streptotozin dosis tunggal 45 mgkg BB dengan tahapan sebagai berikut: 1. 2. Sebelum dilakukan induksi dengan streptozotocin STZ, semua tikus dipuasakan selama 6-8 jam dan air tetap diberikan seperti biasa. 3. Larutan buffer natrium sitrat 50 mM pH 4.5 disiapkan dan 1 ml buffer tersebut ditempatkan ke dalam setiap tabung mikrosentrifus 1.5 ml dan tutup tabung dengan aluminium foil. 4. Sebelum injeksi, STZ dilarutkan ke dalam larutan buffer natrium sitrat 50 mM pH 4.5 sampai mencapai konsentrasi akhir 10 mgml. Larutan STZ harus disiapkan segar untuk setiap injeksi dan disuntik dalam waktu 5 menit. 5. Induksi tikus dengan STZ dilakukan secara intraperitoneal dengan menggunakan syringe 3 ml dan jarum 23-G, sebanyak 45 mgkg untuk tiap ekor tikus. Buffer sitrat pH 4.5 disuntikkan dengan volume yang sama secara intraperitoneal untuk kelompok kontrol. Tikus dikembalikan ke kandang dan diberi ransum dan air sukrosa 10 hingga tercapai glukosa darah puasa yang stabil 150 mgdl selama 3 hari berturut-turut.