3.3.1. Penelitian Tahap 1: Ekstraksi Teh Hijau dan Daun Jambu Biji
3.3.1.1. Ekstraksi Teh Hijau dan Daun Jambu Biji Tahap ini diawali dengan pembuatan bubuk dan ekstrak teh hijau kering
dan daun muda jambu biji merah kering, masing-masing dilakukan menggunakan metode Widowati 2007 dan Nantitanon et al. 2010 yang dimodifikasi Gambar
3. Setelah itu dilanjutkan dengan ekstraksi teh hijau dan daun jambu biji, masing- masing dilakukan dengan kondisi ekstraksi optimum hasil penelitian Widowati
2007 dan metode Nantitanon et al. 2010. Gambar 4.
3.3.1.2. Analisis Kadar Total Fenol Metode Folin-Ciocalteu Sato et al. 1996,
diacu dalam Nantitanon et al. 2010 yang dimodifikasi
Total fenol diukur berdasarkan kemampuan reagen Folin-Ciocalteu campuran fosfomolibdat dan fosfotungstat dalam mereduksi gugus hidroksi dari
fenol. Inti aromatis pada senyawa fenol gugus hidroksi fenolik dapat mereduksi fosfomolibdat dan fosfotungstat menjadi molibdenum yang berwarna biru.
Kandungan fenolik total dalam tumbuhan dinyatakan dalam GAE Gallic Acid Equivalent
yaitu jumlah kesetaraan miligram asam galat dalam 1 gram sampel. Ekstrak pekat sampel dilarutkan dalam etanol absolut hingga diperoleh
konsentrasi akhir 0.2 mgmL. Sebanyak 20 µL larutan ekstrak dalam etanol dicampurkan dengan 45 µL reagen Folin-Ciocalteu dan didiamkan 3 menit.
Sebanyak 135 µL Na
2
CO
3
Kadar total polifenol mg GAE100 mg ekstrak = 2 g100 mL ditambahkan ke dalam campuran,
divorteks dan disimpan di tempat gelap pada suhu ruang, 2 jam dan divorteks. Absorbansinya dibaca dengan spektrofotometer pada 750 nm. Asam galat
digunakan sebagai standar sehingga satuannya dinyatakan dalam mg GAE100 mg ekstrak. Kurva standar dibuat menggunakan asam galat 0-130 µgml. Kadar
total polifenol dihitung berdasarkan persamaan garis yang diperoleh dari kurva standar. Absorbansi yang diperoleh diplotkan pada kurva standar. Kadar total
polifenol dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
A = absorbansi sampel pada panjang gelombang 750 nm S = slope kemiringan pada kurva standar
Fp = faktor pengenceran W = berat sampel mg
A x Fp S x W
Gambar 3. Proses pembuatan bubuk teh hijau Widowati 2007 dan daun jambu biji merah muda kering Nantitanon 2010 yang dimodifikasi.
Gambar 4. Proses ekstraksi bubuk teh hijau Widowati 2007 dan daun jambu biji merah kering Nantitanon 2010.
Bubuk daun jambu biji merah muda
kering Daun jambu biji merah muda segar
diblansir air mendidih, 30 detik direndam air es, 15 menit
ditiriskan Dikeringkan 20 jam, 50
o
C Teh hijau kering
Penggilingan dengan dish mill Pengayakan 32 mesh
Bubuk teh hijau kering
Ekstrak teh hijau Bubuk teh hijau kering
ditambah air 1:10 bv diekstrak dalam waterbath goyang
pada 85
o
C, 8 menit
disentrifus 2000 rpm Disaring vakum dg saringan 200 mesh
Ekstrak daun jambu biji merah
Bubuk daun jambu biji merah kering ditambah air mendidih 1:6 bv
Diekstrak 3kali dalam ultrasonicbath, 10 menit pada suhu ruang
dipekatkan dengan rotavapor 58–62
o
Brix, 80
o
C
3.3.1.3. Aktivitas Antioksidan, Metode DPPH Kubo et al. 2002 yang