Pengukuran Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase SOD Hati Kubo Pengukuran Kadar Malonaldehid MDA Hati Singh et al 2000

HDL cholesterol Cholesterol esterase Cholesterol + H 2 O H 2 2 O 2 + 4-aminoantipyrine Peroksidase Komponen merah-keunguan + DSBmT Sebanyak 3.0 µl sampel serum darah dimasukkan ke dalam tabung dan ditambahkan 300 µl larutan reagen lalu divorteks. Sebagai blanko digunakan 1.00 ml reagen. Larutan diinkubasi selama 5 menit 37°C. Absorbansi larutan dibaca pada λ 600 nm. Prosedur pengujian: Penghitungan dilakukan melalui rumus: Konsentrasi mgdl = Abs Sampel Abs Standar x Konsentrasi Standar

d. Pengukuran Kadar LDL Friedewald 1972

Kadar low density lipoprotein LDL dapat dihitung dengan menggunakan rumus Friedewald: LDL = Kolesterol total – Trigliserida5-HDL

3.3.3.3. Analisis Aktivitas Antioksidan Hati a.

Persiapan Homogenat Hati Singh et al. 2000 Hati sebanyak 1.25 g dicacah dalam kondisi dingin dalam 5 ml larutan PBS yang mengandung 11.5 gL KCl, kemudian disentrifus pada 1074 g 4000 rpm, 10 menit pada kondisi dingin 4°C sehingga diperoleh supernatan jernih homogenat. Homogenat ini digunakan untuk analisis kadar malonaldehid MDA dan aktivitas enzim antioksidan superoksida dismutase SOD.

b. Pengukuran Aktivitas Enzim Superoksida Dismutase SOD Hati Kubo

et al. 2002; Wijeratne et al. 2005; Prangdimurti 2007 Prinsip dari pengukuran aktivitas enzim SOD adalah mengukur kapasitas menangkap radikal anion superoksida. Anion superoksida dihasilkan secara enzimatis oleh sistem xantin-xantin oksidase. Enzim SOD berperan mendismutasi superoksida O 2 atau HO 2 radikal hidroperoksil. Dalam prosedur analisis yang dilakukan, radikal superoksida dihasilkan terlebih dahulu dari reaksi antara xantin dan xantin oksidase. Radikal superoksida selanjutnya akan mengoksidasi garam tetrazolium berwarna kuning menjadi formazan yang berwarna biru. Prosedur pengujian dilakukan dengan mereaksikan supernatan jernih hati sebanyak 0.06 ml dengan 2.7 ml buffer natrium-bikarbonat 50 mM yang mengandung 0.1 mM EDTA pH 10, 0.06 ml xantin 10 mM, 0.03 ml BSA Bovine Serum Albumin 0.5, 0.03 ml NBT Nitroblue Tetrazolium, 2.5 mM. Selanjutnya dilakukan penambahan 0.6 ml xantin oksidase 0.04 unit. Absorbansi diukur dengan spektr ofotometer pada λ 560 nm dari 0–30 menit dengan interval waktu 5 menit. Absorbansi yang digunakan dalam perhitungan pada 30 menit. Sebagai kontrol digunakan larutan yang digunakan pada saat preparasi hati PBS + KCl. Aktivitas SOD dihitung dengan menggunakan persamaan berikut: {1-AB} x 100 Dimana, A = Absorbansi larutan sampel, B = Absorbansi larutan kontrol

c. Pengukuran Kadar Malonaldehid MDA Hati Singh et al 2000

Prinsip pengujian kadar malonaldehid MDA adalah dengan mengukur absoransi warna merah muda yang terbentuk akibat adanya reaksi antara MDA dengan TBA Thiobarbituric Acid membentuk komplek MDA-TBA. Prekursor MDA adalah TEP tetraetoksipropana sehingga dapat digunakan sebagai larutan standar pada pengukuran MDA. TEP akan bereaksi dengan TBA membentuk warna merah muda. Prosedur pengujian kadar MDA adalah dengan mereaksikan 0.5 ml homogenat hati dengan 2.0 ml HCl dingin 0.25N yang mengandung 15 TCA Trichloroacetic Acid, 0.38 TBA Thiobarbituric Acid , dan 0.5 BHT Butylated Hydroxytoluene. Campuran dipanaskan 80°C selama 1 jam. Setelah dingin, campuran disentrifus pada 3500 rpm 822 g selama 10 menit. Supernatan diambil dan diukur absorbansi dengan spektrofotometer pada λ 532 nm. Sebagai larutan standar digunakan TEP tetraetoksipropana. 3.3.4. Penelitian Tahap 4: Pengujian In Vivo Pati Tapioka Termodifikasi Polifenol terhadap Glukosa Darah dan Histologi Jaringan Pankreas Tikus

3.3.4.1. Analisis Kadar Glukosa Darah Wu Huan 2008

Percobaan pada seluruh kelompok dilakukan selama 35 hari dan kadar glukosa darah tikus diamati setiap 2 hari sekali setelah diinduksi streptozotocin. Sebelum pengukuran kadar glukosa darah, tikus dipuasakan selama 6-8 jam Wu Huan 2008, tetapi tetap diberi air minum. Kadar glukosa darah tikus percobaan diukur menggunakan glukometer.

3.3.4.2. Analisis Histologi Kiernan 1990

Analisis histologi dilakukan terhadap organ pankreas. Analisa ini meliputi tahapan sampling, trimming, dehidrasi, clearing penjernihan, infiltrasi parafin, embeddin g pencetakan, sectioning pemotongan, dan pewarnaan hematoksilin eosin dan imunohistokimia terhadap sel β.

a. Sampling