b. Pembuatan Ransum AOAC 1995
Pembuatan ransum tikus mengikuti metode AOAC 1995. Pemberian ransum dilakukan setiap hari sebanyak 20 gekor. Komposisi ransum didasarkan
pada perhitungan sebagai berikut:
Vitamin f = 1
Sumber protein yang digunakan adalah kasein dan sebagai sumber lemak adalah minyak jagung. Mineral yang digunakan merupakan mineral mix yang
terdiri dari KI 0.79 g, NaCl 139.30 g, KH
2
PO
4
389.00 g, MgSO
4
anhidrat 53.70 g, CaCO
3
381.40 g, FeSO
4
.7H2O 27.00 g, MnSO
4
.2H
2
O
4
.01 g, ZnSO
4
.7H
2
O 0.55 g, CUSO
4
.5H
2
O 0.48 g, dan CoCl
2
.6H
2
c. Pengukuran Jumlah Konsumsi Ransum dan Berat Badan
O 0.02 g. Air yang digunakan adalah akuades, sebagai sumber serat adalah selulosa, dan vitamin yang digunakan
adalah vitamin mix. Pati yang digunakan adalah pati tapioka termodifikasi terpilih pati tapioka termodifikasi ekstrak teh hijau danatau daun jambu biji.
Jumlah konsumsi ransum diukur setiap hari selama masa percobaan 35 hari. Konsumsi ransum ditentukan dengan cara mengumpulkan dan menimbang
ransum sisa yang ada dalam wadah makanan maupun yang tercecer. Ransum sisa selanjutnya ditimbang dan dinyatakan dalam satuan gram. Jumlah konsumsi
ransum dihitung dengan mengurangi jumlah ransum yang diberikan dengan sisa ransum yang telah ditimbang.
Pengukuran berat badan tikus dilakukan setiap 2 hari sekali selama 35 hari. Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk memonitor tingkat pertambahan
atau penurunan berat badan tikus percobaan. Pengukuran berat badan tikus
menggunakan timbangan dan dinyatakan dalam satuan gram. d.
Pada hari ke-35 masa percobaan, tikus dibedah untuk diambil darah dari jantung, organ hati dan pankreas. Tikus yang akan dibedah, sebelumnya disuntik
dengan obat penenang ketamin ketalar over dosis. Setelah tikus pingsan, otot perut disayat hingga batas rongga dada, dan diafragma disayat hingga jantung
terlihat. Tulang rusuk dipotong pada perbatasan tulang rawan sebelah kanan dan kiri. Tulang sternum dikuakan keatas dengan tang arteri. Selanjutnya darah
diambil dari jantung untuk analisis profil lipid darah. Kemudian dilakukan pengambilan organ pankreas dan hati. Pengambilan organ dilakukan dengan
menggunakan gunting steril.
Pembedahan Tikus
Organ pankreas lalu dimasukkan ke dalam larutan pengawet.
Selanjutnya dilakukan uji secara in vivo untuk menguji 2 jenis pati tapioka terpilih terhadap profil lipid darah tikus diabetes. Analisis yang dilakukan
meliputi analisis kadar kolesterol, HDL, trigliserida, dan LDL serum darah tikus. Organ hati yang sudah diambil, ditimbang, dibungkus dengan
aluminium foil dan disimpan beku pada -80°C.
3.3.3.2. Analisis Profil Lipid Darah a. Pengukuran Kolesterol Serum Allain
et al. 1974
Kolesterol serum berasal dari darah yang diambil dari jantung, disimpan di dalam tabung reaksi yang dilapisi EDTA selama 30 menit. Kemudian disentrifus
dengan kecepatan 2500 rpm selama 10 menit. Setelah serum terpisah, serum darah dimasukkan ke dalam ependorf tertutup dan siap untuk dilakukan analisa
selanjutnya. Kadar kolesterol total dientukan dengan menggunakan metode
cholesterol oxidase phenol amino phenazone CHOD-PAP.
Reagen yang digunakan berasal dari kit pereaksi kolesterol, AMS Diagnostic.
Cholesterol esters + H Prinsip pengujian:
2
O
Cholesterol esterase
Cholesterol + O Cholesterol + RCOOH
2 Cholesterol esterase
Cholesterol + H
2
O
2
2H
2
O
2
+ HBA
Peroxidase
Quinoneimine + 4H
2
O
Sebanyak 10 µL sampel serum darah dimasukkan ke dalam tabung dan ditambahkan 1 mL larutan reagen. Sebagai blanko digunakan 1 mL larutan reagen
dan sebagai standar digunakan standar kolesterol 10 µL dan ditambahkan 1 mL reagen. Larutan campuran divorteks, diinkubasi selama 10 menit pada suhu ruang
atau 5 menit pada suhu 37 °C. Absorbansi larutan dibaca pada λ 500 nm.
Penghitungan dilakukan melalui rumus: Prosedur pengujian
Konsentrasi mgdl = Abs Sampel Abs Standar
x Konsentrasi Standar
b. Pengukuran Kadar Trigliserida Megraw et al. 1979