Gambar 9. Pembentukan ikatan antara flavonoid quercetagetin di dalam binding site
α-amylase Piparo et al. 2008
4.4.2. Histologi Pankreas
Preparat hasil pewarnaan imunohistokimia difoto menggunakan mikroskop dengan pembesaran 400x dan dilakukan penghitungan luas jaringan
pankreas, luas pulau Langerhans, dan penghitungan jumlah sel β per bidang pandang. Hasil pewarnaan tersebut dapat dilihat pada Gambar 10.
Pada penelitian ini luas pulau Langerhans per bidang pandang dipersenkan berdasarkan luas jaringan pankreas, sedangkan jumlah sel beta disamakan
satuannya per 10 mm
2
luas pulau Langerhans. Luas pulau Langerhans yang diukur dan jumlah sel beta yang dihitung berasal dari 20 bidang pandang per ulangan.
Dari 20 bidang pandang tersebut diambil 5 bidang pandang per ulangan untuk dapat diolah secara statistik. Data persen luas pulau Langerhans dan jumlah beta
pankreas tikus dapat dilihat pada Gambar 11-12, sedangkan uji sidik ragam dapat dilihat secara rinci pada Lampiran 41-42.
R7 R4
R5
Trp Asp
Glu
NN DN
NJ DJ
NT DT
NN= tikus normal, ransum tapioka alami; NJ= tikus normal, ransum tapioka + ekstrak daun jambu 4; NT= tikus normal, ransum tapioka + ekstrak teh hijau 4; DN= tikus diabetes, ransum tapioka alami; DJ= tikus
diabetes, ransum tapioka + ekstrak daun jambu 4; DT = tikus diabetes, ransum tapioka + ekstrak teh hijau 4.
Gambar 10. Histologi jaringan pankreas, pulau Langerhans, dan sel beta pankreas pewarnaan imunohistokimia anti insulin perbesaran
400x
Sel beta
Sel beta
Sel beta Sel beta
Sel beta
Sel beta
Pada Gambar 10, dapat dilihat persen luas pulau Langerhans per luas jaringan pankreas. Pulau Langerhans merupakan kumpulan kelenjar endokrin
yang tersebar di seluruh organ pankreas, berbentuk seperti pulau dan banyak dilalui oleh kapiler-kapiler darah. Pulau Langerhans pada penderita DM umumnya
akan mengalami perubahan morfologi baik dalam jumlah maupun ukurannnya Gepts 1981.
Gambar 11. Persen luas pulau Langerhans per luas jaringan pankreas.
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata p 0.05
Pada penelitian ini hasil uji sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian tapioka termodifikasi polifenol ekstrak teh hijau dan daun jambu biji pada tikus
tidak berpengaruh nyata p0.05 Lampiran 41 terhadap persen pulau Langerhans per luas jaringan pada keenam kelompok perlakuan Gambar 11.
Menurut Widowati 2007, ukuran pulau Langerhans belum menunjukkan jumlah produksi dan sekresi insulin. Meskipun pulau Langerhans jumlahnya masih
banyak dan ukuran besar, akan tetapi memiliki kemungkinan jumlah sel beta yang normal tidak rusak sangat sedikit sehingga produksi dan sekresi insulin akan
mengalami penurunan yang signifikan. Oleh karena itu selanjutnya dilakukan perhitungan kepadatan sel beta pankreas sebagai sel penghasil insulin Gambar
12. Berdasarkan uji sidik ragam pemberian tapioka termodifikasi polifenol
ekstrak teh hijau dan daun jambu biji pada tikus berpengaruh nyata p0.05 Lampiran 42 terhadap jumlah sel beta pankreas Gambar 12. Jumlah sel beta
13.88
a
5.12
a
9.02
a
5.15
a
21.14
a
15.25
a
5 10
15 20
25
Tikus Normal Tikus Diabetes
Lu a
s P
.La n
g e
r h
a n
s
Tapioka aseli Tapioka + ekstrak daun jambu 4
Tapioka + ekstrak teh hijau 4
pankreas per 10 mm
2
pulau Langerhans, pada tikus diabetes dengan ransum tapioka termodifikasi baik dengan ekstrak daun jambu biji 49.96 maupun
ekstrak teh hijau 48.81 lebih tinggi dibandingkan tikus diabetes dengan ransum tapioka aseli 33.57.
Gambar 12. Jumlah sel beta pankreas per 10 mm
2
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata p 0.05
pulau Langerhans
Pada penelitian ini tidak diberikan obat-obatan hipoglikemik, hanya perlakuan ransum yang berbeda. Oleh karena itu berdasarkan hasil uji sidik ragam
di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum tapioka yang dimodifikasi dengan ekstrak teh hijau dan daun jambu biji memberikan dampak
terhadap perbaikan sel beta pankreas dengan menahan laju kerusakan sel beta pada tikus diabetes sehingga kepadatannya tetap dapat dipertahankan menyamai
kepadatan sel beta pada tikus normal. Penelitian lain yang berkaitan dengan penambahan ekstrak teh hijau dalam
produk pangan juga dilaporkan oleh Widowati 2007 yang menunjukkan adanya dampak penghambatan terhadap kerusakan sel beta pankreas pada tikus diabetes
yang diberi ransum beras membramo instan yang diperkaya ekstrak teh hijau. Penelitian mengenai penambahan ekstrak daun jambu biji pada produk makanan
belum ditemukan akan tetapi Sutriana et al. 2010 melaporkan bahwa konsumsi ekstrak etanol daun jambu biji secara signifikan mampu meregenerasi sel beta
pankreas pada tikus diabetes.
51.74
b
33.57
a
47.90
b
49.36
b
51.89
b
48.81
b
10 20
30 40
50 60
Tikus normal Tikus diabetes
Ju m
lah S
e l B
e ta
P an
k r
e as
Pakan tapioka aseli Pakan tapioka + ekstrak daun jambu 4
Pakan tapioka + ekstrak teh hijau 4
V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan