Aktivitas Antioksidan, Metode DPPH Kubo et al. 2002 yang

3.3.1.3. Aktivitas Antioksidan, Metode DPPH Kubo et al. 2002 yang

dimodifikasi Untuk mengukur aktivitas antioksidan adalah dengan mereaksikan sampel dengan radikal bebas DPPH, buffer asetat dan etanol dalam methanol sehingga terbentuk warna ungu. DPPH merupakan radikal bebas yang stabil. Tingginya aktivitas antioksidan pada sampel akan ditunjukkan oleh banyaknya DPPH yang direduksi yang terlihat dengan semakin pudarnya warna ungu. Warna yang terbentuk dibaca dengan spektrofotometer pada 517 nm. Trolox digunakan sebagai standar yang merupakan analog vitamin E yang larut dalam air. Aktivitas antioksidan dinyatakan dalam satuan TEAC Trolox Equivalent Antioxidant Capacity. Analisis dilakukan dengan memasukkan 1 ml buffer asetat 100 mM pH 5.5, 1.87 ml etanol dan 0.1 ml radikal bebas DPPH 1,1-diphenyl-2-picryl hydrazyl 3 mM dalam metanol ke dalam tabung reaksi. Kemudian sebanyak 0.03 ml larutan sampel ditambahkan ke dalam tabung tersebut, divorteks dan diinkubasi pada 25 o Sebagai kontrol digunakan 0.03 ml aquades sebagai pengganti sampel. Kemudian absorbansinya diukur pada 517 nm. Standar digunakan adalah Trolox C, selama 20 menit. ® 6-Hydroxy-2, 5, 7, 8-tetramethylchroman-2-carboxylic acid 0; 1.25; 2.5 dan 5 mM sehingga satuannya dinyatakan dalam TEAC. Penurunan absorbansi menunjukkan adanya aktivitas scavenging atau aktivitas antioksidan. 3.3.2. Penelitian Tahap 2: Pembuatan Pati Tapioka Termodifikasi Polifenol. 3.3.2.1. Pembuatan Pati Tapioka Termodifikasi Polifenol Setelah diperoleh ekstrak teh hijau dan ekstrak daun jambu biji merah, dilanjutkan dengan pembuatan pati tapioka termodifikasi. Alur pembuatan tapioka termodifikasi polifenol dapat dilihat pada Gambar 5. Untuk mendapatkan pati tapioka termodifikasi polifenol, tapioka direndam selama 6 jam dalam larutan ekstrak teh hijau dan ekstrak daun jambu biji 58- 62°Brix.. Setelah direndam pati ditiriskan dan dikeringkan dalam oven 80 o C, 4 jam hingga kadar air maksimal 13. Evaluasi sifat kimia dilakukan untuk tapioka termodifikasi ekstrak polifenol teh hijau dan daun jambu biji dengan konsentrasi masing-masing 4, 6, dan 8 6 sampel. Sifat kimia yang dianalisis meliputi serat pangan, dan daya cerna. Berdasarkan evaluasi sifat kimia akan ditentukan 2 pati tapioka termodifikasi polifenol yang memiliki daya cerna terendah untuk digunakan pada penelitian tahap 2. Gambar 5. Pembuatan pati tapioka termodifikasi untuk uji hipoglikemik dan analisis kimianya

3.3.2.2. Analisis Proksimat AOAC 1995