50 100
150 200
250 300
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35
B e
r at
B ad
an g
Percobaan hari ke-
NN
NJ
NT
DN
DJ
DT
sumber bahan bakar. Mekanisme ini, bersamaan dengan hilangnya kalori sehingga menimbulkan hyperphagia perasaan lapar yang berlebih dan penurunan berat
badan David Plotnick 2008.
NN= tikus normal, ransum tapioka alami; NJ= tikus normal, ransum tapioka + ekstrak daun jambu 4; NT= tikus normal, ransum tapioka + ekstrak teh hijau 4; DN= tikus diabetes, ransum tapioka
alami; DJ= tikus diabetes, ransum tapioka + ekstrak daun jambu 4, DT = tikus diabetes, ransum tapioka + ekstrak teh hijau 4 . Kode sampel yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
p0.05
Gambar 8. Rata-rata berat badan harian tikus selama percobaan
4.3.4. Profil Lipid Darah
Darah untuk analisis profil lipid tikus diambil dari organ jantung. Profil lipid serum darah tikus yang dianalisis meliputi kadar kolesterol, trigliserida,
HDL, dan LDL Tabel 13. Uji sidik ragam profil lipid tikus dapat dilihat pada Lampiran 29-32.
Analisis profil lipid serum darah tikus yang meliputi kadar total kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kelainan
lipid dislipidemia yang dapat terjadi pada penderita diabetes akibat kelainan insulin dan hiperglikemia. Uji sidik ragam terhadap profil lipid darah
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata p0.05 pada kadar kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL serum darah tikus Lampiran 29-32
Tabel 13. Kadar kolesterol, trigliserida, HDL, dan LDL tikus
Kelompok Perlakuan
Profil Lipid Serum Darah mgdL Kolesterol
HDL LDL
Trigliserida NN
42.5± 6.0
a
17.5± 4.4
a
15.4±8.2
a
48.0± 7.1
a
NJ 51.0±23.8
a
20.3± 7.0
a
12.5±9.3
a
91.0±58.6
a
NT 44.0±11.6
a
20.3± 7.6
a
9.6±2.9
a
70.8± 0.6
a
DN 48.5±11.3
a
23.0±13.8
a
16.7±9.8
a
44.0± 5.9
a
DJ 55.3± 8.3
a
27.0± 9.2
a
18.2±3.3
a
50.5±17.5
a
DT 43.0±21.5
a
14.7±17.2
a
17.9±2.4
a
52.3±30.5
a
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata p 0.05. NN= tikus normal, ransum tapioka alami; NJ= tikus normal, ransum tapioka + ekstrak daun jambu 4 ; NT= tikus
normal, ransum tapioka + ekstrak teh hijau 4; DN= tikus diabetes, ransum tapioka alami; DJ= tikus diabetes, ransum tapioka + ekstrak daun jambu 4, DT = tikus diabetes, ransum tapioka + ekstrak teh hijau
4. Rata-rata NN, NJ, NT, DN berasal dari 3 ulangan, DJ 4 ulangan, sedangkan DT 3 ulangan.
Kadar kolesterol semua perlakuan tikus berkisar antara 42.5–55.25 mgdl. Hal ini menunjukkan kadar total kolesterol semua tikus masih berada dalam batas
normal. Pada tikus strain Sprague Dawley kadar kolesterol normal berkisar antara 10–54 mgdL Smith Mangkoewidjojo 1988.
Kadar trigliserida serum darah tikus pada semua perlakuan hewan coba berkisar antara 44-91 mgdl, HDL 14.67–27.00 mgdl, LDL 9.6–23.00 mgdl.
Penelitian lain yang dilakukan pada tikus
Sprague Dawley
jantan normal sebagai kontrol menunjukkan profil lipid dari serum darah yang bervariasi pada tikus.
Kadar kolesterol total 94 mgdl, LDL 35 mgdl, HDL 50 mgdl, TG 46 mgdl mulai perlakuan umur 21-23 hari, ransum AOAC 1995, Perlakuan 28 hari
Suharma 2011; kolesterol total 55.8 mgdl, HDL 24.00 mgdl, trigliserida 44.28 mgdl, dan LDL 22.3 mgdl mulai perlakuan umur 2 bulan, ransum AIN 1993,
perlakuan 42 hari Khayrani 2008; kolesterol total 60.23 mgdl, TG 42.45 mgdl, HDL 27.28 mgdl, dan LDL 24.45 mgdl mulai perlakuan umur 2 bulan,
ransum AIN 1993, perlakuan 36 hari Novayanti 2009; memiliki kolesterol total 55.80 mgdl, HDL 24.65 mgdl, TG 44.28 mgdl, dan LDL 22.29 mgdl mulai
perlakuan umur 2 bulan, ransum AIN 1993, perlakuan 42 hari Rohmawati 2008.
Profil lipid serum darah tikus, terutama kadar total kolesterol masih berada dalam kisaran normal baik pada tikus normal maupun tikus diabetes. Pada
penelitian ini tikus yang diinduksi diabetes dengan dosis tunggal STZ pada umur 2 bulan akan menghasilkan diabetes tipe 1. Menurut O’
Brien et al. 1998, Pada diabetes mellitus tipe 1, biasanya kelainan lipid dislipidemia dapat dikembalikan
dengan kontrol glikemik. Pada diabetes mellitus tipe 2, meskipun kualitas lipid dapat diperbaiki, namun kelainan tetap terjadi bahkan setelah kontrol glikemik
yang optimal telah dicapai.
4.3.5. Aktivitas Antioksidan Hati