penelitian ini tikus yang diinduksi diabetes dengan dosis tunggal STZ pada umur 2 bulan akan menghasilkan diabetes tipe 1. Menurut O’
Brien et al. 1998, Pada diabetes mellitus tipe 1, biasanya kelainan lipid dislipidemia dapat dikembalikan
dengan kontrol glikemik. Pada diabetes mellitus tipe 2, meskipun kualitas lipid dapat diperbaiki, namun kelainan tetap terjadi bahkan setelah kontrol glikemik
yang optimal telah dicapai.
4.3.5. Aktivitas Antioksidan Hati
Aktivitas enzim superoksida dismutase SOD dan kadar malonaldehid MDA hati tikus dapat dilihat pada Tabel 14. Peningkatan stres oksidatif adalah
hal yang umum terjadi pada perkembangan penyakit diabetes dan komplikasinya. Diabetes biasanya disertai dengan peningkatan produksi radikal bebas atau
gangguan pertahanan antioksidan. Mekanisme peningkatkan stress oksidatif dalam komplikasi diabetes sebagian sudah diketahui, termasuk aktivasi faktor
transkripsi, hasil akhir produk terglikasi AGEs, dan protein kinase C Maritim, Sanders, Watkins 2003.
Senyawa malonaldehid merupakan senyawa hasil peroksidasi lemak yang dapat digunakan sebagai salah satu indikator yang dapat digunakan untuk
mengukur produk akhir dari kerusakan oksidatif. Enzim superoksida dismutase SOD adalah salah satu enzim yang tergabung dalam kelompok pertahanan
antioksidan preventive antioxidant, yaitu kelompok antioksidan yang berfungsi menekan terbentuknya radikal bebas. Enzim SOD ini dapat mengubah radikal
superoksida menjadi molekul hidrogen peroksida dan oksigen Papas 1999. Hasil uji sidik ragam aktivitas enzim SOD dan kadar MDA, menunjukkan
tidak adanya perbedaan yang nyata p0.05 Lampiran 34-35 Hal ini dapat diartikan bahwa jenis ransum yang diberikan belum memberikan pengaruh
terhadap status antioksidan hati tikus. Menurut Papas 1999, status antioksidan adalah suatu keadaan
keseimbangan sistem antioksidan dengan peroksidan dalam organisme hidup. Jika terjadi peningkatan oksidasi melebihi ketersediaan antioksidan maka akan terjadi
stress oksidatif yang ditandai dengan peningkatan radikal bebas.
Tabel 14. Aktivitas enzim SOD dan kadar MDA hati
Kelompok Perlakuan
SOD Umg prot
MDA nmlmg Jar
NN
0.570±0.24
a
0.090±0.09
a
NJ
0.977±0.52
a
0.105±0.13
a
NT
0.885±0.40
a
0.042±0.05
a
DN
0.561±0.15
a
0.027±0.01
a
DJ
0.593±0.59
a
0.059±0.06
a
DT
0.603±0.15
a
0.025±0.01
a
Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata p 0.05. NN= tikus normal, ransum tapioka alami; NJ= tikus normal, ransum tapioka + ekstrak
daun jambu 4 ; NT= tikus normal, ransum tapioka + ekstrak teh hijau 4; DN= tikus diabetes, ransum tapioka alami; DJ= tikus diabetes, ransum tapioka + ekstrak daun jambu 4,
DT = tikus diabetes, ransum tapioka + ekstrak teh hijau 4. Rata-rata NN, NJ, NT,DN berasal dari 3 ulangan, DJ 4 ulangan, sedangkan DT 3 ulangan
Kondisi hiperglikemia kronis glukosa darah puasa125 mgdl dapat mendorong produksi radikal bebas yang berlebihan karena adanya auto-oksidasi
glukosa, progresi protein sehingga terjadi ketidakseimbangan antara oksidan dan antioksidan tubuh. Pembentukan radikal bebas yang berlebih pada penderita
diabetes akan menyebabkan penurunan kandungan enzim-enzim antioksidan Szaleczky et al. 1999 dan Ferari Torres, 2003
Pada penelitian ini, kandungan oksidan MDA dan antioksidan SOD pada semua perlakuan tidak berbeda nyata. Kondisi ini bisa mengarah pada dua
kemungkinan 1 Penambahan ekstrak teh hijau dan daun jambu biji belum memberikan dampak terhadap aktivitas antioksidan, MDA dan enzim SOD hati
tikus yang bisa disebabkan karena konsentrasi penambahan ekstrak terlalu rendah atau waktu perlakuan yang terlalu singkat dan 2 ada kemungkinan kondisi
penyakit diabetes tikus pada penelitian ini belum mengalami komplikasi ke arah stress oksidatif. Menurut Wu Huan 2008, kondisi diabetes parah pada tikus
yang diinduksi dengan dosis tunggal STZ akan terjadi saat glukosa darah mencapai 250-600 mgdl. Pada penelitian ini glukosa darah tikus berkisar antara
313.43–384.41 mgdl, sehingga mungkin saja belum menyebabkan komplikasi ke arah stress oksidatif.
4.4. Kadar Glukosa Darah dan Histologi Pankreas 4.4.1. Kadar Glukosa Darah