Analisis Proksimat AOAC 1995 Analisis Kadar Serat Pangan Metode Enzimatis AOAC 1995

masing-masing 4, 6, dan 8 6 sampel. Sifat kimia yang dianalisis meliputi serat pangan, dan daya cerna. Berdasarkan evaluasi sifat kimia akan ditentukan 2 pati tapioka termodifikasi polifenol yang memiliki daya cerna terendah untuk digunakan pada penelitian tahap 2. Gambar 5. Pembuatan pati tapioka termodifikasi untuk uji hipoglikemik dan analisis kimianya

3.3.2.2. Analisis Proksimat AOAC 1995

Pengujian analisis proksimat terdiri dari analisis kadar air, abu, protein, lemak, sedangkan karbohidrat diperoleh dengan cara “by difference”. Analisis kadar air dilakukan dengan menggunakan metode oven, analisis kadar abu dengan pengabuan kering, analisis kadar lemak dengan metode Soxhlet, dan analisis kadar protein dilakukan dengan metode Mikro-Kjeldahl. Digoyang selama 6 jam, 200 rpm, T ruang Ditiriskan Dikeringkan dalam pengering oven T 80 o C , ±4 jam sampai kadar air maks 13 2 pati tapioka termodifikasi terpilih Serat pangan dan daya cerna Pati Tapioka Ditambah ekstrak cair teh hijau 58-62°Brix 0, 4, 6, dan 8 Tapioka:larutan = 1 : 1 Ditambah ekstrak cair daun jambu biji 58-62°Brix 0, 4, 6, dan 8 Tapioka:larutan = 1 : 1 Pati tapioka termodifikasi ekstrak daun jambu biji 0, 4, 6, dan 8 Pati tapioka termodifikasi ekstrak daun teh hijau 0, 4, 6, dan 8

3.3.2.3. Analisis Kadar Serat Pangan Metode Enzimatis AOAC 1995

Analisis kadar serat pangan dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan enzim termamil, pepsin dan pankreatin. Residu yang merupakan serat pangan yang tidak larut dicuci dengan etanol dan aseton, kemudian dikeringkan. Filtrat yang merupakan serat larut diendapkan dengan etanol, kemudian disaring dan dikeringkan. Pengukuran serat pangan dibagi menjadi tiga tahap yaitu persiapan sampel, pengukuran serat pangan tidak larut, dan pengukuran serat pangan larut . Persiapan Sampel Sampel yang telah diekstrak lemaknya dengan pelarut petroleum eter pada suhu kamar selama 15 menit ditimbang sebanyak 1 g dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditambahkan 25 ml buffer natrium fosfat 0.1 M pH 6. Penambahan buffer dimaksudkan untuk menstabilkan ezim termamil. Sampel ditambahkan 100 µl termamil lalu dipanaskan sambil ditutup dan diinkubasi T=10 o Sampel didinginkan, kemudian ditambahkan 20 ml akuades dan ditambahkan HCl 4 M hingga pH 1.5. Sampel ditambahkan 100 mg pepsin, lalu erlenmeyer ditutup dan diinkubasikan pada 40 C, selama 15 menit sambil sesekali diaduk. Tujuan penambahan enzim termamil dan pemanasan ialah untuk memecahkan pati dengan menggelatinisasikan terlebih dahulu. o C sambil diaduk selama 60 menit. Pengaturan pH hingga 1.5 dimaksudkan untuk mengkondisikan agar aktivitas enzim pepsin maksimum. Sampel ditambahkan 20 ml akuades dan diatur pH-nya hingga 6.8 dengan cara ditambahkan NaOH. Sampel ditambahkan 100 ml enzim pankreatin, lalu erlenmeyer ditutup dan diinkubasi pada 40 o Pengukuran Residu Serat Makanan Tidak Larut C selama 60 menit sambil diaduk, kemudian sampel ditambahkan HCl kembali hingga pH 4.5. Selanjutnya sampel disaring sehingga diperoleh endapan yang dicuci dengan menggunakan 10 ml akuades sebanyak 2 kali. Residu dari hasil persiapan sampel dicuci dengan 10 ml etanol 95 dan 10 ml aseton masing-masing sebanyak 2 kali, lalu dikeringkan pada 105 o C sampai berat tetap sekitar 12 jam dan dimasukkan dalam desikator kemudian ditimbang D1. Suspensi yang telah kering diabukan dalam tanur 500 o Filtrat Serat Makanan Larut C selama 5 jam, didinginkan dalam desikator dan ditimbang I1. Volume dari filtrat yang diperoleh dari persiapan sampel ditambahkan akuades sampai dengan 100 ml, ditambah 400 ml etanol 95 hangat 60 o C, dan diendapkan selama 1 jam. Filtrat disaring, kemudian dicuci dengan 10 ml etanol 95 dan 10 ml aseton sebanyak 2 kali. Sampel dikeringkan pada 105 o C selama 24 jam, kemudian dimasukkan ke dalam desikator dan ditimbang D2. Sampel yang telah kering diabukan dengan suhu 500 o Penetapan Blanko C selama 5 jam, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang I2. Analisis ini menggunakan blanko yang diperoleh dengan cara yang sama tetapi tanpa adanya sampel hanya akuades. Nilai blanko harus diperiksa ulang terutama jika menggunakan enzim dari kemasan yang baru. Total Serat Makanan Total serat makanan diperoleh dengan menggunakan serat makanan larut dan tidak larut. Perhitungan: D1 - I1 - B1 Serat makanan tidak larut bk = 100 W x D2 - I2 - B2 Serat makanan larut bk = 100 W x Nilai TDF bk = Nilai IDF + SDF Keterangan: Angka 1 menunjukkan berat sampel pada analisis serat makanan tidak larut dan 2 menunjukkan berat sampel pada analisis serat makanan larut. W = berat sampel g D = berat setelah analisis dan dikeringkan g I = berat setelah diabukan g B = berat blanko bebas serat g

3.3.2.4. Analisis Daya Cerna Pati Secara Enzimatis Muchtadi Palupi