mas, tidak akan menyebabkan petani membeli benih untuk mengejar target produksi, malah mungkin akan menurunkan jumlah benih ikan yang ditanam,
disebabkan merasa mantap dengan kondisi kualitas air yang sudah baik akan memberikan produksi yang juga baik dalam hal berat produksi. Hal ini sejalan
dengan melihat elastisitas harga benih ikan mas yang bernilai -1,0537, yang mengindikasikan meningkatnya harga benih ikan mas akan menyebabkan jumlah
input benih ikan mas akan dikurangi.
c. Variabel Harga Pakan Ikan Mas W
2
Koefisien variabel harga pakan ikan mas bernilai positif dan kurang dari 1 dan sangat signifikan. Hal ini memperlihatkan bahwa variabel harga pakan ikan
akan memberikan pengaruh terhadap jumlah biaya total produksi ikan mas. Hal ini sesuai dengan harapan peneliti. Tanda positip memperlihatkan naiknya harga
akan memberikan indikasi pada naiknya biaya total produksi. Produksi ikan mas budidaya KJA, kecuali mungkin kolam, mutlak membutuhkan pakan ikan. Dalam
budidaya KJA, pakan yang diberikan apabila tidak termakan, akan tenggelam ke dasar perairan, dimana ikan mas tidak akan dapat mencapai ke dasar untuk
mencari makan disebabkan adanya jaring. Pada sisi lain, elastisitas harga pakan ikan mas ternyata bernilai negatif yaitu, -0,113. Nilai elastisitas ini menyebabkan
petani akan mengurangi jumlah input pakan ikan apabila harganya naik, dan sebaliknya apabila harga input turun akan menyebabkan petani meningkatkan
jumlah pakan ikan.
d. Variabel Harga Tenaga Kerja W
3
Sama seperti koefisien variabel harga pakan ikan, koefisien variabel harga tenaga kerja memiliki nilai positif dan sangat signifikan. Oleh sebab itu, bersama
dengan variabel harga benih dan pakan ikan layak untuk menjadi variabel penjelas bagi biaya total produksi ikan mas yang menyertakan biaya eksternalitas.
e. Variabel Harga Recovery biaya eksternalitaslingkungan; W
4
Koefisien variabel harga recovery sangat signifikan, sehingga dapat menjadi variabel penjelas bagi biaya total produksi ikan mas. Apabila variabel ini
meningkat harganya, maka biaya total juga akan naik. Sejalan dengan ini, elastisitas harga variabel recovery ternyata bernilai negatif, yakni -0,995, sehingga
apabila terjadi kenaikan harga, maka akan menyebabkan petani akan menurunkan input eksternalitas yang timbul dalam produksinya.
Petani dalam hal ini akan terangsang untuk mengurangi jumlah sedimentasi dengan berbagai cara. Cara yang ada adalah dengan memanajemen ulang pola
pemberian pakan ikan, memilih pakan yang lebih ramah terhadap lingkungan atau meningkatkan jumlah ikan yang berperan sebagai feeder-plankton.
f. Variabel Produksi Ikan Mas
Q Koefisien variabel produksi ikan mas sebagai variabel kendala dari fungsi
biaya bernilai positif dengan tingkat signifikansi tidak sesuai harapan. Disebabkan variabel ini merupakan variabel kunci dari fungsi biaya, maka rendahnya tingkat
signifikansi tidak menjadi masalah krusial bagi peneliti. Nilai positif koefisien ini lebih tinggi dibanding dengan koefisen produksi untuk model tanpa menyertakan
biaya recovery. Keberadaan
koefisien Q
yang bernilai
lebih kecil
dari 1
juga memperlihatkan bahwa kondisi skala usaha secara total sebagai decreasing return
scale. Sekalipun demikian, kondisi ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
model biaya tanpa menyertakan biaya recovery eksternalitas. Peneliti dalam hal ini tidak akan mengeksplore keberadaan fungsi produksi ikan mas budidaya KJA.
6.5.2. Fungsi Permintaan Faktor Input
Fungsi permintaan masing-masing faktor input untuk model fungsi biaya yang menginternalisasi biaya eksternalitas, diperoleh dari hasil derivasi model
fungsi biaya ke variabel harga faktor input yang bersangkutan. Masing-masing fungsi permintaan input produksi ikan mas menyertakan biaya eksternalitas dalam
biaya total produksi, beserta nilai optimalnya. Hasil proses minimisasi biaya total akan didapatkan nilai-nilai optimal
pemakaian faktor-faktor input. Nilai optimal ini merupakan permintaan demand dari petani terhadap faktor-faktor input tersebut. Nilai-nilai optimal permintaan
faktor input ini dapat dilihat pada Tabel 32.
Tabel 32. Permintaan Faktor Input per per Musim Tanam Dengan Eksternalitas Berdasarkan Sheppard’s lemma di Waduk Cirata
Komponen Rumus
Nilai Satuan
Benih Ikan Mas
0127 ,
051 ,
4 087
, 3
886 ,
2 1
054 ,
1
. .
. .
. 054
, .
4762 ,
6 Q
W W
W W
31,66 kg
Pakan
0127 ,
051 ,
4 087
, 3
1 886
, 2
054 ,
1
. .
. .
. 884
, .
4762 ,
6 Q
W W
W W
756,24 kg
Tenaga kerja
0127 ,
051 ,
4 1
087 ,
3 886
, 2
054 ,
1
. .
. .
. 087
, .
4762 ,
6 Q
W W
W W
50,92 HOK
Eksternalitas
0127 ,
1 051
, 4
087 ,
3 886
, 2
054 ,
1
. .
. .
. 051
, .
4762 ,
6 Q
W W
W W
15,22 m
2
Produksi Optimal
644,6 kg
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2011.
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan input benih ikan mas yang optimal adalah sebanyak 31,66 kg per musim tanam. Sedangkan pakan
adalah sebanyak 756,24 kg per musim tanam, tenaga kerja 50,92 HOK. Input optimal benih ikan mas model fungsi biaya dengan eksternalitas lebih
kecil dibandingkan dengan input optimal fungsi biaya tanpa eksternalitas. Selisih
antar keduanya adalah -15,52 kgpetak atau mencapai kurang lebih 33. Demikian pula selisih jumlah pakan ikan mas yang mencapai 829,78 kgpetak.
Untuk tenaga kerja selisihnya mencapai 71,19 HOKunit. Secara grafis, apabila keberadaan input optimal dari fungsi biaya dengan
eksternalitas digunakan sebagai input produksi ikan mas budidaya KJA dibandingkan dengan penggunaan input produksi tanpa eksternalitas, akan
memberikan gambaran utuh keberadaan penghematan input produksi dan penghematan biaya secara parsial maupun keseluruhan.
- 1.000
2.000 3.000
4.000 5.000
6.000 7.000
8.000 9.000
10.000 11.000
12.000 13.000
14.000
4 8
8 1
6 2
2 2
4 3
2 3
6 4
4 6
4
Jumlah Petak KJA B
e n
ih k
g
Benih Tanpa Eksternalitas Benih Dengan Eksternalitas
0,00 10,00
20,00 30,00
40,00 50,00
60,00 70,00
80,00
4 8
8 1
6 2
2 2
4 3
2 3
6 4
4 6
4
Jumlah Petak R
u p
ia h
d a
la m
J u
ta R
u p
ia h
Biaya Benih Tanpa Eksternalitas Biaya Benih Dengan Eksternalitas
Gambar 19. Grafik Penggunaan Benih dan Penggunaan Biaya dari Model Tanpa dan Dengan Eksternalitas
Rata-rata penggunaan benih selama setahun 3 kali musim tanam untuk model dengan eksternalitas adalah 379,92 kgunit dan untuk model tanpa
eksternalitas 592,41 kgunit dengan rata-rata biaya masing-masing
yang digunakan untuk Rp.2.178.346 dan Rp.3.396.243.
Untuk input optimal bagi jumlah pakan yang diberikan, grafik berikut memperlihatkan penghematan penggunaan pakan dan biaya dari dua model yang
dibandingkan.
- 50.000,00
100.000,00 150.000,00
200.000,00 250.000,00
300.000,00 350.000,00
400.000,00 450.000,00
500.000,00
4 4
8 8
1 2
1 6
1 6
2 2
2 4
2 4
2 8
3 2
3 6
4 4
4 6
7 2
8 4
Jum lah Petak KJA P
a k
a n
k g
Pakan Pakan Optimal
- 5,00
10,00 15,00
20,00 25,00
30,00
4 8
8 1
2 1
6 2
2 2
4 2
8 3
2 3
6 4
6 7
2
Jum lah Petak KJA R
u p
ia h
d a
la m
ra tu
s ju
ta
Biaya Pakan Optimal Biaya Pakan
Gambar 20. Penggunaan Pakan dan Biaya Pakan dari Model Tanpa dan Dengan Eksternalitas
Rata-rata penggunaan pakan dengan model tanpa eksternalitas 21.574,9unit kgtahun, sedangkan dengan menggunakan eksternalitas 9.074,88 kgunittahun,
sedangkan jumlah dana rata-rata Rp122.889.840unittahun dan Rp 52.032.604 per tahun .
Input tenaga kerja yang dilihat dari besaran HOK dalam model fungsi biaya tanpa eksternalitas mencapai 122,09unit. Sedangkan input optimal tenaga kerja
dengan eksternalitas sebesar 50,92 HOKunit atau 356,44 jam kerja atau 14,85 hari. Nilai input optimal ini memiliki perbedaan besar, sehingga akan memberikan
ruang gerak bagi petani untuk dapat menggunakan dananya lebih efisien. Hal ini akan memberikan pilihan baik bagi petani untuk tetap memperhatikan
eksternalitas dari kegiatan budidaya KJA yang akan dijalani pada tahun-tahun mendatang dan meningkatkan insentif bagi para tenaga kerja yang terlibat selama
ini.
- 200,00
400,00 600,00
800,00 1.000,00
1.200,00 1.400,00
1.600,00 1.800,00
4 8
8 16
20 20
24 32
36 44
64
Jum lah Petak KJA J
u m
la h
H O
K
HOK HOK Optimal
0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 4,50
4 8
8 12
16 20
20 24
28 32
36 40
60 72
Jumlah Petak R
u p
ia h
Biaya TK Biaya TK Optimal
Gambar 21. Penggunaan Tenaga Kerja dan Biayanya Input optimal untuk eksternalitas yang ditimbulkan dari produksi ikan mas
budidaya KJA sebesar 15,22 kgunit
6.6. Elastisitas Permintaan dari Harga Input