2.3. Kualitas Lingkungan Perairan
Kehidupan komunitas perairan dipengaruhi oleh kualitas lingkungan perairan.
Saat ini kondisi perairan Waduk Cirata telah mengalami penurunan kualitas perairan akibat berbagai aktivitas, seperti kegiatan perikanan. Penurunan
kualitas perairan ini biasa dikenal sebagai pencemaran. Parameter kualitas air yang berpenagruh besar terhadap kehidupan biota air antara lain intensitas cahaya
yang masuk ke dalam perairan, kedalaman perairan, kecerahan, suhu air, pH, kandungan oksigen terlarut, kandungan fosfat total, total nitrogen, COD,
klorofil-a dan plankton. Lingkungan perairan dibedakan atas faktor fisika perairan, faktor kimia
perairan dan faktor biologi perairan. Faktor fisika perairan terdiri atas suhu, kekeruhan dan kecerahan. Faktor kimia terdiri atas oksigen terlarut, kebutuhan
oksigen kimiawi, kebutuhan oksigen biokimiawi, sedimen dan pH. Adapun faktor biologi perairan meliputi klorofil-a, plankton. Pada uraian berikut menyajikan
tentang uraian faktor fisika, faktor kimia dan faktor biologi perairan. . Suhu dapat menentukan kandungan oksigen dalam perairan, dimana
semakin tinggi suhu maka semakin rendah oksigen yang terlarut. Effendi 2003 menyatakan peningkatan suhu menyebabkan peningkatan metabolisme dan
respirasi organisme air, dan selanjutnya mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen.
Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat
di dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh oleh adanya bahan organik dan
anorganik yang tersuspensidan terlarut misalnya lumpur dan pasir halus,
maupun bahan anorganik dan organik yang berupa plankton dan mikroorganisme lain APHA, 1989.
Menurut Parson dan Takashi 1973 kecerahan perairan merupakan suatu kondisi yang menggambarkan suatu kemampuan penetrasi cahaya matahari untuk
menembus permukaan air sampai kedalaman tertentu. Oksigen Terlarut Dissolved Oxygen-DO dalam perairan merupakan
konsentrasi oksigen yang terlarut dalam air yang berasal dari proses fotosintesa oleh fitoplankton atau tumbuhan air lainnya di zone eutrofik, serta difusi dari
udara APHA, 1989. Kebutuhan Oksigen Kimiawi Chemical Oxygen Demand - COD adalah oksigen yang diperlukan agar bahan buangan yang ada di dalam air
dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Kebutuhan Oksigen Biokimiawi Biological Oxygen Demand - BOD adalah jumlah banyaknya oksigen yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam proses dekomposisi bahan organik APHA, 1989.
Sedimen adalah partikel batuan, mineral atau bahan organik yang diendapkan dari air yang mengalir, dari udara, atau angin Hehanusa dan Haryani,
2001. Sedimen meliputi tanah dan pasir, bersifat tersuspensi, yang masuk ke badan perairan Effendi, 2003. Bahan-bahan organik yang berbentuk partikel
suspensi akan mengendap pada dasar sedimen, dimana merupakan sumber nitrogen sedimen Goldman dan Horne, 1983.
Adapun pH merupakan hasil pengukuran
aktivitas ion
hydrogen dalam
perairan yang
menunjukkan keseimbangan antara asam dan basa
Nitrogen yang terdapat di perairan tawar ditentukan dalam berbagai bentuk diantaranya molekul N
2
terlarut, asam amino, ammonia
4
NH
, nitrit
2
NO
dan nitrat
3
NO . Nitrogen dapat berasal dari limbah pertanian, pemukiman dan limbah industri.
Nitrogen di perairan dapat berupa nitrogen anorganik dan organik.
Nitrogen anorganik terdiri atas atas ammonia
4
NH
, ammonium
4
NH
, nitrit
2
NO
, nitrat
3
NO dan molekul nitrogen
2
N dalam bentuk
gas. Nitrogen organik berupa protein, asam amino, dan urea. Total Fosfat P
adalah salah satu nutrien yang penting untuk mengetahui mengenai eutrofikasi. Fosfor seing digunakan sebagai kunci untuk menjelaskan kualitas algae yang ada
dalam danau. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air, dengan kriteria pada Tabel 3. Tabel 3. Kriteria Mutu Air menurut PP No.82 Tahun 2001.
Kelas Parameter
Satu an
I II
III IV
Keterangan Fisika
Temperatur C
Deviasi 3
Deviasi 3
Deviasi 3
Deviasi 3
Deviasi dari
keadaan alamiahnya
TSS mgl
1000 1000
1000 2000
Bagi pengolahan air minum secara
konvensional, residu tersuspensi ≤ 5000 mgl
Kimia pH
mgl 6 - 9
6 - 9 6 - 9
6 - 9 Apabila secara alamiah
di luar rentang tersebut, maka ditentukan
berdasarkan kondisi alamiah
BOD mgl
2 3
6 12
COD mgl
10 25
50 100
DO mgl
6 4
3 Angka batas minimum
Nitrat NO
3
sebagai N mgl
10 10
20 20
NH
3
-N mgl
0,5 -
- -
Nitrit NO
2
sebagai N mgl
0,06 0,06
0,06 -
Bagi pengolahan
air minum
konvensional NO2 ≤ 1 mgl
Sesuai dengan bunyi dari pasal 8 ayat 1, yang berisikan tentang klasifikasi dan kriteria mutu air, dibagi menjadi empat klasifikasi, diantaranya:
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut; b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasaranasarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut; c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut; d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
2.4. Waduk Cirata dan Budidaya Ikan KJA