Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 55 orang yang menjadi subyek penelitian
semuanya menggambarkan
keberadaan populasi
penelitian sebagaimana disebut di atas. Sampel penelitian tergambarkan distribusinya pada
Gambar 15.
2 4
6 8
10 12
14 16
a. 25 b. 25- 30
c. 31- 35
d. 36- 40
e. 41- 45
f. 46- 50
Sumber: Data Primer, 2011
Gambar 15. Grafik Jumlah Petak KJA Responden
6.2. Aspek Teknis Budidaya Ikan KJA
Pola budidaya ikan di Waduk Cirata adalah sistem karamba jaring apung
berlapis atau bertingkat terdiri dari dua lapis jaring yaitu jaring lapis dalam dan
jaring lapis luar. Ada dua pemeliharaan ikan yang dipelihara pada masing-masing jaring tersebut. Umumnya ikan yang dipelihara pada jaring lapis atas adalah ikan
mas Cyprinus carpio, sedangkan pada jaring lapis bawah dipelihara ikan nila Oreochromis niloticus. Pemberian pakan hanya dilakukan pada ikan mas yang
dipelihara dalam jaring lapis atas, sedangkan untuk ikan nila, pada bagian jaring lapis bawah tidak diberi pakan. Ikan nila hanya memanfaatkan pakan yang tersisa
yang tidak dimakan oleh ikan mas.
Sistem ini dikembangkan bertujuan untuk mengurangi beban sisa pakan, yang dapat mencemari perairan. Dengan sistem ini sisa pakan untuk ikan mas atau
ikan yang dipelihara pada lapis dalam dapat dimanfaatkan oleh ikan nila yang dipelihara dalam jaring lapis luar. Dengan demikian selain bertujuan untuk
mengurangi sisa pakan, KJA berlapis ini dapat menghasilkan hasil tambahan dari produksi ikan nila yang dipelihara pada jaring lapis luar.
6.2.1. Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi pada budidaya KJA merupakan salah satu faktor yang penting. Pada umunya petani ikan lebih memilih lokasi yang berdekatan dengan
daratan. Walaupun sebenarnya dalam penentuan lokasi ini seharusnya ditentukan oleh BPWC dalam bentuk Surat Penempatan Lokasi SPL pada waktu petani
ikan akan memulai usaha. Namun kenyataanya petani bebas menentukan lokasi KJA dan tidak mengurus SPL.
6.2.2. Pembuatan KJA
Karamba yang digunakan untuk budidaya 1 unit KJA memiliki ukuran 14 m x 14 m yang terdiri dari 4 petakkolam yang berukuran 7 m x 7 m. Pembuatan
KJA dilakukan oleh masyarakat setempat. Bagi para investor yang ingin
melakukan budidaya ikan dengan cara pesan kepada masyarakat yang khusus membuat KJA.
Pada saat penelitian dilakukan, rata-rata harga 1 unit KJA berkisar antara Rp 25 .000.000. Bahan yang digunakan utnuk pembuatan KJA
terdiri atas bambu, besi, drum plastikkaleng, styrofoam, kayu, jangkar, pelampung dan jaring.
Jaring karamba menggunakan bahan nylon atau polyethlene terdiri dari 2 lapis jaring, jaring lapisan atas terdiri dari 4 jaring
sebanyak 4 x 20 kg dengan ukuran mata jaring 1 – 1,5 cm.
Saat ini penggunaan bahan styrofoam sudah tidak diperbolehkan lagi dikarenakan berpengaruh buruk terhadap lingkungan. Petani yang memiliki KJA
dekat dengan daratan pada umumnya lebih memiliki bahan yang terbuat dari styrofoam dikarenakan harganya lebih murah.
Konstruksi keramba jaring apung
Konstruksi KJA merupakan salah satu faktor penting dalam memulai suatu usaha budidaya keramba jaring apung. Konstruksi jaring apung umumnya
menggunakan kerangka besi memiliki daya tahan yang lebih lama dibandingkan dengan bambu atau kayu. Dalam 1 unit jaring apung terdiri dari 4 petak.
Konstruksi jaring apung yang ada di daerah penelitian, meliputi: 1 Besi
Kerangka KJA menggunakan besi. KJA berbentuk pesegi dengan ukuran 15,5 mx 15,5 m untuk 1 unit. Panjang besi yang biasa digunakan berukuran 6 m.
Panjang 1 kolam sebesar 7 m, berarti jumlah besi yang dibutuhkan 1 batang ditambah 1 m dipotong dari besi kedua. Untuk 1 unit keramba dengan luas 15,5 m
x 15,5 m, besi yang dibutuhkan sekitar 40 batang. Harga 1 batang besi Rp 100.000.
2 Bambu Bambu digunakan sebagai tempat berjalan atau disebut geladak. Bambu
ini disusun secara teratur di sela-sela besi, untuk 1 geladak diperlukan 5 buah batang bambu, sedangkan untuk 1 unit jaring apung terdapat 12 geladak, sehingga
jumlah bambu yang diperlukan sebanyak 60 batang. Bambu diperoleh dari daerah sekitar dan dikirim sampai ke tempat pembuatan. Harga bambu Rp 7.000 per
batang.
3 Kayu Kaso Kayukaso
digunakan sebagai
penyangga geladak.
Kayu disusun
berlawanan dengan susunan bambu. Kayu yang digunakan berukuran 5 cm x 7 cm, dengan panjang 50 cm untuk 1 geladak, sehingga jumlah kayu yang
diperlukan sebanyak 60 batang. Harga rata-rata kayu dengan ukuran 50 cm yaitu Rp 3.000 per batang.
4 Pelampung Sebagai pelampung umumnya digunakan drum besi, drum plastik atau
busastyrofoam. Pelampung berfungsi untuk mengapungkan konstruksi keramba agar tetap berada di permukaan serta untuk mengaitkan jaring. Banyaknya
pelampung yang digunakan dalam 1 unit sebanyak 37 buah. Harga drum besi Rp 100.000. Harga drum plastik Rp 160.000 per buah.
Sebagian pembudidaya menggunakan pelampung dari busastyrofoam karena harganya lebih murah.
Setiap 1 pelampung membutuhkan 2 lembar busa. Harga per dua lembar Rp 60.000.
5 Jaring Jaring yang digunakan yaitu jaring yang terbuat dari nylon dan
polyethylene. Jaring ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Ukuran mata jaring yang digunakan oleh pembudidaya berukuran 1-1,25 cm jaring untuk
lapisan atas berukuran 7 m x 7 m x 2 m. 6 Pemberat Jaring
Sebagai pemberat jaring dibuat dari batu seberat 2 kg yang diikatkan pada seutas tali sepanjang 5-7 m. Biaya untuk membuat 1 buah pemberat jaring sebesar
Rp 5.000. Pemberat jaring ini diperoleh dari kios-kios yang ada di sekitar waduk atau dibuat sendiri oleh pembudidaya.
7 Jangkar Kolam Jangkar kolam terbuat dari batu yang dimasukkan ke dalam karung dengan
berat 75 kg per karung. Masing-masing pemberat menggunakan 2 karung jadi beratnya sekitar 150 kg. Pemberat kolam diikatkan pada seutas tali unitnya yang
dipasang di antara sudut-sudut keramba. Biaya yang dikeluarkan untuk membuat 1 buah jangkar beserta talinya menghabiskan biaya sebesar Rp 200.000. Pada 1
unit KJA terdapat 4 buah jangkar. 8 Rumah Jaga
Fungsi rumah jaga digunakan sebagai tempat tinggal tenaga kerja. Jumlah rumah sebanyak 1 buah untuk 1 - 4 unit jaring apung. Rumah jaga ini terbuat dari
bahan kayu atau triplek dengan atap terbuat dari seng. Pada umumnya pembudidaya tidak membuat rumah jaga sendiri, tetapi memesan dalam bentuk
sudah jadi rumah jaga. Harga rumah jaga berkisar antara Rp 10.000.000 – Rp 12.000.000 per unit
9 Rumah PakanSupa Rumah pakan yang disebut juga supa digunakan sebagai tempat
menyimpan pakan. Jumlah rumah pakan sebanyak 1 buah untuk 1 unit jaring apung. Rumah jaga ini terbuat dari bahan kayu atau triplek dengan atap terbuat
dari seng. Sebagian besar pembudidaya responden tidak membuat rumah jaga sendiri, tetapi memesan dalam bentuk sudah jadi rumah jaga. Harga rumah pakan
berkisar antara Rp 1.250.000 – Rp 2.000.000 per unit
6.2.3. Proses Budidaya 1
Penebaran Benih
Pada umumnya petani memperoleh benih untuk usahanya dari Cianjur dan Bandung.
Menurut petani benih ikan yang berasal dari kedua lokasi tersebut memiliki kualitas yang baik.
Benih ikan mas yang ditebar per musim tanam pada budidaya KJA sebanyak 40 – 50 kg per petak 49 m
2
dengan ukuran 80-100 ekor per kg. Panjang benih berukuran “sangkal korek’ finger link. Berat benih berkisar antara 10-12,5 gram.
Padat penebaran per petak adalah sebesar 340 gramm
2
. Harga benih ikan mas berkisar antara Rp 27.000 – Rp 28.000 per kg. Benih dan pakan ikan tersedia di
lokasi sekitar. Petani tidak perlu mendatangi penjual benih. Benih akan dikirim oleh penjual pakan yang berperan sebagai bandar ikan melalui perahu sesuai
dengan permintaan.
2 Pemberian Pakan
Pakan yang diberikan pada usaha ini adalah pakan buatan komersial berupa pellet. Pemberian pakan diberikan sekenyangnya tergantung pada kondisi
cuaca. Apabila cuaca baik panas, pemberian pakan berulang-ulang sampai ikan kenyang. Akan tetapi bila cuaca kurang baik, misalnya mendung atau hujan, maka
pakan yang diberikan sedikit saja atau tidak diberikan sama sekali. Pemberian pakan dilakukan oleh petani dengan cara ditebar sedikit demi
sedikit. Hal ini untuk menghindari jumlah pakan terbuang ke perairan. Pakan yang terbuang dimakan oleh ikan nila. Banyaknya pakan yang diberikan pada satu
musim tanam sekitar 2.000 kg per petak. Harga pakan bervariasi tergantung
merek pakan antara Rp 5.250 – Rp 6.000 per kg. Jenis pakan yang digunakan
adalah Comfeed, Ekstra M, Jatra, Turbo, Cargill, Malindo. Pakan dan benih
diperoleh petani dari penjual pakan di lokasi yang disebut dengan ”gudang” atau ”bandar”.
3 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang diperlukan bagi budidaya ikan KJA ini bergantung pada jumlah unit yang dimiliki petani. Jumlah unit 1 - 4, diperlukan 1 orang tenaga
kerja, dan yang unitnya lebih dari 4 pada umumnya mempekerjakan 2 orang dengan tambahan tenaga kerja pada saat tertentu, yakni pada waktu ikan diberi
pakan. Pada saat panen tenaga kerja yang diperlukan untuk mempercepat proses masuknya ikan ke dalam kantong yang telah disiapkan, disediakan oleh pembeli
ikan.
4 Pemanenan
Satu siklus musim tanam pembesaran ikan mas rata-rata 3 bulan. Dalam satu tahun petani melakukan produksi 3 kali untuk ikan mas. Besarnya panen
yang dihasilkan sekitar 800-1000 kg per petak. Harga jual panen ikan mas antara Rp 12.000 – 17.000 per kg.
Biasanya untuk satu kali panen ikan mas membutuhkan 1 – 2 ton pakan ikan. Hasil yang diperoleh dengan nilai efisiensi
antara 45 - 58 atau nilai FCR 1,8. Panen dilakukan oleh pembeli ikan yang datang langsung ke kolam. Tidak terdapat biaya pemanenan karena biaya panen
ditanggung oleh pembeli ikan. Pembeli ikan pada umumnya adalah ”gudang” atau ”bandar” yang sekaligus juga tempat petani ikan mengambil pakan dan
benih. Dengan demikian ada keterikatan antara petani ikan dengan ”gudang” atau ”bandar”.
6.3. Fungsi Biaya Produksi Budidaya Ikan KJA