Pertama, memiliki sifat substractibility atau rivalness dalam pemanfaatannya, Kedua, adanya biaya cost yang harus dikeluarkan untuk membatasi akses

manfaat dan akses terhadap sumberdaya tersebut. CPR adalah sumberdaya yang dimiliki secara bersama oleh suatu komunitas atau kelompok dimana pengelolaannya mendekati pengelolaan private property. Sedangkan public goods bersifat non-excludability dan nonrivalry sehingga cenderung mengalami open acces dari manfaatnya seringkali dikuasai oleh kelompok-kelompok terkuat ataupun kelompok-kelompok yang memiliki akses terhadap kekuasaan. CPR adalah salah satu kategori dari Impure public goods quasi public goods seperti saluran air, pantai, padang gembala, sungai, air tanah, dan hutan tropis Ostrom, et.al., 2002. Common-pool resources diperkenalkan kembali secara lebih spesifik oleh para peneliti yang dipelopori oleh Ostrom, et al 2002 yang menjelaskan bahwa karakteristik sumberdaya memiliki dua karakteristik utama:

1. Pertama, memiliki sifat substractibility atau rivalness dalam pemanfaatannya,

dalam arti setiap konsumsi atau pemanenan seseorang atas sumberdaya akan mengurangi kemampuan atau jatah orang lain dalam memanfaatkan sumberdaya tersebut. seperti batubara, minyak bumi, sumberdaya yang dapat diperbarui, ikan laut ikan serta udara, dimana semakin banyak orang dalam suatu ruangan akan menyebabkan kesesakan dan rasa tidak nyaman ketersediaan udara segar di ruangan tersebut.

2. Kedua, adanya biaya cost yang harus dikeluarkan untuk membatasi akses

sumberdaya pada pihak-pihak lain untuk menjadi pemanfaat beneficiaries. Pengaruh tersebut dapat bersifat signifikan atau tidak signifikan. Seperti udara segar pada dasarnya mempunyai sifat substractability, tapi dalam kehidupan di atas dunia pada ruang atmosfir, udara yang kita hirup seakan-akan udara yang tidak terbatas. Di masa lalu, terutama di daerah-daerah yang berlimpah, air seakan tersedia secara tidak terbatas. Masalah keterbatasan ini timbul karena adanya kecenderungan overuse penggunaan yang berlebihan sehingga sangat mengganggu potensi orang lain untuk memanfaatkannya. Kecenderungan overuse tersebut dapat menyebabkan congestion yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara supply dan demand pada waktu-waktu tertentu. Kecenderungan overuse akan mengarah pada degradasi kerusakan. Bila sumberdaya dipanen secara berlebihan, melebihi suatu titik kritis maka tidak dapat pulih, contoh tanah yang tererosi bila melebihi tolerable soil loss maka akan terjadi degradasi. Sumberdaya yang dipanen dengan laju melebihi kemampuan regenerasi alamiahnya di alam akan punah seperti hutan yang di tebang melebihi batas kemampuan suksesinya dan begitu juga ikan yang ditangkap nelayan. Menyangkut ciri CPR yang kedua, yakni adanya biaya cost yang harus dikeluarkan untuk membatasi akses pada sumberdaya bagi pihak-pihak lain untuk menjadi pemanfaat, seperti halnya barang publik public good CPR memiliki permasalahan yang sama yaitu kehadiran free rider, yakni adanya pihak-pihak yang mendapatkan manfaat tetapi tidak berkontribusi pada biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk menyediakan, memelihara dan mengatur pemanfaatan sumberdaya. Kecenderungan free rider yang melampaui batas akan mengancam pada keberlanjutan sistem produksi. Kecenderungan pemanfaatan berlebihan overuse dan adanya free rider merupakan masalah yang sekaligus penciri dari sumberdaya-sumberdaya CPR, untuk itu diperlukan mekanisme dan sistem kelembagaan yang dapat mencegah atau menghindarinya. Saat ini, CPR tidak hanya menyangkut SDA melainkan juga menyangkut sumberdaya buatan dan sumberdaya baru yang diciptakan manusia. Salah satu tantangan penting dalam penatalaksanaan common-pool resources terletak pada fakta bahwa persediaan dan aliran sumberdaya ini seringkali sulit untuk dipastikan. Oleh karena digunakan pada skala geografis yang berbeda, dan dalam situasi yang bertentangankonflik seperti pengguna hutan lokal merugi, ketika hutannya digunakan untuk produksi kayu. sehingga penggunaan CPR sering mengakibatkan eksternalitas bagi pihak lain. Melindungi common-pool resources dari overuse menuntut adanya otoritas pengguna atau otoritas external yang mengatur penggunaannya. Menentukan aturan, membutuhkan usaha bersama dari seluruh pengguna. Hal tersebut menuntut banyak hal bagi semua pengguna yang akan memperoleh keuntungan dari aturan baru tersebut. Kelompok dengan tradisi saling percaya yang lebih erat dan komunitas yang lama memiliki institusi yang lebih baik. Ketika lembaga pengatur eksternal dan pengguna sumberdaya sama-sama menciptakan dan mendukung aturan, maka konflik dapat muncul diantara sistem aturan yang secara potensial membawa kehancuran pada sumberdaya. Privatisasi sering merupakan salah satu solusi untuk mencegah adanya overuse dari common pool resources, akan tetapi hal ini tidak dapat dilakukan sama di setiap daerah dengan karakteristik yang berbeda. Tantangan dalam memprivatisasi common pool resources adalah menentukan sebuah rancangan institusi yang menjamin keberlanjutan dan efisiensi dalam pengelolaan sumberdaya dengan karakteristik yang spesifik. Kita tidak dapat hanya menularkan sebuah rancangan institusional yang berhasil dalam memanage sumberdaya di suatu tempat ke jenis sumberdaya lain di tempat yang berbeda untuk mendapatkan keberhasilan yang sama. Karakteristik khusus bagi common-pool resources tertentu dan penggunanya mempengaruhi institusi dalam mengatur penggunaan sumberdaya tersebut. Semakin seragam, sederhana, semakin kecil skala sumberdaya, maka akan semakin mudah untuk merancang institusi dan untuk mencegahnya dari overuse dan perusakan. Begitu pula sumberdaya yang rumit dengan penggunaan interaktif dan eksternalitas negatif akan sulit untuk dikelola. Karakteristik individu pengguna, seperti preferensi dan aset, serta karakteristik kelompok keeratan, tingkat kepercayaan, homogenitas, ukuran mempengaruhi institusi. Penggunaan common-pool resources dipengaruhi juga oleh institusi yang mengatur dari keberadaan teknologi. Karakteristik yang kondusif bagi keberhasilan penatalaksanaan meliputi: berukuran kecil, stabil, memiliki batas sumberdaya yang jelas, memiliki eksternalitas negatif yang kecil, kemampuan pengguna untuk memonitor cadangan dan aliran sumberdaya, tingkat penggunaan yang moderat tidak berlebihan, sumberdaya tidak digunakan melebihi kemampuan dalam mencegahnya dari kerusakan, dan dinamika sumberdaya yang dipahami dengan baik oleh pengguna. Berdasarkan uraian di atas, dan berdasarkan kepemilikannya, Waduk Cirata, adalah barang publik yang dimiliki secara pribadi private good oleh PT Pembangkitan Jawa Bali PJB, anak perusahaan BUMN PT PLN, yang memproduksi listrik untuk wilayah Pulau Jawa dan Bali. Namun selain kepentingan di atas, PT PJB memberikan kesempatan bagi masyarakat sekitar untuk memanfaatkan perairan sebagai sumberdaya perikanan melalui budidaya ikan KJA. Keberadaan sumberdaya perikanan di Waduk Cirata merupakan CPR common pool resources yang apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan eksternalitas disebabkan overuse untuk mengerjar target produksi dan berakibat pada penurunan kualitas perairan.

2.2. Property Right