0,00 0,50
1,00 1,50
2,00 2,50
3,00 3,50
4,00 4,50
4 8
8 12
16 20
20 24
28 32
36 40
60 72
Jumlah Petak R
u p
ia h
Biaya TK Biaya TK Optimal
Gambar 21. Penggunaan Tenaga Kerja dan Biayanya Input optimal untuk eksternalitas yang ditimbulkan dari produksi ikan mas
budidaya KJA sebesar 15,22 kgunit
6.6. Elastisitas Permintaan dari Harga Input
Elastisitas permintaan dari harga input untuk mengetahui persentase jumlah input yang dipakai per unit waktu karena adanya persentase perubahan harga
input. Elastisitas pemintaan dari harga input dapat dilihat pada Tabel 33.
Elastisitas permintaan dari harga input bernilai negatif. Elastisitas permintaan dari harga input dapat dihitung dari parameter persamaan fungsi biaya.
Tabel 33. Elastisitas Permintaan dari harga Input tanpa Eksternalitas Komponen
Elastisitas Permintaan dari Harga Input Benih Ikan Mas
-0,892 Pakan
-0,973 Tenaga kerja
-0,999
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2011.
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai elastisitas permintaan dari harga input untuk masing-masing input adalah -0,892 benih ikan mas, -
0,973 pakan, -0,999 tenaga kerja. Tanda negatif ini menunjukkan adanya
hubungan terbalik antara harga input dengan penggunaan jumlah input. Jika
harga input naik, maka akan mengurangi jumlah faktor produksi yang digunakan.
Tabel 34. Elastisitas Permintaan dari harga Input dengan Eksternalitas Komponen
Elastisitas Permintaan dari Harga Input Benih Ikan Mas
-1,054 Pakan
-0,114 Tenaga kerja
-0,913 Lingkungan
-0,995
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2011.
Berdasarkan Tabel 33 terlihat bahwa nilai elastisitas permintaan dari harga input untuk masing-msing input adalah -1,054 benih ikan mas, -0,114 pakan, -
0,913 tenaga kerja, lingkungan 0,995. Tanda negatif ini menunjukkan adanya hubungan terbalik antara harga input dengan penggunaan jumlah input.
Jika harga input naik, maka akan mengurangi jumlah faktor produksi yang digunakan.
Semua elastisitas permintaan dari harga input bersifat inelastis. Hal ini berarti meskipun ada kenaikan harga, input tersebut akan tetap dibeli dan
digunakan oeleh pembudidaya ikan. Hal ini dikarenakan input tersebut
merupakan input pokok atau penting dalam proses budidaya ikan KJA.
6.7. Daya Dukung Lingkungan
Luas perairan Waduk Cirata yang digunakan untuk kepentingan budidaya KJA telah mencapai 19,82 dari 62.000.000 m
2
luas total perairan. Padahal idealnya, kegiatan budidaya KJA tidak melebihi 2 dari luas total waduk. Oleh
sebab itu, padatnyanya KJA di kawasan ini mengakibatkan sedimentasi yang akan makin bertambah dari tahun ke tahun. Hal ini pada akan menurunkan daya dukung
perairan bagi kegiatan budidaya ikan KJA.
Dengan menggunakan data laporan pemantauan kualitas perairan Waduk Cirata yang dilakukan oleh BPWC setiap 4 bulan sekali, akan dihitung daya
dukung perairan Waduk Cirata bagi kegiatan budidaya ikan KJA untuk kurun waktu tahun 2011. Software untuk menghitung daya dukung telah dikembangkan
oleh ACIAR dan Universitas Hasanudin Makasar dalam bentuk siap pakai. Input data dilakukan secara interaktif dengan memasukkan semua unsur yang
diperlukan oleh software yang dinamakan CAD_S TOOL Lampiran 7. Hasil analisis daya dukung perairan diperlihatkan pada Tabel 35.
Tabel 35. Penghitungan Daya Dukung Perairan Waduk Cirata No.
Uraian Satuan
Nilai 1.
Luas A Ha
6.200 2.
Volume V Juta m
3
2.165 3.
Kedalaman air rata-rata Ž
m 34,92
4. Debit air keluar
m
3
sec 100
5. Jumlah debit keluar
Juta m
3
tahun 3.110,40
7. Laju aliran p
Tahun 1,437
8. Waktu Tinggal Tw
Tahun 0,696
9. Daya dukung carrying capacity
Ton 43.678,96
Sumber: Diolah dari Data Primer, 2011.
Daya dukung lingkungan perairan Waduk Cirata untuk budidaya KJA adalah sebanyak 43.678,96 ton per tahun atau 14.558,67 ton per musim tanam.
Dengan demikian untuk kegiatan budidaya KJA tanpa biaya lingkungan, jumlah KJA yang optimal adalah 15.586 petak yang arealnya 1,23 dari luas waduk.
Kegiatan usaha budidaya KJA yang menyertakan biaya lingkungan, jumlah KJA nya mencapai 22.587 petak yang menempati 1,78 bagian waduk. Besarnya
jumlah petak KJA dan luasannya di perairan Waduk Cirata untuk model fungsi biaya dengan eksternalitas, dibandingkan dengan model tanpa eksternalitas, bukan
berarti bahwa model fungsi biaya dengan eksternalitas lebih buruk bagi kualitas perairan. Bahkan sebaliknya, lebih baik dibandingkan dengan model fungsi biaya
tanpa eksternalitas. Hal ini dapat dilihat pada sisi jumlah pakan yang akan masuk ke perairan menjadi lebih sedikit, ada biaya lingkunganeksternalitas yang harus
ditanggung petani untuk memulihkan lingkungan. Sedangkan untuk fungsi biaya produksi tanpa eksternalitas akan meningkatkan jumlah pakan, jumlah benih,
jumlah tenaga kerja untuk mengejar target produksi.
6.8. Instrumen Ekonomi