Analisis Aktorpelaku dan Tingkat Kepentingannya

terhadap budidaya ikan sistem KJA seperti yang tercermin pada penjelasan tentang koordinasi, batas yurisdiksi serta hak dan kewajiban kelembagaan.

7.4. Analisis Aktorpelaku dan Tingkat Kepentingannya

Aktor-aktor yang terlibat dalam pemanfaatan perairan Waduk Cirata berdasarkan derajat kepentingan dan pengaruhnya pada kuadran I Subjek ditempati oleh para pedagang sarana produksi perikanan, seperti penyedia benih, penyedia pakan dan sekaligus sebagai pembeli produksi ikan budidaya KJA. Kelompok ini memiliki kepentingan tinggi terhadap perairan Waduk Cirata, tapi kurang terlibat secara intens dalam merumuskan berbagai hal yang mengarah pada upaya pelestarian perairan Waduk Cirata. Ketergantungan tinggi yang dimaksud disini dalam kaitannya dengan kepentingan ekonomi yang dapat diraih dalam usaha budidaya ikan KJA. Para pengusaha perikanan di sektor benih, pakan, obat- obatan di sekitar Waduk Cirata selama ini meraih keuntungan yang tidak sedikit. Betapa tidak. Nilai ekonomi untuk sektor perbenihan dan penyediaan pakan bagi budidaya KJA sebanyak 43.350 petak yang rata-rata menggunakan 48,75 kg benihpetak dan pakan 1,5 tonpetak akan mencapai 370,6 M untuk benih dan 56,18 M untuk pakan selama satu musim tanam. Kuadran II Pemain ditempati oleh BPWC, Dinas Perikanan Provinsi, Dinas Perikanan Kabupaten, Balai Pelestarian Perikanan Perairan Umum BPPU dan UPTD-nya, petani ikan dan PokMasWas.. Kelompok ini memiliki tingkat kepentingan dan pengaruh yang tinggi dalam pengelolaan perairan Waduk Cirata. Sedangkan Kuadran III Penonton ditempati oleh aparat desa, perbankkan dan rentenir. Keberadaan mereka dinilai tidak terlalu tergantung terhadap perairan Waduk Cirata sebagai sumberdaya ikan dan juga tidak terlalu berpengaruh terhadap pengelolaannya. Adanya fleksibelitas usaha bagi aparat desa dalam kegiatan perekonomian yang tidak harus di sektor perikanan, tetapi bisa juga sektor pertanian menyebabkan aparat desa tidak memiliki kepentingan khusus terhadap keberlangsungan perairan Waduk Cirata sebagai sumberdaya perikanan. Sementara itu perbankkan yang bersaing dengan para rentenir hanya berperan sebagai penyedia sarana permodalan bagi para petani ikan. Biasanya petani ikan yang mendapat pinjaman modal dari bank adalah petani yang telah menjadi anggota kelompok tani tertentu. Petani ikan yang tidak menjadi anggota kelompok tani apabila butuh dana bagi usaha budidaya KJA menggunakan jasa rentenir atau para pedagang sebagaimana yang ada di Kuadran I. Kuadran IV Aktor ditempati oleh tenaga keamanan yang bertugas mengutip uang keamanan kepada para petani ikan. Kelompok ini memiliki pengaruh tinggi dengan sedikit kepentingan terhadap sumberdaya ikan di perairan Waduk Cirata. Mereka hanya mengutip, dan tidak berperan sebagai penegak hukum atas terhadap pelanggaran aktivitas budidaya KJA yang tidak memenuhi persyaratan teknis. Keberadaan aktor yang ada di kuadran I perlu didorong lebih ke tengah lagi jangan hanya sekedar berkepentingan tinggi terhadap sumberdaya perairan, tapi tidak mau berperan serta merumuskan apa yang sama-sama patut dimunculkan bagi kepentingan pelesatarian perairan. Dukungan pemerintah dan BPWC serta aktor yang ada di kuadran II diperlukan agar kelompok I terdorongtergeser ke kuadran II. Secara keseluruhan aktor-aktor harus dilibatkan secara langsung dalam pengelolaan sumberdaya ikan di perairan Waduk Cirata dapat dikelompokkan berdasarkan 4 empat yaitu: I. Kelompok petani. Aktor-aktor yang berperan ditingkat petani ikan terbagi atas 2 dua kelompok, yaitu petani yang menjadi anggota kelompok tani dan bukan atau belum menjadi anggota kelompok tani. Banyak di antara petani ikan yang bukan menjadi anggota kelompok tani, ternyata merupakan tokoh masyarakat sekitar, sehingga mereka mutlak harus menjadi perahatian. II. Kelompok kedinasan, yaitu BPWC, Pemprov Jabar, Pemkab 3 Kabupaten , yang diwakili oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Pemprov, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Cianjur, Bandung Barat dan Purwakarta, BPPPU, III. Kelompok pengusahaswasta. Kelompok swasta ini umumnya adalah para penyandang dana bagi petani ikan yang membutuhkan dana untuk musim tanam berikutnya. Keberadaan kelompok swasta ini sangat bermanfaatan bagi para nelayan, terutama dalam pengembangan modal usaha, namun juga berperan sebagai pembeli produksi perikanan. IV. Kelompok keamanan, yang ditempati oleh beberapa penduduk tertentu yang yang telah dimintaditunjuk oleh desa sebagai tenaga keamanan.

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN