Instrumen Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

Pejovich 1999 menyatakan bahwa kelembagaan memiliki tiga komponen, yakni: 1. Aturan formal formal institution, meliputi konstitusi, statuta, hukum dan seluruh regulasi pemerintah lainnya. Aturan formal membentuk sistem politik struktur pemerintahan, hak-hak individu, sistem ekonomi hak kepemilikan dalam kondisi kelangkaan sumberdaya, kontrak, dan sistem keamanan peradilan, polisi 2. Aturan informal formal institution, meliputi pengalaman, nilai-nilai tradisional, agama dan seluruh faktor yang mempengaruhi bentuk persepsi subyektif individu tentang dunia tempat hidup mereka; dan 3. Mekanisme penegakan enforcement mechanism, semua kelembagaan tersebut tidak akan efektif apabila tidak diiringi dengan mekanisme penegakan .

2.7. Instrumen Ekonomi

Instrumen ekonomi pada dasarnya adalah instrumen yang dirancang untuk mempengaruhi proses produksi dan konsumsi melalui mekanisme harga atau dengan cara mengubah ketertarikan ekonomi terhadap tindakan-tindakan tertentu. Instrumen ekonomi berfungsi untuk mengukuhkan, memperbaiki dan memperjelas hak pemilikan, menjamin pengguna sumber daya membayar sesuai yang dikonsumsi dan dapat menjadi subsidi bagi alternatif teknologi yang ramah lingkungan serta dapat membangkitkan penerimaan keuangan daerah. Secara umum Instrumen Ekonomi didefinisikan sebagai Instrumen berbasis pasar, karena menggunakan sinyal pasar seperti harga untuk memberikan insentif kepada pengambil keputusan untuk mengintegrasikan lingkungan dalam proses pengambilan keputusan. James 1997 mengidentifikasikan instrumen ekonomi untuk pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan sebagai mekanisme administrasi yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi perilaku siapa pun yang mendapatkan nilai dari sumber daya, memanfaatkan atau menyebabkan dampak sebagai side effect atau eksternalitas yang disebabkan aktifitas mereka. Robinson Ryan 2002, mendefinisikan instrumen ekonomi adalah suatu instrumen pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkelanjutan untuk mencapai efisiensi ekonomi dengan memberikan insentif kepada pelaku ekonomi untuk mengubah perilakunya sehingga mau menanggung dampak lingkungan yang ditimbulkannya”. Ada empat hal utama menyangkut fungsi Instrumen Ekonomi dalam pengelolaan lingkungan, yakni: 1. Menginternalisasikan eksternalitas dengan cara mengoreksi kegagalan pasar melalui meknisme ”full cost pricing” atau mekanisme pembayaran penuh, dimana biaya subsidi, biaya lingkungan dan biaya eksternalitas diperhitungkan dalam pengambilan keputusan. Dalam hal ini bahwa seseorang hanya akan rasional baik dalam membeli maupun menggunakan jika semua informasi tersedia dengan sempurna. Harga yang memperhitungkan biaya sosiallingkungan akan menjadikan pilihan yang rasional sehingga konsumsieksploitasi lebih efisien. 2. Mampu mengurangi konflik pembangunan versus lingkungan, bahkan jika dilakukan secara tepat menjadikan pembangunan ekonomi sebagai wahana vehicle untuk perlindungan lingkungan dan sebaliknya. Dengan memfungsikan instrumen ekonomi dalam pengelolaan lingkungan hidup, maka akan muncul keselarasan dalam pembangunan. Di satu sisi pembangunan ekonomi tidak akan mengeksploitasimenggunakan secara berlebihan, di sisi lain daya dukung lingkungan akan semakin kuat dan lestari sehingga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan lebih mudah dicapai. 3. Instrumen Ekonomi berfungsi untuk mengdorong efisiensi dalam penggunaan barang dan jasa dari sumber daya alam sehingga tidak menimbulkan overconsumption karena pasar --melalui instrumen ekonomi-- akan memberikan sinyal yang tepat terhadap penggunaan yang tidak efisien. Instrumen ekonomi akan memberikan pertanda bagi pelaku ekonomi agar selalu memperhatikan perilaku yang menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan sehingga kegiatan ekonomi yang berjalan selalu dalam koridor terarah pada tercapainya efisiensi dan bahkan memperbaiki kondisi yang ada menjadi lebih baik. Dalam hal ini hargabiaya barang dan jasa lingkungan yang selanjutnya lebih tinggi mahal akan mendorong penggunapembeli untuk membatasi konsumsi. 4. Instrumen ekonomi dapat digunakan sebagai sumber penerimaan revenue generating. Instrumen ekonomi dapat menghasilkan pemasukan dana dalam jumlah besar dari penerimaan pajak atau retribusi. Pihak yang akan memperoleh penerimaan tersebut bisa pemerintah pusat maupun daerah, unit pengelola penyedia jasa lingkungan atau kelompok masyarakat yang diberikan kewenangan untuk mengumpulkan penerimaan tersebut. Penerimaan tersebut dapat digunakan kembali untuk diinvestasikan kembali dalam kegiatan pengelolaan SDA dan lingkungan hidup dan dukungan lebih lanjut terhadap langkah-langkah praktis menuju kondisi lingkungan yang lebih baik, misalnya dengan mengadopsi teknologi yang ramah lingkungan dan lebih efisien.

2.7.1. Perlunya Instrumen Ekonomi

Bagi negara berkembang seperti Indonesia, pengelolaan lingkungan sangat diperlukan agar hasil-hasil yang dicapai dari pembangunan ekonomi tersebut tidak menguap oleh karena rusaknya sumber daya alam dan lingkungan. Untuk itulah dilakukan upaya-upaya pengendalian lingkungan. Selama ini instrumen pengendalian lingkungan terdiri dari command and control, moral suasion dan insentif berbasis finansial maupun pasar atau sering disebut sebagai Instrumen Ekonomi. Pengendalian lingkungan yang dilakukan melalui command and control dinilai sering kurang efektif manakala enforcement masih kurang. Instrumen berbasis command and control juga cenderung akan terjebak pada complex legislative web jaringan perundang-undangan yang kompleks serta mahalnya biaya penegakan hukum. Di sisi lain pendekatan pengendalian melalui moral suasion seperti pendidikan, tindakan sukarela untuk mengadopsi teknologi yang terbaik yang ramah lingkungan juga sering tidak efektif karena memerlukan tingkat kepatuhan yang tinggi dari para pengguna. Instrumen ekonomi di sisi lain, bekerja melalui reward and punisment serta melalui mekanisme pasar sehingga mengdorong produsen dan konsumen untuk menyesuaikan perilaku mereka terhadap dampak lingkungan melalui mekanisme insentif dan disinsentif. Instrumen Ekonomi ini sudah banyak diterapkan di beberapa negara dan terbukti efektif dalam mengendalikan dampak lingkungan. Alasan rasional diperlukannya Instrumen Ekonomi dapat dilihat pada Gmbar 1. Sumber : Panayotou,1994 Gambar 1. Alasan Rasional Perlunya Instrumen Ekonomi Berdasarkan Gambar 1 di atas dapat dijelaskan bahwa kombinasi tiga kegagalan yakni kegagalan institusi dengan tidak adanya hak pemilikan yang jelas, kegagalan pasar yang menimbulkan eksternalitas serta kegagalan kebijakan akan menghasilkan perbedaan yang besar atau biaya sosial dan biaya privat menyangkut penggunaan barang dan jasa lingkungan sehingga tidak memberikan sinyal yang benar kepada pengguna baik konsumen dan produsen. Sinyal yang salah ini kemudian menimbulkan adanya pemberian harga yang rendah underpricing terhadap barang dan jasa dari sumber daya alam yang bisa menimbulkan konsumsi yang berlebihan overconsumption serta kerusakan terhadap sumber daya alam dan lingkungan. Untuk mengoreksi ini semua maka instrumen ekonomi diperlukan sehingga dapat memberikan sinyal yang benar kepada pasar serta mengurangi kesenjangan antara biaya sosial dan biaya privat.

2.7.2 Jenis-Jenis Instrumen Ekonomi

Secara umum Panayatou 1994 lebih jauh membagi tipologi instrumen ekonomi menjadi tujuh jenis, yaitu : 1. Hak Kepemilikan property right 2. Penciptaan Pasar market creation 3. Instrumen Fiskal 4. Sistem Pungutan charge system 5. Instrumen Finansial 6. Instrumen Pertanggung jawaban liability 7. Performance dan Bond system Tipologi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. Dari gambar dapat dilihat bahwa dalam hal pemilikan property right ada dua hal yang perlu dipertimbangkan yakni menyangkut ownership right hak memiliki dan use right. Instrumen ekonomi yang bisa digunakan antara lain berupa licensing penjualan izin, pengesahan penjagaan stewardship, hak pengusahaan misalnya pada pertambangan dan sebagainya. Sementara itu dari sisi penciptaan pasar, mekanisme yang sering digunakan di negara maju seperti tradable permit, tradable catch quota individual transferable quota dapat digunakan sebagai instrumen pengendalian. Rincian jenis dan klasifikasi dari instrumen lainnya dapat dilihat pada Gambar 2. Sumber : Panayotou,1994 Gambar 2. Tipologi Instrumen Ekonomi Instrumen ekonomi adalah sebagian dari kebijakan lingkungan dalam mengendalikan dampak negatif yang terjadi pada lingkungan melalui mekanisme pasar. Berbeda dengan instrumen command and control, instrumen ekonomi didasarkan pada mekanisme insentif dan mekanisme pasar untuk mengurangi dampak lingkungan Fauzi, 2007. Secara umum instrumen ekonomi didefinisikan sebagai instrumen berbasis pasar, karena menggunakan sinyal pasar seperti harga untuk memberikan insentif kepada pengambil keputusan untuk mengintegrasikan konsern lingkungan dalam proses pengambilan keputusan. Banyaknya permasalahan lingkungan hidup yang terjadi akhir-akhir ini seperti; banjir, kerusakan hutan, pencemaran air lautdarat, erosi tanahlahan, dan  Tradable permit  Tradable quota  Tradable water right  Tradable resource share Market Creation Ownership rights  Water rights  Mining rights  Land rights  Use rights  Stewardship  Licensing Property Rights  Pollution charge  User charge  Impacak fee  Access fee  Toll road  Administrative charge Charge Pollution taxes  Effluent tax  Emission tax Input tax Import tax Product tax Fiscal  Subsidies  Soft loan  Grand  Revolving fund  Location incentives Financial  Legal liability  Non-compliance charge  Resource damage liability  Liability insurance  Enforcement incentive Liability  Performance bond  Land reclamation  Bond  Deposit refund system Deposit refund abrasi pantai, tidak terlepas dari adanya anggapan bahwa sumber daya air, udara, laut, hutan beserta kekayaan di dalamnya, dan lain-lain adalah milik bersama. Tidak ada satu pun aturan yang membatasi pemanfaatan sumber milik bersama itu, sehingga terjadilah eksploitasi yang berlebihan. Setiap pemanfaat menggunakannya semaksimal mungkin dengan asumsi bahwa orang lain akan memanfaatkan sumber tersebut bila tidak dimanfaatkan semaksimal mungkin. Penyalahgunaan pemanfaatan sumber milik bersama timbul karena tidak adanya mekanisme keseimbangan yang muncul dengan sendirinya guna dapat membatasi eksploitasi, sehingga dampakefek lingkungan yang timbul tidak dimasukkan dalam biaya internal usahanya. Misalnya, beberapa petani ikan yang menggunakan Karamba Jaring Apung KJA di berbagai waduk, menggunakan pakan yang berdampak tercemarnya waduk. Akibatnya mencemari badan air waduk secara sebagian atau keseluruhan sehingga pengguna lain dari sumberdaya waduk menjadi terganggu baik langsung maupun tidak langsung Selain itu, ketidaktahuan masyarakat dan institusi dapat pula menjadi penyebab terjadinya dampakefek lingkungan hidup itu atau sistem institusi belum maksimal dapat menunjang pencegahan perusakan lingkungan hidup walaupun pada dasarnya masyarakat sudah menyadari dampakefek kerusakan lingkungan tersebut. Selama ini pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB menjadi ukuran keberhasilan suatu daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kondisi yang demikian menyebabkan para ekonom dan pembuat keputusan mencari hubungan yang lebih mendalam tentang ekonomi, siklus, bisnis dan ketenagakerjaan. Indikator ini menyebabkan tidak mempedulikan masalah lingkungan, sehingga adanya penurunan sumberdaya alam, dan kerusakan lingkungan sama sekali tidak tercermin dalam indikator tersebut. Adanya peningkatan jumlah KJA di Waduk Cirata yang melebihi kapasitas dari yang diperkenankan, mengakibatkan terjadinya pendangkalan waduk, pencemaran di badan air. Para pelaku bisnis tidak mempedulikan keberadaan kebijakan pemerintah daerah dan pengelola Waduk Cirata bagi pembatasan jumlah Karamba Jaring Apung KJA yang diperkenankan. Pengelola dan Pemda tidak dapat berbuat banyak dengan kondisi ini. Pelaku bisnis perikanan melakukan tindakan yang mengarah pada pencemaran lingkungan. Di sisi lain, dokumen yang terkait dengan upaya pengelolaan lingkungan bagi Waduk Cirata belum terpikirkan saat Waduk Cirata akan dibuat, sehingga pengelola waduk hanya berusaha menjaga agar badan air tidak terlalu tercemar, dan belum memiliki acuan bagi tindakan terhadap pencemar lingkungan. Untuk itu penggunaan instrumen ekonomi selayaknya dapat segera diterapkan karena dari satu sisi instrumen tersebut dapat mempengaruhi estimasi harga tetapi juga akan memberikan suatu keputusan perilaku bisnisusaha yang lebih mengutamakan konservasi sumber daya dan pemulihan lingkungan hidup.

2.8. Penelitian Terdahulu