5.4. Kondisi Kualitas Air Waduk Cirata
Salah satu tugas BPWC adalah melakukan pemantauan kualitas air Waduk Cirata. Setiap 4 bulan sekali diadakan pemantauan kualitas air. Uraian kondisi
kualitas air Waduk Cirata diperoleh dari laporan pemantauan kualitas air Waduk Cirata Triwulan II tahun 2011 PJB, 2011. Pengukuran yang dilakukan dibedakan
atas 3 bagian yaitu pada permukaan kedalaman 0,2 meter, kedalaman 5 meter dan dekat dasar waduk dengan lokasi pengukuran pada 6 stasiun yang dapat
dilihat pada Gambar 8.
Sumber: BPWC, 2011.
Gambar 8. Peta Pengambilan Sampel Pengukuran Kualitas Air oleh BPWC
5.4.1. Temperatur Air
Hasil Pengukuran temperatur air waduk PLTA Cirata pada Triwulan II tahun 2011 disajikan pada Tabel 18 dan Gambar 9. Rata-rata temperatur air
Waduk Cirata di permukaan 29,4 C, pada kedalaman 5 m sebesar 28,3
C dan di dekat dasar 26,5
C. Temperatur berperan langsung dalam aktifitas dan proses metabolisme organisme, serta berpengaruh terhadap kelarutan oksigen di dalam
air. Peningkatan temperatur air akan meningkatkan metabolisme, konsumsi oksigen, dan aktifitas organisme, sehingga produksi ammonia dan karbon
dioksida dalam air akan meningkat. Tabel 18. Temperatur Air Waduk Cirata pada periode Triwulan II tahun 2011
Temperatur air
o
C pada kedalaman No. Stasiun
0.2 m 5 m
Dekat dasar Kedalaman
air m 2
29.2 29.1
26.4 74
3 29.6
28.4 26.4
95 4
29.8 29.1
26.5 85
5 28.1
26.6 26
13 6
30.6 27.9
27.1 55
9 29.2
28.8 26.5
95 Min.
28.1 26.6
26.0 13
Maks. 30.6
29.1 27.1
95 Rata-rata di waduk
29.4 28.3
26.5 70
Sumber: BPWC, 2011.
Gambar 9. Temperatur Air Waduk Cirata Periode Triwulan II Tahun 2011.
Stasiun sampling
2 3
4 5
6 9
T em
p e
rat u
r air
o
C
10 20
30 40
0.2 m 5 m
Dekat dasar
5.4.2. Oksigen Terlarut DO
Hasil pengukuran kadar oksigen terlarut air Waduk Cirata pada Triwulan II diperoleh pada permukaan 0,2 m kadar oksigen berkisar 4.0 mgL - 6,8 mgL
dengan rata-rata 5,5 mgL, dan pada kedalaman 5 m berkisar dari 1,5 mgL - 4,6 mgL rata-rata 2,8 mgL; sedangkan kadar DO di dekat dasar waduk berkisar
dari 1,1 mgL - 4,6 mgL rata-rata 2,2 mgL. Menurut data yang terkumpul secara umum terlihat bahwa distribusi vertikal DO di Waduk Cirata menunjukkan
profil clinograde, yaitu makin ke dalam kadar DO makin rendah. Pada
permukaan 0,2 m kadar DO umumnya paling tinggi, sedangkan pada kedalaman 5 m menurun. Kadar oksigen terlarut akan menentukan kecepatan metabolisme
dan respirasi, kandungan DO akan berkurang dengan naiknya temperatur. Pengukuran kadar oksigen terlaurt disajikan pada Tabel 19 dan Gambar 10.
Tabel 19. Kadar Oksigen Terlarut Air Waduk Cirata pada Periode Triwulan II Tahun 2011
Kadar DO mgL pada kedalaman No. Stasiun
0.2 m 5 m
Dekat dasar 2
5.8 4.5
1.4 3
4.0 1.5
1.1 4
4.2 2.5
1.3 5
6.6 4.6
4.6 6
5.8 1.7
3.5 9
6.8 1.7
1.2 Min.
4.0 1.5
1.1 Maks.
6.8 4.6
4.6 Rata-rata di waduk
5.5 2.8
2.2
Sumber: BPWC, 2011.
Gambar 10. Kadar Oksigen Terlarut Air Waduk Cirata Periode Triwulan II Tahun 2011
5.4.3. Karbondioksida
Kadar CO
2
bebas air Waduk Cirata pada pengukuran Triwulan II disajikan pada Tabel 20 dan Gambar 11. Di dalam waduk pada permukaan kadar CO
2
berkisar dari 0 - 3 mgL, pada kedalaman 5 m rata-rata 4 mgL dan pada kedalaman dekat dasar lebih meningkat lagi hingga mencapai rata-rata 7,2 mgL.
Adanya peningkatan kadar CO
2
pada bagian perairan yang makin dalam diperkirakan dari proses respirasi fitoplankton, zooplankton, bakteri dan kecilnya
pengguna CO
2
dalam proses fotosintesis fitoplankton. Jumlah CO
2
yang besar pada bagian dasar dapat disebabkan oleh dekomposisi yang intensif bahan-bahan
pencemar yang terakumulasi di dasar perairan.
Stasiun sampling
2 3
4 5
6 9
K a
d a
r O
2
te rl
a ru
t m
g L
2 4
6 8
0.2 m 5 m
Dekat dasar
Tabel 20. Kadar Karbondioksida Waduk Cirata pada Periode Triwulan II Tahun 2011
Kadar CO
2
mgL pada kedalaman No. Stasiun
0.2 m 5 m
Dekat dasar 2
1.1 1.4
7.6 3
2.8 3.2
8.4 4
3.0 5.6
12.8 5
0.0 2.1
2.6 6
1.4 7.3
5.3 9
1.0 4.6
6.5 Min.
0.0 1.4
2.6 Maks.
3.0 7.3
12.8 Rata-rata di waduk
1.5 4.0
7.2 Sumber: PJB BPWC, 2011.
Gambar 11. Kadar Karbondioksida Air Waduk Cirata Periode Triwulan II
Tahun 2011
Stasiun sampling
2 3
4 5
6 9
K a
d a
r C
O
2
b e
b a
s m
g L
2 4
6 8
10 12
14 0.2 m
5 m Dekat dasar
5.4.4. Keasaman pH
Derajat keasaman pH air waduk secara umum bersifat netral, pada permukaan berkisar dari 6, s.d. 8,3 rata-rata 7,4, pada kedalaman 5 m berkisar
dari 7,0 s.d 7,7 rata-rata 7,2 sedangkan pada kedalaman dekat dasar berkisar dari 6,6 s.d. 7,3 rata-rata 7,0. Keasaman pH air Waduk Cirata terdapat pada Tabel
21 dan Gambar 12. Derajat keasaman umumnya dipengaruhi oleh jumlah ion karbonat dan bikarbonat di dalam air, dan jumlah karbondioksida dari aktivitas
fotosintesis algae yang tinggi pada siang hari sehingga peningkatan nilai pH bisa mencapai mendekati basa.
Tabel 21. Nilai pH Air Waduk Cirata pada Periode Triwulan II tahun 2011
pH air pada kedalaman Kedalaman
No. Stasiun 0.2 m
5 m Dekat dasar
air m
2 7.5
7.7 7.1
74 3
6.9 7.0
6.8 95
4 7.1
7.0 6.6
85 5
8.3 7.7
7.3 13
6 7.6
7.0 7.1
55 9
7.1 7.0
6.9 95
Min. 6.9
7.0 6.6
13 Maks.
8.3 7.7
7.3 95
Rata-rata di waduk 7.4
7.2 7.0
70 Sumber: PJB BPWC, 2011.
Gambar 12. Nilai pH air Waduk Cirata Periode Triwulan II Tahun 2011
Stasiun sampling
2 3
4 5
6 9
p H
2 4
6 8
10
0.2 m 5 m
Dekat dasar
5.4.5. Hidrogen Sulfida
Pada permukaan waduk pengukuran kandungan H
2
S rata-rata adalah 0,002 mgL, sedangkan pada kedalaman 5 m adalah rata-rata 0,009 mgL. Sedangkan
pada kedalaman dekat dasar rata-rata 0,384 mgL Tabel 22. Kandungan H
2
S pada perairan berasal dari sumber pembentukannya, yang biasanya berasal dari
respirasi anaerob senyawa-senyawa pencemar yang terakumulasi di dasar waduk. Namun demikian, kadar H
2
S juga dapat disebabkan oleh rendahnya nilai pH, dimana makin rendah keasaman air akan makin sedikit H
2
S yang terionisasi. Tabel 22. Kadar H
2
S air Waduk Cirata pada Periode Triwulan II tahun 2011
Kadar H
2
S mgL pada Kedalaman No. Stasiun
0.2 m 5 m
Dekat Dasar 2
Tt tt
0.029 3
Tt tt
0.141 4
Tt 0.009
0.981 5
Tt tt
tt 6
0.002 tt
tt 9
Tt tt
tt Min.
0.002 0.009
0.029 Maks.
0.002 0.009
0.981 Rata-rata di waduk
0.002 0.009
0.384 Sumber: PJB BPWC, 2011.
Gambar 13. Kadar H
2
S air Waduk Cirata Periode Triwulan II tahun 2011
Stasiun sampling
2 3
4 5
6 9
K a
d a
r H
2 S
m g
L
0.0 0.2
0.4 0.6
0.8 1.0
1.2 0.2 m
5 m Dekat dasar
5.4.6. Kesadahan
Tingkat kesadahan air Waduk Cirata pada kedalaman 0,2 m rata-rata adalah 31 mg CaCO
3
L, pada kedalaman 5 m adalah 35 mg CaCO
3
L, dan dekat dasar 40 mg CaCO
3
L. Kriteria tingkat kesadahan air waduk Cirata tergolong lunak dengan kadar CaCO
3
pada umumnya 60 mgL CaCO
3
. Tingkat kesadahan air sangat berpengaruh terhadap toksisitas logam berat terhadap ikan karena
makin rendah kesadahan air akan semakin tinggi toksisitasnya. Tabel 23.
Kesadahan Air Waduk Cirata pada Periode Triwulan II Tahun 2011
Kadar CaCO
3
mgL pada kedalaman No. Stasiun
0.2 m 5 m
Dekat dasar 2
26 26
40 3
26 42
40 4
32 42
40 5
36 34
36 6
36 44
42 9
28 22
40 Min.
26 22
36 Maks.
36 44
42 Rata-rata di waduk
31 35
40 Sumber: BPWC, 2011.
Gambar 14. Kesadahan air Waduk Cirata Periode Triwulan II tahun 2011
Stasiun sampling
2 3
4 5
6 9
K a
d a
r C
a C
O 3
m g
L
10 20
30 40
50
0.2 m 5 m
Dekat dasar
5.4.7. Unsur Hara Dan BOD
Hasil pengukuran unsur hara nitrogen NO
2 -
, NO
3 -
, dan NH
3
-N dan BOD pada Triwulan II. Kadar rata-rata unsur hara nitrogen pada permukaan berkisar
dari 0,92 mgL s.d. 1,63 mgL rata-rata 1,16 mgL, pada kedalaman 5 m berkisar dari 1,16 mgL s.d. 9,45 mgL rata-rata 2,69 mgL dan pada kedalaman dekat
dasar berkisar dari 1,02 mgL s.d. 1,72 mgL rata-rata 1,26 mgL. Untuk BOD, pada permukaan berkisar dari 7,36 mgL s.d 16,91 mgL
rata-rata 10,72 mgL pada kedalaman 5 m berkisar dari 8,24 mgL s.d. 14,12 mgL rata-rata 10,80 mgL dan pada kedalaman dekat dasar berkisar dari 3,97
mgL s.d. 16,47 mgL rata-rata 11,03 mgL. Berdasarkan kandungan unsur hara Nitrogen dan BOD pada setiap
stratifikasi kedalaman air waduk berfluktuasi, namun pada umumnya termasuk kategori eutrofik 0,02 mgL N-anorganik dan 6,0 mgL.
Tabel 24. Unsur Hara Nitrogen dan BOD Perairan Waduk Cirata Periode
Triwulan II tahun 2011
Kedalaman air 0,2 m
5 m Dekat dasar
Stasiun
NO
2
+ NO
3
+ NH
3
mgL PO
4
mgL BOD
mgL NO
2
+ NO
3
+ NH
3
mgL PO
4
mgL BOD
mgL NO
2
+ NO
3
+ NH
3
mgL PO
4
mgL BOD
mgL
2 0.93
0.11 7.69
1.16 0.11
9.41 1.03
0.12 13.17
3 1.61
0.11 12.67
1.16 0.10
8.24 1.72
0.13 4.31
4 0.92
0.11 10.57
1.16 0.11
10.00 1.03
0.16 15.69
5 0.96
0.11 9.13
9.45 0.11
14.12 1.03
0.14 16.47
6 1.63
0.10 16.91
1.62 0.09
10.00 1.71
0.02 12.54
9 0.92
0.10 7.36
1.62 0.10
13.04 1.02
0.12 3.97
Min 0.92
0.10 7.36
1.16 0.09
8.24 1.02
0.02 3.97
Maks. 1.63
0.11 16.91
9.45 0.11
14.12 1.72
0.16 16.47
Rata- rata
1.16 0.11
10.72 2.69
0.10 10.80
1.26 0.11
11.03
Sumber: PJB BPWC, 2011.
VI. ANALISIS FUNGSI BIAYA PRODUKSI